chapter 6

27 4 0
                                    

KIAN pov.

Pagi hari minggu ini, aku sudah bersiap untuk main ke-kos Agnes, seperti hari-hari sebelumnya.

Aku melangkah menuju lantai utama untuk sarapan, kasihan Agnes kalo makananya aku ambil alih terus, seperti kemarin entar bisa kurus dia.

"pagi Ma, Pa! "sapaku pada kedua orang tuaku.

"pagi sayang! "balas Mama ku, Papa terlihat sangat sibuk dengan koran paginya ditemani segelas kopi hitam kesukaanya.

Wekeend seperti ini memang rumah ramai, Papa tidak kekantor, Mama tidak kebutik, dan aku tidak sekolah. Tapi, tetap saja aku kesepian, tidak ada saudara adik tau kakak.

Dan tidak lama lagi aku akan bertemu saudara laknatku, tentu saja Agnes. Aku menganggapnya seperti adik sendiri tidak lebih.

Orang-orang banyak bilang jika persahabatan dijalin oleh seorang perempuan dan laki-laki, tidak aman, sahabat itu pasti melibatkan perasaan. Tapi, aku dan Agnes tidak, kami punya asmara masing-masing.

Kalau boleh jujur, aku tidak suka melihat Agnes dengan Genta, bukan apa-apa aku hanya takut Agnes disakiti olehnya seperti dulu.

"abang mau kerumah Agnes lagi yah !" tanya Mama menatapku dengan tatapan tidak suka.

"iya, abang bosen dirumah! "jawabku langsung duduk dimeja makan.

"bang! Udah berapa kali sih Mama bilang, Agnes itu nggak baik buat kamu, dia itu perempuan nggak bener! "tuding Mama asal akan sosok Agnes.

Brak..!

Aku mengebrak meja langsung berdiri karna kesal dengan Mama, pagi-pagi sudah merusak mood ku. Aku sudah tak nafsu sarapan.

Jika tidak mengingat ia Mamaku yang melahirkanku, sudah ku pukul wajahnya sedari tadi seperti anak kubel tadi malam yang menghina Agnes seenaknya.

"Kian berangkat Pa! "pamitku mencium punggung tangan Papa, dan dibalas anggukan oleh Papa.

Akupun keluar dari rumah, mengeluarkan motorku dari garasi. Dan mulai menjauh dari rumah.

AUTHOR pov.

Saat Kian mulai keluar rumah tadi. Angga selaku Papa Kian membuka suara.

"Mama nih! Udah tau kalo Kian itu nggak bisa dijauhin dari Agnes, masih aja! "

"Mama nggak perduli! "

"Papa pusing Ma! Setiap hari minggu Mama sama Kian berantem terus "

"itu juga gara-gara Agnes! Mama tu nggak suka sama Agnes pa! Anaknya liar! " balas Jihan pada suaminya.

"apa yang ngebuat Mama nggak suka sama Agnes? " tanya Papa Kian mulai serius.

"pertama! Sejak Kian masuk SMA dan deket sama Agnes, anak kita jadi nakal Pa, kita aja berkali-kali dipanggil kesekolah, Kedua! Karna deket sama dia Kian yang dulunya nurut jadi sering ngelawan sama Mama-"

"itu karna Mama yang maksain kehendak Mama sama Kian! "

"ok! Anggap aja itu memang salah Mama, tapi yang Ketiga kita nggak tau asal usul Agnes dari mana! "

Angga diam dengan omongan sang istri. Pasalnya selama 2 tahun lebih ini, Kian tak perna bercerita pada mereka berdua tentang dimana keberadaan keluarga Agnes ditambah lagi setiap Angga dan Jihan bertanya tentang itu, Kian selalu mengalihkan topik!.

"tuh kan! Papa aja diem, wajar kan Mama nggak suka sama Agnes! "

"tapi kitakan nggak boleh asal ngejudge orang kayak itu Ma! Mana tau ada rahasia yang kita nggak boleh tau! "felling Angga.

FallenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang