chapter 26

20 3 0
                                    

Hari-hari berlalu dengan cepat, minggu ini adalah Ujian semester 1 bagi anak SMA Bhakti Buminthara, bukan cuma sekolah itu tapi juga diseluruh indonesia.

Gadis berkuncir kuda itu terlihat lesu menatap soal ujian MTKnya, mana pengawasnya adalah guru BP lagi. Semangatnya luntur, dari 50 soal ganda gadis itu baru hanya mengisi 3.

Gadis itu melihat belakang, depan, kanan, kiri. Semua temanya tampak sedang serius, kecuali seorang pemuda dibangku pojok yang sedang tidur, Yudi.

Dalam ujian ini, mereka harus duduk perorang. Jadi mana bisa Agnes nyontek, Reni juga berada di bangku paling depan dekat pintu.

"waktunya tinggal setengah jam lagi anak-anak! "

Agnes mendengus ditempatnya.

Untung nih ujian terakhir seminggu ini. Batinya menerawang bagaimana ia melewati masa ujian seminggu lalu yang penuh dengan kebosanan.

Agnes berpikir ia malas menghitung angka yang berkoma-koma ini.

Ngapain juga harus belajar berhitung, nanti kedepannya juga pakek kalkulator. Batinnya merutuk.

Cap-cip-cup kembang kuncup pilih yang mana yang mau dicup. Ucapnya dalam hati sambil menggerakan pensilnya ke pilihan A-B-C-D.

Ke-47 soal ia buat seperti itu. Ia mencoba peruntunganya.

Orang pinter kalah sama orang yang giat! Orang giat bakal kalah sama orang yang beruntung! Ngapain susah-susah ngitung. Batinnya.

Yang 3 soal tadi? Ia menuruti kata hatinnya saat memilih Ke-3 soal tadi.

"waktunya habis anak-anak! "ucap sang pengawas berjalan mengambil soal-soal ujian siswa.

-----------------------

Agnes memandangi gelang hitam itu, matanya menerawang.

"lo mau gue kadoin apa Kin? "tanya Agnes saat mereka mengelilingi pasar malam itu.

"kalo gue yang minta itu bukan kado namanya, orang gue udah tau! "balas Kian.

"kan cuma nanya!"

Langkah Agnes terhenti pada om-om tukang jual gelang, Kian mengikuti Agnes berhenti.

Mereka berdua mendekati tukang gelang itu, mata Agnes meneliti setiap gelangnya. Matanya terkunci pada gelang cowok berwarna hitam dan elegan.

"om ini berapa? "tanya Agnes menunjuk gelang tersebut.

"itu 20 aja dek! "

"19 ya, om? "tawar Agnes.

Tukang itu dan Kian mengernyit.

"tanggung dek! "jawabnya.

"seribunya udah saya beliin permen!" balas Agnes.

Tukang itu berfikir.

"yaudah deh, ambilah buat pacarnya! "serah nya mengambilkan gelang itu.

"iya om! Pacar saya ini ulang tahun, dia ngambekan kalo nggak dibeliin hadiah. "bohong Agnes.

Kian hanya bersedekap memandang Agnes.

Setelah selesai, Agnes pun membayarnya.

"buat gue? "tanya Kian saat mereka sudah mula berjalan kembali.

Agnes mengangguk.

"sini tangan lo! Gue pake-in!" perintah Agnes.

Kian menyodorkan tangan kirinya. Agnes segera memasangkan gelang itu.

FallenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang