18 [KNJ]

76 14 0
                                    

"Kau juga tidak tahu apa yang lebih buruk daripada perasaan diabaikan dan ditinggalkan, bukan?"

🌿🌿🌿

Namjoon melangkahkan kakinya dengan terburu-buru. Mencoba meraih pintu apartemennya dengan cepat. Ia benar-benar ingin cepat bertemu dengan gadis yang sejam lalu menghubunginya dan mengatakan bahwa ia sedang berada di apartemennya.

Tangan Namjoon dengan cepat menekan-nekan tombol angka untuk membuka kode password pintu apartemennya.

"Kau pikir apa yang sedang kau lakukan disini Yoorin?!" Bentak Namjoon ketika ia telah berhasil memasuki apartemennya dan menemukan seorang gadis yang tengah duduk santai di salah satu sofa di apartemennya.
Gadis itu tampak menyunggingkan senyumnya pada Namjoon saat melihat wajah Namjoon yang tengah memerah menahan emosi yang siap untuk dikeluarkan.

"Hey bung. Tenanglah sedikit. Sini duduklah dulu..." ucap gadis itu sembari menepuk-nepuk sofa disebelah kirinya.

Namjoon tetap tak bergeming. Diam tanpa memberi respon apapun pada gadis itu.

"Waaahhh sepertinya kau benar-benar sudah melepaskanku ya. Duduk disampingku saja sudah tidak mau." Ucap gadis itu sembari tersenyum yang entah apa arti yang tersemat dibalik senyum itu.

Merasa tak mendapat respon dari lelaki yang kini tengah berdiri tegap tak jauh dari ia duduk, Yoorin kembali bersuara.
"Kau baru pulang dari rumah kekasihmu, hm?"

"Bisakah kau tidak usah datang lagi kesini? Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi Yoo."

Gadis itu mengeluarkan smirknya sembari bergerak menuju ke arah Namjoon yang tengah berdiri didekatnya.

"Kalau kau tidak ingin aku datang lagi kesini, kenapa tidak kau ganti saja kode passwordmu Namjoon sayang."

"Lagipula tujuanku datang kesini hanya ingin berbagi kisah denganmu."

"Kau tahu Namjoon? Sekarang aku..." ia menjeda sejenak sembari jari telunjuk gadis itu bergerak memutar diatas coat hitam yang tengah Namjoon kenakan.
"Sudah bahagia bersama Jimin."


"Yoo... bisakah kau berhenti merusak kebahagiaan mereka? Mereka berhak untuk bahagia tanpa harus kau rusak."
Gadis itu menggeleng sembari mengeluarkan smirk diwajahnya.

"Aku tidak suka melihat Jimin bahagia dengan wanita itu. Aku lebih suka jika ia bahagia bersamaku. Aku tidak suka melihat Jimin bahagia bersama gadis bodoh yang bernama Hyerim itu!" Nada bicara Yoorin mulai meninggi.

"Kau tidak akan tahu bagaimana rasanya jika berada diposisi Hyerim, Yoo..." Namjoon terdiam sejenak sebelum kembali bersuara.

"Kau juga tidak tahu apa yang lebih buruk daripada perasaan diabaikan dan ditinggalkan, bukan?"

"Karena kau tidak pernah merasakan hal itu. Tapi aku, aku pernah merasakan hal itu Yoo. Ketika kau lebih memilih membuang dan mencampakkan diriku hanya demi memilih lelaki beristri yang bernama Park Jimin, si keparat yang tak tahu diuntung itu!" Namjoon mengepalkan kedua tangannya demi menahan gejolak amarah yang tengah meluap.

"Yang memaksaku untuk melakukan hal yang sama denganmu, memberi sesuatu yang tidak pernah Hyerim terima dari suami keparatnya itu!"
Yoorin hanya terdiam. Tak berniat untuk membuka kedua bibirnya.
"Itu semua ku lakukan hanya untuk sekedar memberikannya sedikit kekuatan, agar ia tidak begitu terluka dan tidak merasa dicampakkan begitu saja ketika suatu saat nanti suaminya memilih untuk pergi meninggalkannya hanya demi seorang gadis rendahan yang sudah tidak memiliki harga diri!"

"Wanita yang dengan tidak tahu malunya telah merebut suami orang."




~fin~

Hay...
Chapter ini harusnya update kemarin.
Tapi karena ada sesuatu dan lain hal, jadi baru di up hari ini.
Oiya setelah chapter ini ada chapter selanjutnya yang memang dijadwalkan untuk di up hari ini.
Maaf jika banyak typo selama penulisan.

Jadi double update deh!! 😄
Buat yang cuma baca doang, yang udah mau vote, terima kasih banyak.
Biar Tuhan yang membalas kebaikan kalian.

Terima Kasih,
Salam
-eus-

25 Days Of Flash Fiction : 7 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang