chapter 12

27 5 0
                                    

"kamu tau Aneth, pegawai disini dulu? "tanya seorang laki-laki berbadan atletis dan terlihat seram itu yang sedang menyalakan ujung rokoknya itu kepada asistenya yang sedang berdiri disamping sofa tempat ia duduk.

"tau, Bos! Kenapa? "tanyanya.

"cari tau tentang dia sekarang! Saya inginkan ia kembali! Karna laki-laki itu belom membayar nya! "ujarnya dan mendapat anggukan dari asistenya.

---------------------

Ya ampun Genta keren bangetttt, kyutt lagi, apalagi disana kelihatan kece banget!. Perfect Boy. Batin Agnes menjerit.

Malam ini Genta mengajak Agnes ke Club malam tempat ia sering manggung untuk ngeDJ. Dan seperti sekarang Agnes melihat Genta seperti ia sedang melihat air saat ia terjebak digurun pasir.

Tahan hambamu ini ya Allah, agar hamba tidak menerkamnya langsung. Batinya makin menjerit.

Selesai lagu yang kedua yang ia DJ kan, Genta langsung turun dari panggung saat sebelumnya mengucap 'Good night' untuk para pengunjung Club malam ini.

Ia menghampiri Agnes yang sedang duduk di kursi tinggi dekat meja tempat balalanal. Agnes tak memesan karna ia kapok dulu saat ke Club terakhir kali bersama Kian.

Agnes sengaja mengambil ponselnya agar tak ketahuan kalau sedari tadi ia memperhatikan Genta, layaknya seorang fans kepada idola.

"lo keren di panggung, gue baru tau kalo lo bisa ngeDJ! "jawab Agnes jujur sambil memandang ponselnya sok sibuk.

"thanks! "ucapnya saat sudah berdiri sambil menyandarkan tanganya diatas meja, tepat berada disamping Agnes.

Genta memanjangkan lehernya kearah tatapan Agnes.

Genta terkekeh kecil saat ia sudah mengetahui apa yang Agnes perbuat dengan ponselnya.

"kalo cuma Menu yang lo liat, buat apa buka Hp? "tanyanya sambil memesan minuman.

Agnes terkejut, malu sendiri. Lalu memasukan ponselnya kedalam tas kecil hitamnya.

"lo liat pas gue lagi cari aplikasinya! Sotoy banget sih! "jawab Agnes masih tak berminat melirik kesamping –tempat Genta berada–.

"Oh! "jawabnya sambil meneguk minuman berakohol itu.

"lo minum Ta? "tanya Agnes kaget refleks melirik kearah Genta.

Genta mengangguk.

"awas aja kalo lo mabuk! "peringat Agnes kembali menatap lautan manusia yang sedang asik bergoyang.

"ini! "ucap Genta memberikan segelas air bening kearah Agnes.

Agnes melirik kearah sodoran Genta.

"gue nggak mau minum! "jawab Agnes.

"ini ringan kok! Gue tau lo stres karna Kian udah jarang deket lo lagi! "jawab Genta santai sambil menatap Agnes.

"kok lo tau? "tanya Agnes dengan pandangan kearah gelas Genta yang sudah diisi lagi.

"kalo lo masih deket ama Kian nggak mungkin lo minta gue buat jemput lo dirumah nenek lo! Gue juga tau lo deketin gue, buat bikin Kian peduli lagi sama lo! "ucapnya dengan nada santai.

Agnes terkejut karna Genta mengetahuinya. Karna ia pusing dengan Kian, Papanya, dan sekarang Genta yang tau kenapa Agnes mendekatinya. Meskipun Agnes memang ingin dekat dengan Genta, kan sekalian pikirnya.

Tanpa basa-basi lagi ia langsung meneguk cairan itu. Lalu merasa familiar dengan rasanya.

"kok gigit? "tanya Agnes binggung pada minumanya.

FallenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang