02 [MYG]

324 35 2
                                    

"Bukan siapa-siapa, berbeda dari yang lainnya, lebih terang daripada matahari, lebih gelap dari malam. Aku bertanya-tanya, siapa engkau?"

🌿🌿🌿

Aku termenung menatap sinar rembulan yang terbias melalui kaca jendela kamarku.

Cahaya putih pucat yang masuk ke dalam kamar ku berhasil menerangi sebagian sisi ruang kamarku yang gelap.

Tirai jendela kamarku menari-nari di terpa angin yang masuk melalui ventilasi udara.

Hey, bukankah ini indah?

Duduk ditepi ranjang menatap kosong kearah bulan yang tengah memancarkan cahayanya, tanpa tahu apa yang tengah ku pikirkan.

Ini seperti sebuah music video dari sebuah lagu ballad yang siap mengisi kekosongan hatimu.

Sepi.

Sendiri.

"Apa yang kau pikirkan, hm?" Suara rendah itu sukses menarik ku dari dunia lamun ku.

Aku hanya terdiam tanpa berniat mengalihkan tatapan ku pada bulan diluar sana, seakan bulan lebih menarik dibanding sang empunya suara.

"Kau datang lagi?" Tanya ku pada akhirnya.

"Ya, untuk melihatmu." Jawabnya sembari mendudukkan dirinya di samping kiriku.

Aku tersenyum hambar.

"Siapa kau sebenarnya?"

"Hey, kau tahu siapa aku, kenapa kau masih bertanya?"

Dalam beberapa waktu kami hanya terdiam. Membiarkan kami tenggelam dalam keheningan malam yang semakin menggelap.

"Kau tahu? Aku selalu memikirkanmu setiap waktu." Aku membuka suara terlebih dulu, memecah keheningan yang tercipta.

"Aku?" Tanyanya. Aku mengangguk singkat.

"Yah, selalu memikirkanmu... hingga muncul pertanyaan yang sama disetiap waktunya di kepalaku..."

"Siapa kau sebenarnya? Datang ke kamarku disetiap malam, duduk disampingku dan menemaniku sepanjang malam."

Dia hanya tersenyum mendengar pertanyaan ku.

"Hey, menurutmu..." ia menjeda sejenak.

"Siapa aku bagimu?" Aku menatapnya, menaikkan sebelah alisku. Mencerna pertanyaannya.

Ah, pertanyaan yang sama disetiap malamnya.

"Kau bahkan sudah tahu jawabanku. Jawaban yang sama disetiap malamnya. Bagiku, kau..."

"Bukan siapa-siapa, berbeda dari yang lainnya, lebih terang daripada matahari, lebih gelap dari malam. Aku bertanya-tanya, siapa engkau?"

Dia tertawa kecil yang membuat kedua mata kecilnya menyipit dan melengkung layaknya bulan sabit yang indah. Manis. Sungguh.

"Hey, bukankah kau tahu siapa aku? Kenapa kau tanyakan itu lagi?" Jawabnya masih dengan tawa yang tersisa di bibirnya.

"Yah, aku tahu. Kau hanyalah seseorang yang mengatasnamakan dirimu Min Yoongi, lelaki berkulit pucat yang sebentar lagi akan menginjak masa seperempat abadnya, dan..." aku menjeda sejenak untuk menatap kearahnya sebelum melanjutkan kembali.

"Seseorang yang selalu datang ke kamarku disetiap malamnya."

Lagi, dia tertawa menatapku. Aku menatapnya dengan tatapan penuh pertanyaan, yang entah bagian mana yang menurutnya lucu.

"Apa ada yang lucu?" Tanya ku padanya.

"Kau tahu?" Lanjutnya saat ia telah kembali menguasai tawanya.

"Ada satu hal yang kau lupakan..." ia menjeda. Aku masih menatapnya, menanti kalimat selanjutnya.

"Aku adalah..."




"Sebagian dari hasil delusimu, sayang."


~fin~

25 Days Of Flash Fiction : 7 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang