Shut - Up!! Part 43

1.4K 46 0
                                    

@ Rumah Sakit

Di ruangan yang serba putih ini, alvin sedang duduk disamping ranjang ify. Dibelainya rambut ify perlahan, lalu alvin menggenggam tangan ify, sambil menciuminya. Airmata alvin kini tak berhenti menetes.

" Kenapa fy? Kenapa kamu gak jujur sama aku? Maaf karena aku gak tau apa-apa, aku gak tau kamu selama ini sangat berjuang mempertahankan calon anak kita. Aku minta maaf.."Ucap alvin yang menaruh tangan ify di pipinya, alvin pun tak sanggup melihat ify yang kini terbaring begitu lemah tak berdaya.

" Maafin aku fy, maaf. aku gak bisa kehilangan kamu. Aku gak bisa hidup tanpa kamu, aku gak punya pilihan lain, maaf. tapi aku harus ngelakuin ini, agar nyawa kamu bisa diselamatkan, maaf fy. Maafin aku"Ucap alvin sambil terisak pelan disamping ify. diruangan yang begitu sunyi itu hanya ada mereka berdua, hanya detak kardiogram denyut nadi ify dan tangisan alvin yang tertahan. Hanya bisa menimbulkan rasa perih bagi siapa saja yang melihat kondisi seperti ini. Perlahan di tengah tangisan alvin, ify pun menitikkan airmatanya dan alvin tak menyadarinya sama sekali.

@ Bandara – Lobby keberangkatan

" tapi kenapa?" Tanya sivia pada iel.

" maaf" iel pun berbalik dari hadapan sivia, ia melangkah pergi.

" Tunggu iel.."Sivia menahan lengan iel.

" Cukup via, cukup! Lepasin tangan aku"Ucap iel yang akhirnya meninggi. Ia kembali menghadap sivia. Sivia pun terdiam.

" Cukup via, Tolong jangan lagi permainin aku. Jangan pernah kasihan sama aku, aku tau apapun yang aku lakukan gak akan buat kamu mencintai aku, kamu hanya mencintai satu orang dan orang itu bukan aku, tapi kak dayat! Jadi cukup sampe disini, aku yang akan pergi dari kehidupan kalian."Ucap iel yang menjelaskan secara cepat tanpa henti.

" Gak, kamu salah.. kamu.."Ucap sivia terbata-bata

" Cukup via, aku gak mau denger apapun penjelasan dari kamu, aku udah harus berangkat"Ucap iel, iel pun berbalik kembali menarik kopernya meninggalkan sivia.

" KAMU HARUS DENGER!! GABRIEL STEVENT DAMANIK BERHENTI!! KAMU HARUS DENGER AKU!!Teriak sivia kencang-kencang sampai semua menoleh ke arah sivia. Iel terhenti, tapi ia tak menoleh sama sekali. Ia tak ingin kalah dari perasaannya saat ini.

" Aku sama sekali gak pernah bermaksud nyakitin kamu, aku memang salah, aku terlambat menyadari perasaan aku sebenarnya, aku memang bodoh, aku gak sadar atas semua hari yang udah kita lalui bersama, atas perhatian kamu, cinta yang kamu berikan sama aku. Tanpa aku sadar aku perlahan mencintai kamu. Ya iel, aku benar-benar mencintai kamu, aku sudah terbiasa dengan hari – hari bersama kamu. Aku baru sadar, ketika semua sudah terlambat, saat kamu berubah jadi pribadi yang dingin dan tertutup. Kamu sama sekali gak menghiraukan aku, kamu menganggap aku bagaikan angin. Kamu gak menyapa kalau kita ketemu, kamu selalu menghindar dari aku, perasaan seperti ini lebih sakit ketimbang saat kak dayat meninggalkan aku dulu. Kak dayat buat aku sekarang hanyalah masa lalu, aku berharap kamu masih mau jadi masa depan aku." Ucap sivia panjang lebar. Iel pun hanya tediam tanpa membalikkan badannya. Sivia mendekati iel.

" Iel.. aku mohon kasih aku kesempatan, jangan pergi.."Ucap sivia yang kini tepat berada di belakang tubuh iel. Sivia memandang punggung laki-laki yang terdiam mendengar semua perkataannya. Kemudian iel pun berbalik melihat sivia yang sudah banjir airmata itu.

" Aku mencintai Kamu, lebih besar dari yang bisa kamu bayangkan"Ucap iel sambil menghapus airmata di pipi sivia. Kemudian iel menarik sivia kedalam pelukaannya. Iel memeluk erat sivia, membelai rambut sivia.

" Iel...aku mohon jangan pergi.."Ucap sivia yang kini memeluk erat punggung iel, sambil menangis. iel pun melepaskan pelukkannya dan menatap sivia. Ia pun tersenyum.

SHUT-UP!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang