"I'm hungry, can I eat your lips?"
🌿🌿🌿
"
Maafkan aku El, tapi... ku rasa kita benar-benar tidak bisa bersama." Ucapnya pelan.
"Kenapa?" Tanyaku. Dia terdiam menatapku dengan segurat kesedihan yang ada diwajahnya.
"Karena aku harus pergi sekarang El..."
▫▫▫
Aku tersentak dari tidurku. Keringatku mengucur deras dari dahi hingga leherku. Nafasku tersengal seperti orang yang baru saja melakukan marathon 500 meter.
Astaga, untung hanya mimpi.
Aku meraih ponselku yang ku letakkan diatas nakas samping tempat tidurku. Pukul 10 malam.
"Lagi-lagi tidak ada kabar." Keluhku seraya membuang nafasku berat.
Aku bangkit meninggalkan kamar tidurku seraya jemariku mengetik beberapa kalimat diponselku.
Jungkook, kau dimana?
Send.
5 menit.
10 menit.
Astaga! Anak ini kemana?
Sumpah serapah terus ku ucapkan didalam hati. Dia benar-benar mengabaikanku seharian ini.
Sebelum kakiku melangkah untuk kembali ke kamar tidur, suara ketukan terdengar dari arah pintu rumahku.
Aku terdiam untuk memastikan bahwa telingaku tidak salah mendengar.Dan benar saja, suara ketukan kembali terdengar disusul dengan suara khas yang benar-benar ku rindukan seharian ini.
"Elma, buka pintunya! Ini aku Jungkook!" Dengan sedikit terburu aku berlari-lari kecil menuju pintu dan membukanya.
Sesaat setelah pintu terbuka Jungkook segera menabrakkan tubuhnya padaku. Mendekap tubuhku seakan-akan aku dapat menghilang dalam sekedip mata.
"Aku merindukanmu. Sungguh!" Ujarnya setelah mengecup lembut ceruk leherku.
Ah, aroma ini!
"Kau kemana saja bodoh! Tidak memberi kabar seharian ini!" Rajukku, masih dalam dekapannya.
Ia hanya terkekeh pelan sembari menjauhkan tubuhnya melepaskan dekapannya padaku.
"Ayo kita masuk dulu." Ajaknya.
"Apa kau sudah makan?" Tanyaku ketika kami telah duduk bersebalahan diruang tengah.
"Belum." Jawabnya dengan sedikit kekehan dibibirnya.
"Apa kau tidak lapar, hm?"
"Aku lapar. Tapi aku tidak mau makan nasi."
"Jadi kau ingin makan apa?" Tanyaku lagi.
"Bisakah aku makan ini saja?" Jawabnya seraya memajukan wajahnya pada ku dan mencium bibirku lembut dengan sedikit lumatan.
"Ini tidak akan membuatmu kenyang, sayang." Ucapku seraya menyentuh kedua pipinya.
"Astaga, kenapa kau dingin sekali? Apa kau mengendarai motormu dengan laju tadi?" Aku begitu panik ketika mendapati wajahnya yang dingin.
Dia bisa sakit kalau begini!
"Aku tidak apa El. Tenanglah..." ucapnya menenangkanku.
"Jadi, bolehkah aku memakan bibirmu sekarang?"
Astaga anak ini! Yang benar saja?!
"Kau harus makan nasi Jung, kau sudah kedinginan, apa jadinya jika perutmu juga kosong. Kau bisa sakit!"
"Aku tidak mau! Aku takut tidak bisa merasakan bibirmu lagi. Aku ingin merasakan bibirmu, yang mungkin saja untuk yang terakhir kali." Aku menatapnya heran.
"Kau ini bicara apa sih?" Senyumku mengejek.
Jungkook kembali meraih wajahku dan menciumku lembut. Memberikan sensasi yang mampu membuat jantungku bertalu begitu cepat.
Suara decapan kedua bibir kami memenuhi ruang tengah rumahku.
Ku abaikan rasa dingin dari tubuh Jungkook meskipun aku benar-benar khawatir dan takut kalau-kalau ia jatuh sakit.Kegiatan kami terinterupsi ketika bunyi dering ponselku yang tadi sempat ku letakkan diatas meja dapur bersuara untuk yang kesekian kalinya.
Aku melepaskan diri dari Jungkook. "Tunggu sebentar."
Ada gurat rasa kecewa menghiasi wajah Jungkook ketika aku meninggalkannya."Hallo, Rose."
"Elma! Cepat kerumah sakit Seoul sekarang! Jungkook kecelakaan dan dia..."
"Meninggal ditempat!"
~fin~
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Days Of Flash Fiction : 7 ✔
RandomSetiap manusia memiliki kisahnya masing-masing. Layaknya sebuah diary yang menampung setiap cerita dari sang empunya disetiap harinya. (Challenge: 25 Days Of Flash Fiction) Start: 24 Desember 2017 End : 18 Januari 2018 Highest rank: 27052019 #1 25d...