chapter 23

18 4 0
                                    

Pagi hari ini, terlihat seorang gadis berpiyama biru tertidur dilantai. Mukanya terlihat pucat, matanya tertutup rapat, tak ada seorang pun yang tau.

Agnes mengeliat merasakan badanya kedinginan, ia membuka matanya perlahan. Ia bangkit kepalanya masih pusing dan dadanya masih sesak.

Dari gue pingsan sampek gue bangun, nggak ada yang tau? Apa nggak ada orang yang kesini tadi malam?. Batinnya.

Kasihan banget lo neng!

Ia berjalan mengambil obat dekat meja Tv, ia meminumnya tanpa air, lalu kedapur untuk sarapan masih dengan ketidaknyamanan tubuhnya.

Agnes membuka kulkas kosong! dan rak yang biasa menyimpan mie kosong juga!.

Ia menghela nafas, dan teringat bahwa ia tak bersekolah. Agnes melirik jam pukul menunjukan 09:00.

Ah bodo amat, nggak sekolah nggak masalah buat gue!. Batinnya.

Agnes menuju kamarnya mengabaikan rasa sakit tubuhnya, ia berencana pergi ke Mini Market.

Skip.

Gadis berjaket tebal itu sedang memilih-milih bahan makananya, ia banyak memilih makanan yang cepat saji.

Saat ia sudah akan keluar, ia melihat orang yang ia kenal sedang kesusahan membawa belanjaanya.

Itukan tante Muri!. Batinnya saat melihat wanita cantik yang sedang kesulitan.

Agnes pun berinisiatif menghampiri Muri.

"butuh bantuan Tan? "tanya Agnes mulai mengambil satu bungkus besar tepat dibawah kaki Muri.

Muri melirik gadis itu, ia benci Agnes.

"nggak usah saya bisa sendiri, kamu nggak usah cari muka sama saya! "tukasnya.

Agnes menghentikan gerakanya dan menghadap Muri dengan senyuman.

"saya nggak cari muka kok Tan! Kalo tante tadi nenek-nenek, saya juga bakal bantuin! "jawab Agnes menahan amarahnya. Enak saja ia dibilang cari muka.

Muri menatap Agnes tajam.

"saya permisi Tan!" pamit Agnes langsung pergi.

-----------------------

Agnes baru keluar dari toilet, lorong sepi karna jam pertama baru dimulai. Sesungguhnya ia malas kekelas.

Saat sedang berjalan menuju kelas, ia melihat seseorang sedang diseret oleh 2 orang perempuan.

Itu kayak Komala, ngapain dia diseret-seret! sama siapa lagi tuh?. Batinnya.

Kakinya pun melangkah mengikuti kedua orang itu. Komala sudah pingsan itulah sebabnya ia tak berteriak.

Kedua perempuan itu membawa Komala ke gudang dan mengunci pintunya.

Agnes menempelkan telinganya kebadan pintu. Ia mendengar samar-samar apa yang mereka bicarakan.

Enak lo cari bantuan aja Nes!

*Dalam gudang.*

Byur...

Gadis cantik itu menyiram Komala yang tengah duduk dikursi dan diikat dengan air, teman yang satunya hanya tersenyum tipis.

Komala kaget dan membuka matanya, saat terbuka matanya menangkap sosok yang dibencinya.

"ngapin lo bawa gue kesini?! "bentak Komala.

"karna gue pengen buat pelajaran sama lo! "jawab gadis itu.

"apa salah gue hah? "tanya lagi Komala.

FallenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang