SHUT-UP!! Part 47

1.3K 47 1
                                    

Hari demi hari telah berlalu, Agni masih terus mengganggap cakka adalah rio. Cakka tak pernah sedikitpun meninggalkan agni, dengan telaten cakka merawat agni. Ify pun berangsur membaik. Sivia kini menggantikan posisi agni di kantor pusat. Kadang ia sibuk bukan main. Dan shilla? Pagi ini ia bersiap untuk berangkat ke amerika bersama debo.

Ia mengemasi barang-barangnya.

@ Kamar shilla

" Shill, lo udah yakin sama keputusan lo?"Ucap ify yang duduk di ranjang shilla membantu membereskan pakaian shilla.

" udah fy"Ucap shilla.

" yaudah kalo lo udah yakin. Kita udah dewasa, udah saatnya kita mengambil keputusan yang kita anggap paling baik. Dan Apapun keputusan lo. gue akan selalu dukung lo"Ucap Ify. Ia memang bukan shilla, tapi Ify cukup tau jelas, apa yang shilla rasakan saat ini pasti memang sangat menyakitkan. Tak ada yang salah jika kita merasakan sakit hati akibat sebuah cinta. Tak ada yang salah jika Kita ingin melupakan cinta itu. Shilla dan ify kini berpelukan.

" Thanks fy, maaf ya kalau gue harus ninggalin kalian"Ucap shilla

" Gak apa-apa, take care" senyum Ify.

@ Rumah sakit

" Aku udah kenyang yo"Ucap agni sambil menutup mulutnya.

" yaudah, kamu mau minum?"Ucap cakka sambil memberikan segelas air putih pada agni. Agni pun meminumnya.

" Bruukkk"Tiba-tiba sivia dan iel datang ke kamar agni.

" Cakka... Lo masih disini?"Ucap sivia

" iya, emang kenapa?"Tanya cakka sambil menaruh gelas dan piring agni diatas meja.

" Shilla mau pergi, dia mau ke amerika"Ucap sivia. Cakka pun terdiam, begitu juga agni.

" shilla ke amerika?"Ucap agni.

" Iya cakk, dia ke amerika bareng debo, penerbangan jam 1. Ify tadi telepon sivia. Makanya kita buru-buru kesini, karena gue telepon lo hp lo gak aktif"Ucap iel.

" iya, hp gue lowbat"Ucap cakka pelan, kemudian ia melihat jam tangannya. Jam 12 Tepat.

" Yaudah... lo ngapain masih disini? Lo gak kejar dia?"Ucap sivia geregetan. Cakka terdiam ia memandang agni.

" Enggak, gak usah. Gue gak ada hak kejar dia."Ucap cakka. Agni menatap cakka dalam, ia menggenggam erat tangan cakka.

" Makasih kalian udah kasih tau gue, tapi gue gak mungkin tinggalin agni"Ucap cakka. Sivia kini mendekati agni.

" Agni... Agni lo liat dia. Dia cakka ag, dia bukan rio. Tolong sadar ag. Dia bukan rio. Ag, shilla sekarang mau pergi. Cakka harus pergi ngejar shilla."Ucap sivia menatap agni.

" Gak... dia bukan cakka, dia rio. dia rio."Ucap agni tetap pada pendiriannya.

" Udah vi, udah. Kalian bisa keluar sekarang. Tinggalin gue berdua sama agni, sekali lagi thanks buat infonya. "Ucap cakka. Akhirnya sivia dan iel meninggalkan agni dan cakka. kini agni masih gemetar, ia menggenggam erat tangan cakka.

" Agni.. Agni liat aku"Ucap cakka menaikkan kepala agni yang tertunduk sambil menangis.

" Agni.. aku mau cerita kamu mau denger?"Ucap cakka sambil tersenyum pada agni. Agni menggangguk.

" Dulu pernah ada seorang putri cantik, ia mengambil sebuah boneka di atas pohon, lalu.."Cakka mulai bercerita semua pengalamannya dengan agni, berharap agni bisa ingat semuanya. Agni mendengar dengan seksama. Airmata agni mulai menetes. Cakka terdiam memandang agni.

SHUT-UP!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang