“Kenapa kopi? Kenapa tempat itu dipenuhi orang? Tidakkah kau melihat simbolnya yang seperti medusa itu?”
🌿🌿🌿
Seorang gadis tengah berjalan menyusuri jalan setapak melewati deretan-deretan toko yang berjajar rapi dengan bermacam-macam barang yang mereka jual.
Dia Song Yerin, tengah berjalan dengan senandung yang sesekali keluar dari bibirnya. Menggambarkan betapa bahagia hatinya saat ini. Tentu saja dia merasa begitu. Tiga jam yang lalu kekasihnya mengiriminya sebuah pesan singkat yang berisikan bahwa lelaki itu mengajaknya untuk bertemu disebuah tempat malam ini ditengah kota.
Dan kini ia tengah menuju ke sebuah kedai kopi. Ia ingin membelikan kekasihnya kopi hangat kesukaannya ditengah cuaca yang dingin saat ini sebelum bertemu dengannya.
Ya, kekasihnya yang memiliki sikap dingin dan cuek yang mengatasnamakan dirinya Min Yoongi sangat menyukai kopi. Terlebih kopi dari kedai yang tengah ia tuju saat ini. Kedai yang memang katanya terkenal dengan rasanya. Dan Yerin sudah sangat hafal dengan jalur mana yang harus ia tempuh agar dapat sampai dengan cepat.
"Kenapa kopi? Kenapa tempat itu dipenuhi orang? Tidakkah kau melihat simbolnya yang seperti medusa itu?" Tanya Yerin suatu kali saat pertama kali Yoongi membawanya ke tempat itu. Saat hari pertama mereka berkencan dan Yoongi memutuskan untuk membawa Yerin kesana.
"Bisakah kau tidak perlu melihat simbolnya? Kau hanya perlu melihat pengunjungnya yang banyak itu. Itu artinya disana benar-benar berkualitas. Dan juga, ku jamin kau akan suka dengan rasanya."
Yerin masih ingat jelas bagaimana Yoongi membanggakan tempat itu. Dan kini ia harus mengakui bahwa apa yang dikatakan Yoongi saat itu memang benar.
Yerin tersenyum ditengah-tengah perjalanannya. Ia sangat senang saat Yoongi mengiriminya sebuah pesan ajakan pertemuan setelah hampir sebulan ia tidak memberi kabar apapun padanya.
Terakhir kali ia mengatakan bahwa ia akan sibuk, dan Yerin hanya mengangguk mengiyakan tanpa bertanya kesibukan apa yang akan ia lakukan.Langkah kaki itu semakin dipercepat ketika kedai kopi itu telah berada dalam jangkauan matanya. Senyuman manis itu tak luput dari wajahnya.
Sama seperti biasa, kedai itu penuh dengan pengunjung. Yerin dengan santainya berdiri menunggu antrian yang ada dihadapannya.
"Sebutkan pesananmu nona." Tanya pegawai yang kini tengah tersenyum manis menunggu pesanannya.
"Americano 1 cappucino 1." Sebut Yerin yang langsung dihitung total keseluruhannya. Yerin mencari tempat duduk sembari menunggu pesanannya jadi.
Matanya terus mengedar ke seluruh sudut kalau-kalau ada yang bisa ia tempati. Tapi, sepanjang matanya memandang hanya ada beberapa kelompok wanita dan pria yang sedang berkumpul menikmati kopi mereka, dan juga ada beberapa pasang kekasih yang tengah bersenda gurau. Ia tersenyum menatap mereka yang tengah tertawa karena candaan lawan bicaranya.
Yerin terus memperhatikan mereka sebelum matanya menangkap hal yang tidak pernah terpikirkan olehnya.
Sepasang kekasih yang tengah duduk disudut ruangan yang jauh dari jangkauan mata kini sedang saling merangkul dengan sesekali kecupan ringan yang dilayangkan oleh si pria sehingga membuat wanita tertawa menahan malu.
Langkah kakinya bergerak maju sembari memastikan bahwa matanya tidak salah melihat. Dan tanpa ia sadari tangan kanannya telah membawa segelas air putih yang entah ia dapat dari meja yang mana.
Byur!
"Kau benar-benar brengsek Yoong."
"Keparat!"
~fin~
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Days Of Flash Fiction : 7 ✔
RandomSetiap manusia memiliki kisahnya masing-masing. Layaknya sebuah diary yang menampung setiap cerita dari sang empunya disetiap harinya. (Challenge: 25 Days Of Flash Fiction) Start: 24 Desember 2017 End : 18 Januari 2018 Highest rank: 27052019 #1 25d...