“Apa aku pernah bertanya, 'berapa gajimu selama sebulan?', kalau iya, segera tinggalkan aku.”
🌿🌿🌿
Seorang gadis tengah duduk disebuah bar dengan gelas kosong yang berisikan bongkahan-bongkahan kecil dari es batu yang telah mencair setengahnya. Jejak airmata masih tercetak jelas di wajah chubby-nya.Lee Hyeri, gadis tinggi semampai dengan tubuh ideal yang memakai sweater abu-abu berukuran jumbo dan celana jeans berwarna senada. Tak lupa dengan sepatu converse yang selalu menemaninya melangkah kemanapun ia pergi.
Kini kesadarannya sudah mulai menghilang sedikit demi sedikit. Seorang bartender yang berada dihadapannya hanya menggeleng lemah. Sudah berkali-kali ia mengingatkan untuknya agar segera pulang sebelum ia kehilangan tingkat kesadarannya.
"Noona, pulanglah. Kau sudah sangat mabuk." Ucap bartender itu sembari meraih gelas ditangan Hyeri.
"Aku belum mabuk Kook." Elaknya sembari menarik gelasnya menjauh agar tidak ditarik oleh bartender yang bernama Jungkook itu.
"Bagaimana caranya agar kau bisa pulang? Aku tidak ingin kau menggunakan jasa supir panggilan jika dalam keadaan seperti ini." Tampak kekhawatiran tengah menyelimuti wajah tampan Jungkook.
"Kau bisa memanggilnya kesini Kook. Dia mungkin bisa menjemputku." Ucap Hyeri sedikit serak.
"Kau yakin?" Tanya Jungkook lagi.
"Bagaimana jika ia memilih untuk tidak datang?" Hyeri terdiam mendengar ucapan Jungkook.
"Panggil saja dulu." Ucap Hyeri. Dingin.
"Kau yakin?" Hyeri menggangguk yang langsung membuat Jungkook bergerak meraih ponselnya dari dalam saku dan menghubungi seseorang disana.
"Ah hyung!" Panggil Jungkook setelah panggilannya mendapat jawaban dari orang tersebut.
"Noona, dia mabuk. Bisakah kau kesini?... baiklah, terima kasih hyung." Jungkook meletakkan kembali ponselnya kedalam saku setelah memutuskan panggilannya.
"Dia akan segera kesini. Aku harap kau akan baik-baik saja."
"Aku akan baik-baik saja Kook. Kau tenanglah. Jika saja terjadi sesuatu nanti, kau bisa menutup telinga dan pergi." Ucap Hyeri dengan senyum yang tersungging diwajahnya. Jungkook hanya melihatnya iba.
Lagi, Hyeri menenggak minumannya yang entah untuk keberapa kalinya. Ia menuang kembali, mengisi penuh gelasnya.
Dan tiba-tiba sebuah tangan kekar nan hangat menahan pergerakan tangan Hyeri yang hendak meminum minumannya.
"Kau sudah sangat mabuk Hye." Hyeri termenung ketika mendengar suara lelaki itu. Dan kembali, airmatanya menggenang memenuhi pelupuk matanya.
Dengan pelan lelaki itu merebut gelas dari tangan Hyeri tanpa perlawanan sedikitpun.
"Hiks... hiks..." gadis chubby itu kembali terisak. Dan airmata itu kembali membasahi wajahnya.
"Apa aku begitu menyusahkanmu?" Ucap Hyeri masih dengan tangis yang tersisa.
"Apa aku pernah meminta hal yang berlebihan padamu? Apa aku pernah menguncimu dengan sikap posesifku? Apa aku pernah melarangmu untuk melakukan sesuatu hal yang kau sukai? Apa aku pernah menuntutmu untuk selalu memberiku kabar jika kita tidak bisa bertemu? Apa aku pernah menanyaimu kemana saja kau pergi? Pernahkah aku menanyakan seberapa besar gajimu selama sebulan? Atau pernahkah aku menanyakan seberapa banyak hartamu? Jika memang aku pernah menanyakan hal itu, kau boleh meninggalkan ku. Tapi..." gadis itu menjeda.
"Tapi aku tidak pernah melakukan hal itu pada mu, Jin." Gadis itu kembali terisak.
"Hyeri..." panggil pria yang bernama Jin.
"Lantas, kenapa kau melakukan hal ini pada ku? KENAPA?!" teriakku frustasi.
"Kau berselingkuh dibelakangku. Bahkan aku melihat dengan kepalaku sendiri kau tengah bersetubuh dengannya di Hotel, bajingan!!!"
~fin~
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Days Of Flash Fiction : 7 ✔
RandomSetiap manusia memiliki kisahnya masing-masing. Layaknya sebuah diary yang menampung setiap cerita dari sang empunya disetiap harinya. (Challenge: 25 Days Of Flash Fiction) Start: 24 Desember 2017 End : 18 Januari 2018 Highest rank: 27052019 #1 25d...