Shut-Up!! Part 60

1.3K 50 1
                                    

" ma.. pulang ma.. cepet ma... stevent takut ma, disini ada banyak penjahat... bibi tadi ditembak ma.. pulang ma" ucap stevent sambil menangis disambungan telepon dengan sivia. Sivia langsung berdiri terkejut, penyesalannya muncul dengan cepat, kenapa ia harus kalah mengikuti kemauan anaknya yang hanya karena masih ingin tidur itu malas diajak ke bougenvile house bersamanya. Harusnya ia memaksa stevent ikut, hanya jika saja ia tahu ternyata hal seperti ini akan terjadi.

" kenapa via? Ada apa?" tanya iel yang kini wajahnya terlihat panik, sementara yang lain juga terlihat sama paniknya meski belum tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi, yang jelas wajah sivia terlihat sangat tidak baik saat ini.

" STEVENT... KAMU DIMANA NAK?" teriak sivia, sivia memandang iel kini dengan tatapan penuh kecemasan, iel langsung mengambil posisi disebelah istrinya itu.

" steve di gudang belakang ma, ma tolongin stevent ma..." ucap stevent sambil menangis.

" Stevent denger mama, kamu diam disana, kamu harus sembunyi sampai mama datang ya nak, jangan keluar ya nak..."ucap sivia cepat, sivia kini berharap iel dan teman-temannya mengerti maksud tatapannya, tanpa ia harus panjang lebar menjelaskan, sivia menatap agni, ify dan shilla bergantian. Agni mengangguk mengerti, saat sivia memincingkan matanya pada agni. Seakan memberitahu bahwa hari yang ditakutkan ini akhirnya datang juga.

" stevent jangan putusin teleponnya.. mama segera pulang sayang.." ucap sivia cepat, diambilnya pistolnya diatas meja, sivia langsung terburu-buru meninggalkan taman belakang diikuti iel yang seakan paham apa yang terjadi saat ini.

" brain, phoenix kalian tetap disini.." ucap agni sambil menyiapkan pistolnya.

" tapi bozz?" ucap ify yang kini langsung berdiri itu, sementara lysa terlihat memeluk pinggang ify. Ify menoleh ke arah lysa, begitu pula agni dan yang lainnya. Shilla yang kini sedang memangku carol juga diam tanpa suara.

" kita gak mungkin membawa anak-anak kesana brain" ucap agni cepat menatap ify, kemudian shilla. Ify dan shilla pun terdiam, memang mereka saat ini terlihat seperti tak berguna sama sekali tapi benar yang dikatakan agni, mereka gak mungkin membawa carol dan lysa ikut dalam adu senjata ini. Itu sangat berbahaya.

" yo, vin, cakk.. kalian juga disini.." ucap agni lagi.

" iya ag.." ucap alvin yang kini mengambil alih lysa dari ify dan menggendong lysa.

" okey.." ucap cakka.

" apa alasan aku disini?" ucap rio tiba-tiba, agni memandang rio.

" ini terlalu bahaya yo, maaf bukan aku bermaksud menyepelekan kamu tapi mereka semua bersenjata kita tidak bisa melawannya hanya dengan tangan kosong" ucap agni menatap rio.

" iya agni benar, bahkan lo belum belajar menembak sekalipun yo." Ucap cakka yang diangguki alvin. Rio pun terlihat agak kesal dengan pertimbangan yang dilakukan istrinya itu, diambilnya pistol di atas meja, dari jarak mereka berkumpul sekarang, rio pun mulai mematik pistolnya, dan mengarahkannya ke botol-botol yang sejak tadi jadi sasaran tembak iel.

" Dor... Dor..Dor.. Dor.. Dor" rio pun menembak botol-botol itu satu-persatu dengan satu tangan dan hasilnya tak ada satu botol pun yang lolos dari bidikannya. Semua tercengang melihat aksi rio, terlebih-lebih agni, ia merasa kecolongan, sejak kapan suaminya itu jadi ahli tembak seperti ini?

" lalu apa aku masih gak boleh ikut, Bozz?" Sindir rio pada istrinya itu.

" kau berhutang penjelasan padaku" ucap agni sambil sedikit tersenyum, agni dan rio pun langsung pergi menyusul sivia dan iel.

@ Mobil sivia

Terlihat iel menyetir mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi, ia menyalip mobil-mobil tanpa memperhatikan keselamatan dirinya atau bahkan sivia disampingnya kini. Nyawa jagoan kecilnya sedang diambang bahaya, sivia terlihat masih berbicara dengan stevent di telepon, sementara dari kaca spion, iel bisa mengetahui mobil rio setia mengikutinya dari belakang.

SHUT-UP!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang