25 [JHS] END

138 11 1
                                    

"I want you as my birthday present. So simple, right?"

🌿🌿🌿

Aku menatap layar ponselku, tengah menantikan kabar dari seseorang yang selama ini memenuhi hatiku.

Astaga, kenapa ucapanku begitu aneh?!

Jung Hoseok, lelaki yang telah memenuhi hari-hariku dengan senyum cerahnya. Lelaki yang selalu mengganti warna rambutnya. Lelaki yang selalu membawa kebahagiaan disetiap hariku. Dialah, yang membuatku bangga setiap kali bibirku berucap. Dia lelakiku.

Lelaki yang telah mewarnai hari-hariku beberapa tahun belakangan ini.

Pernah suatu kali dia mengejutkanku. Diwaktu yang hampir menyentuh tengah malam, ia memanggilku melalui video call setelah seharian penuh tidak memberiku kabar sama sekali.
Dan apa yang dia lakukan saat itu? Dia melakukan video call hanya untuk memamerkan warna rambutnya!
Dan dengan wajah sumringahnya, ia bilang bahwa warna rambutnya yang berwarna merah itu adalah kesukaannya.

Dan harus ku akui, dia memang tampan. Bahkan ia memang selalu tampan. Jika ada orang lain yang bilang kalau dia tidak tampan, sudah dapatku pastikan bahwa mata mereka KATARAK!

Pernah aku memintanya untuk kembali mewarnai rambutnya dengan warna hitam. Karena bagiku dia lebih tampan dengan warna asli rambutnya. Dan kau tahu apa jawabannya?

"Nanti aku akan mewarnainya. Tapi nanti. Tunggu semua warna sudah ku coba." Jawabnya dengan cengiran wajah yang sukses membuatku terdiam sembari menggelengkan kepalaku tak habis pikir.

Ya Tuhan! Untung sayang! Teriakku dalam hati.

Dia adalah lelaki yang paling apa adanya bagiku. Orang yang selalu tersenyum, berhati hangat, tidak suka membuat orang lain khawatir padanya. Dia selalu berkata 'aku baik-baik saja' pada semua orang. Dan dia adalah orang yang paling tidak bisa menampakkan bahwa ia kesal atau marah didepan banyak orang.

Pernah suatu kali, ia meneleponku malam-malam. Ia bilang ia sedikit kecewa. Bahkan ia sempat bertanya padaku, 'apa aku memang tidak pantas bersama keenam saudaraku?'.

Kalimatnya sukses membuatku yang ingin tidur, kembali duduk tegang mengkhawatirkan nada bicaranya yang benar-benar kelewat sedih.

"Hey, ada apa? Ceritakan padaku? Apa yang sudah terjadi? Siapa yang bilang kau tidak pantas? Kau pantas sayang. Kau sangat-sangat pantas berada disekeliling mereka. Tanpa kau tidak ada yang namanya BTS! Ingat itu! Sekarang ceritakan padaku apa masalahnya hingga kau berkata seperti itu?"

Dan ia mulai bercerita padaku, ketika ia ingin berinteraksi secara intens dengan para fansnya, banyak dari mereka yang bertanya kemana anggota yang lain. Ia hanya ingin sendiri bersama para fansnya. Dia ingin menghabis waktunya yang senggang hanya berdua bersama fansnya. Bukan dengan yang lain. Hingga akhirnya ia pergi memberikan ponselnya kepada anggota yang lain sebelum ia pergi meninggalkan mereka.

Dan aku cukup memahami apa yang tengah ia rasakan saat itu. Dan aku benar-benar sedih akan hal itu.

Dan hari ini, ia sedang melangsungkan konser Muster-nya selama dua hari. Dan aku sedang menunggu kabar darinya. Dia sibuk akhir-akhir ini. Hingga akhirnya...

"Hoseok!" Teriakku senang.

"Hey baby, maaf kami baru selesai." Ucapnya khawatir.

"It's ok bae..." aku tersenyum hanya mendengar suaranya.

"Hoseok, bulan depan kau ulang tahun, kau ingin aku memberimu apa? Aku akan membelikannya untukmu." Ucapku antusias.

"I want you as my birthday present. So simple, right?"

~fin~

25 Days Of Flash Fiction : 7 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang