chapter 21

17 3 0
                                    

Agnes baru saja keluar dari toilet untuk membersihkan roknya yang terkena lumut, ia berpapasan dengan Sarah dan Tania. Tentu Agnes melihat mereka tajam, dan dibalas senyuman dari Sarah yang membuat Agnes kesal.

Agnes ingin menanyakan soal gosip itu, hanya Sarah yang wajib ia curigai sekarang.

"Sar! "panggil Agnes sebelum Sarah berlalu lebih jauh.

Sarah membalikan badan.

"iya! Gue yang nyebarin gosip itu! "balas Sarah seolah tau apa yang akan Agnes tanyakan.

"kenapa? Apa sih salah gue sama lo? "tanya Agnes marah.

"karna gue nggak mau Mama gue dalam bahaya! "jawabnya berlalu pergi begitu saja bersama Tania.

Bu Yus? Bahaya? Tu orang ngomong apasih?. Bingung batinnya.

Agnes tak ingin mengambil pusing, ia pun langsung masuk ke kelas untung pak Gondo belum masuk jam terakhir ini.

Agnes masuk dengan wajah datarnya. Tapi suasana hatinya tak serunyam tadi, ia merasa bahagia karna tadi ia sudah bersikap dewasa dan menyelesaikan masalah Genta. Padahal ia sendiri tak bisa menyelesaikan masalahnya pada Papanya.

Ia duduk dibangkunya. Ia ingat kalo Lardo menyuruhnya memberi surat pada Reni.

"Ren! "

Reni menoleh. Agnes merogoh sakunya dan memberikan sebuah surat biru pada Reni.

"dari Lardo! "ucap Agnes tanpa ditanya.

"makasih! "

Agnes hanya mengangguk. Ia lama menunggu pak Gondo selaku guru bahasa inggris padahal pak Gondo adalah guru favorite nya.

Apa bapak Gondo nggak masuk yah?. Batinya bertanya.

Ia boring, berfikir mau apa sekarang dan pulang sekolah nanti.

"Ren! "panggil Agnes.

Reni menoleh lagi dari bukunya ke Agnes.

"lo habis ke sekolah kemana? "tanya Agnes.

"ini hari jum'at kan? Setiap jum'at gue selalu ke panti! Emang kenapa? "tanya Reni.

Panti? Nggak buruk!. Batin Agnes.

"gue boleh ikut ke panti? "tanya Agnes dengan muka yang diimut-imutkan.

Reni terkejut. Agnes kepanti? Ke mushola sekolah aja dia nggak pernah!

Reni hanya tersenyum dan mengangguk. Ia ingin mengajari Agnes bagaimana kehidupan diluar sana.

Agnes refleks memeluk Reni. Agnes merasa mempunyai kakak saat memeluk Reni, orang yang ia temani agar PRnya terselesaikan.

-----------------------

"panti asuhan KASIHKU? "eja Agnes pada papan yang terdapat di depan sebuah panti.

"iya! Masuk yuk! "ajak Reni yang sudah berjalan duluan dengan membawa mainan yang baru ia dan Agnes beli tadi.

Agnes mengikutinya dari belakang dengan juga membawa sebungkus mainan dikedua tanganya, ia dan Reni sebelum pergi ke panti ini sempat mampir ketoko mainan, karna ide dari Reni, Agnes sempat bertanya tapi Reni menjawab dengan senyuman. Dalam hati Reni ia heran kenapa Agnes bertanya? Yang pasti untuk anak-anak panti.

"halo buk! Siang! "sapa Reni pada wanita paru baya yang terlihat agak gendut.

Reni menyalami ibu Desi –pengurus panti–, Agnes bingung ia pun mulai melakukan apa yang Reni lakukan.

FallenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang