07 [JJK]

123 13 0
                                    

"Sampai kapan mau bermain tarik ulur begini? Perasaanku bukan sekedar permainan, kau tahu?"

🌿🌿🌿

Sudah seminggu semenjak kali terakhir Jungkook menghubungiku. Mengatakan sayang berkali-kali, mengucap rindu berkali-kali seolah-olah aku adalah satu-satunya wanita yang ia inginkan.

Walau jujur saja, aku tidak begitu berani memberikan respon positif pada semua ucapannya.

Bukan, bukan karena aku mencoba jual mahal. Hanya saja, aku terlalu takut untuk berharap banyak pada perasaannya.

Kalian pikir, bagaimana rasanya jika ternyata perasaannya berbeda jauh dari apa yang ia ucapkan?

Berkali-kali aku mengecek benda persegi panjang berwarna gold yang berada di genggamanku. Berharap ada satu pesan dari pemuda itu.

Kalau boleh jujur, keberadaannya benar-benar membekas di kehidupanku. Dan ternyata efeknya terlalu besar untuk ku.
Tidak ada kabar selama seminggu sudah membuat ku seperti cacing kepanasan yang tidak bisa diam.

Dan satu hal yang harus ku akui. Aku benar-benar telah jatuh pada pesonanya.

Ting!

Tangan ku dengan cepat membuka 1 pesan di ponsel ku.

Oh sialan! Hanya pesan promosi yang tidak berguna!

"Oh sial! Kau benar-benar brengsek ulung Jung!" Umpat ku sembari melempar ponselku ke atas tempat tidur ku.

Aku melangkah meninggalkan kamar ku menuju ruang tengah untuk melihat acara apa yang bagus untuk ku tonton. Mungkin dengan begitu aku bisa mengalihkan pikiranku dari si keparat Jungkook.

Selang beberapa jam kemudian pintu rumahku seperti ada yang mengetuk. Ku perkecil suara televisiku untuk memastikan bahwa aku tidak salah dengar.
Dan benar saja, suara ketukan itu kembali terdengar.

Dengan malas aku beranjak dari tempatku menuju intercom untuk melihat siapa yang datang.
"Tidak ada siapa-siapa." Gumam ku pelan seraya mematikan intercom.

Sebelum tubuhku berbalik hendak kembali ke ruang tengah, ketukan pintu itu kembali terdengar. Dengan perlahan dan ragu aku berjalan mendekat dan mencoba meraih knop pintu.

Oh Tuhan, apa yang harus ku lakukan?

Dengan cepat mulut ku bergumam merapalkan seluruh doa yang ku tahu. Berdoa semoga ini bukan orang jahat atau bahkan hantu yang mencoba menggodaku. Aku tahu aku memang cantik, tapi setidaknya cukup Jungkook saja yang menggodaku, hantu jangan. Sungguh! Aku tidak siap jika harus berkencan dengan hantu!

Belum sempat tanganku menggapai knop pintu, sebuah suara berhasil membuat jantungku bertalu tak karuan.

"Elma, ini aku! Jungkook! Buka pintunya!" Seketika aku menghembuskan nafasku kuat.

Oh astaga! Syukurlah! Dasar Jungkook keparat! Bisa-bisanya dia menjahili ku! Awas saja kau!

Dengan cepat aku membuka pintu rumah ku dan menyuruhnya masuk. Aku mengikutinya dari belakang menuju ruang tengah.

"Ku pikir kau sudah mati. Seminggu tidak ada kabar dari mu! Dasar brengsek!" Sungutku ketika kami telah duduk bersebelahan.

"Kau merindukanku ya?" Ujarnya sembari tersenyum jahil padaku.

"Kalau aku sih rindu padamu El, sungguh!" Aku tersenyum mendengar ucapannya.

"Hah, bilang rindu sayang cinta tapi tidak pernah ada bukti nyatanya. Kau datang pergi sesuka hatimu. Sampai kapan mau bermain tarik ulur begini? Perasaanku bukan sekedar permainan, kau tahu?"

"Maafkan aku El, tapi... ku rasa kita benar-benar tidak bisa bersama." Ucapnya pelan.

"Kenapa?" Tanyaku. Dia terdiam menatapku dengan segurat kesedihan yang ada diwajahnya.

"Karena aku harus pergi sekarang El..."

▫▫▫

Happy V day!!!
🎉🎉🎉

Happy V day!!! 🎉🎉🎉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
25 Days Of Flash Fiction : 7 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang