03 [JHS]

191 22 0
                                    

"You're perfect just the way you are, baby."

🌿🌿🌿

"Sayang, apa kau ingin jalan-jalan hari ini?" Aku berjalan menghampiri serta menatap istriku yang tengah duduk ditepi ranjang sembari tersenyum menatapku.

"Aku rasa... dirumah lebih baik." Jawabnya.

"Begitukah? Baiklah kalau itu mau mu."

Aku bergerak memilih berbaring di kedua pahanya yang tertutup dress putih selututnya.

Dapat ku rasakan tangan lembutnya menyentuh dan membelai surai ku.
Kedua mataku terpejam menikmati setiap sentuhan tangannya yang selalu membuat ku terbuai.

"Apa kau bahagia?" Tanyanya.

Aku hanya bergumam menjawab pertanyaannya.

Tentu saja, siapa yang tidak bahagia jika kau memiliki bidadari secantik ini?

"Aku harap kau akan selalu bahagia." Aku membuka kedua mataku, menatapnya intens.

"Aku selalu bahagia, sayang." Ia lantas tersenyum mendengar jawabanku.

Oh Tuhan! Dia manis, sungguh!

"Hoseok..."

"Hmm?"

"Apa aku cantik?" Aku tersenyum mendengar pertanyaannya.

"You're perfect just the way you are, baby." Ia merona. Aku tersenyum melihat semburat pink yang menghiasi kedua pipi chubby-nya.

"Kadang aku bertanya-tanya..." aku menjeda sejenak.

"Yang aku nikahi ini sebenarnya manusia atau bidadari." Aku tertawa ketika melihat wajahnya semakin memerah.

"Aaahh kau manis sekali..." heboh ku sendiri.

Aku suka ketika melihat ekspresi malunya setiap kali aku menggodanya. Astaga! Dia lucu! Sungguh!

"Hoseok! Bisakah kau tidak menggoda ku!" Protesnya sembari menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Hey! Jangan menutup wajahmu! Aku kan jadi tidak bisa menatap wajah istriku!" Aku menarik kedua tanganya dengan lembut sembari tertawa melihat tingkah lakunya.

Aahh... imutnya...

***

"Bagaimana perkembangannya dok?" Tanya seorang wanita paruh baya yang tengah menanti jawaban dengan raut wajah khawatir.

"Sejauh ini masih sama, tidak ada perubahan yang signifikan. Tidak ada kemajuan dan tidak ada kemunduran. Masih tetap sama."

Kedua bahu wanita itu seketika turun, tak berdaya. Mencoba menerima kenyataan tentang apa yang tengah dialami anaknya.

"Apa tidak ada jalan lain untuk menyembuhkannya dok?" Tanya wanita itu lagi, masih mencari jalan lain agar ia mendapatkan suatu harapan yang mungkin saja masih ada.

"Sejauh ini kami sudah melakukan segala cara untuk membantunya..." dokter itu memberi jeda, menatap bimbang pada wanita yang ada dihadapannya. Mencari kalimat yang tepat untuk diucapkan pada wanita yang kini tengah dirundung kekhawatiran.

"Hanya saja, Hoseok masih belum mau menerima kenyataan bahwa istrinya telah tiada. Dia terus berdelusi bahwa istrinya selalu ada disampingnya."

"Dia benar-benar menolak semua terapi yang kami berikan."

~fin~

25 Days Of Flash Fiction : 7 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang