Run

1.3K 69 0
                                    

.

.

Manager Bang memberikan amplop coklat itu. Kuperiksa isinya satu persatu. Lengkap.

"Jangan terlalu lama, yakin nggak mau kutemani?" tanyanya.

"Hyung, ck...aku lagi butuh sendiri. Jebal," sahutku.

"Arasseo, emh...barang-barangmu?"
"Udah kupacking,"

"Ok, jaga dirimu. Begitu sampai...kabari aku," katanya.
Aku mengangguk.

Sepeninggalnya manager Bang, kunyalakan tv. Tapi tetap beritanya itu-itu saja. Aku. Yoona. Putus. Capek!!

.

.

.

Duduk diseat kelas bisnis, dekat jendela. Kucoba pejamkan mata. Tapi suara berisik diseat depan mengalihkan perhatianku.

"Pokoknya kalo sampai Papa tau kemana aku pergi, berarti itu darimu. Apa? Nge-block ATM-ku? Pindahin cepet setengahnya ke rekeningmu. Jebal..." katanya masih dengan kecerewetannya.

Sampai pada akhirnya pramugari menegurnya dengan halus agar segera menutup ponselnya.

"Yak! Aku mo take off sekarang. Mepet nih waktunya. Begitu aku sampai, jebal....please aku butuh uang itu."

Ternyata dia pakai masker dan kacamata juga. Apa dia seseorang yang kukenal? Jangan sampai aku bertemu rekan seprofesi ahhh, akan bertambah rumit nanti.

Akupun tertidur.
Zzzzzzz.....

Aku terbangun sebelum landing, kurapikan tas dan jaketku. Masker serta kacamataku. Hhh....sampai disini masih sore, ternyata.

Disepanjang koridor kedatangan, kuperhatikan gadis yang dari tadi asik dengan ponselnya. Nyerocos kek kereta api. Nggak ada jedanya. Tanpa sadar aku tersenyum. Eh?

"What the... Bodyguard? Nggak salah? Ck, apa aku harus sampai ke pedalaman? Tau begini aku pergi ke Antartika!" racaunya.

Aku melenggang setelah mengambil koper kecilku diantrian barang.

Gadis itu punya kebiasaan ngomong sendiri. Lalu dia melepas maskernya. Kacamatanya masih bertengger dihidungnya.

Syuuuttt....

Syukurlah! Bukan orang yang kukenal. Dia bukan rekanku. Sepintas lalu, dia...not bad. Yepeo. Tapi...mungkin dia yang mengenalku. Bisa saja kan?

"Ahh..molla," desisku.
"Kuta.." ucapku pada sopir taksi.

Gadis itu bicara dengan bahasa yang nggak kumengerti. Hey! Kenapa aku jadi merhatiin dia?
Aku lalu masuk.

Sampai disebuah cottage. Sengaja aku memilih cottage, lengkap dengan kolam renang. Agar lebih privacy.

>>>Skip

Aku sudah mengganti kartu ponselku. Setelah mandi, aku bersiap-siap menikmati malam di Kuta. Nggak lupa maskerku.

Masuk ke sebuah bar kecil, yang nggak terlalu hiruk-pikuk.
Kuminum jenis yang ringan dulu.. Aku nggak berniat untuk mabuk malam ini. Dan kuharap nggak ada yang mengenaliku.

"That's right, in here, I'll singing a song for you all. A nice music, I hope you're enjoy it...."

"You're just too good to be true
I can't take my eyes off you
You'd be like heaven to touch
I wanna hold you so much
At long last love has arrived
And I thank God I'm alive
You're just too good to be true
Can't take my eyes off you

Pardon the way that I stare
There's nothing else to compare
The sight of you leaves me weak
There are no words left to speak
But if you feel like I feel
Please let me know that is real
You're just too good to be true
I can't take my eyes off you

I love you baby
And if it's quite all right
I need you baby
To warm the lonely nights
I love you baby
Trust in me when I say..."

Aku jadi ingat saat syuting. Part dari lagu ini ada disalah satu scene. Saat kuberbalik...

"Eoh? Bukankah dia gadis yang tadi dipesawat?" gumamku.

Suaranya lumayan.

.

.

"Beli, satu cocktail dong."
Aku menoleh. Aku hampir tersedak. Gadis itu lagi. Dia menerima telpon lagi sambil menunggu minumannya.

"Lusa, gue ke Lombok. Besok gue ke tempat lo ya? Emh... Cottage di Nusa Dua, kan? Majja!!"

Aku masih memperhatikannya. Dia meminum cocktailnya. Dia type orang yang nggak mau diem. Tangannya, kakinya bahkan mulutnya, semua bergerak. Bibirnya menyenandungkan lagu yang dinyanyikan distage.

"I'm sorry... I'm not a bitch," ucapnya. Matanya melirik padaku.

"Mwo?"
"Dari tadi keliatan kok lo liatin gue, mulu. Lo mo modus?!"

"Modus apa?"tatapku.
"Ck..." gadis itu baru akan beranjak dari duduknya. Tapi dia segera memakai topi hoodynya.

Ada dua orang yang berperawakan seperti bodyguard mengedarkan pandangan. Oh, apa gadis itu tengah dikejar debt collector? Aku tersenyum.

Dua orang itu malah mendekat ke meja bartender.
"Maaf, kau lihat orang ini?" tanya mereka.

Bartender itu melirik ke arahku lalu pura-pura nggak dengar.
"Excuse me, apa kau liat orang ini?" tanya dua orang itu padaku.

"Huh? Oh, no. Aku sedang minum tadi,"

Gadis berhoody itu merapatkan duduknya, hampir menempel dipunggungku.

"Dan...kami sedang berkencan,  mungkin orang itu nggak ada disini." lanjutku begitu orang itu
beranjak ke arah gadis berhoody.
Kurangkul gadis itu.

Mereka membungkuk lalu pergi.
"Mereka sudah pergi," kataku.

Dia melepas topi hoodynya dan menghembuskan nafas lega.
"Gomaweoyo..chingu," ucapnya.

"Hutangmu pasti banyak..." cetusku.
"Mwo?" matanya membulat.

******

Hi, readears! Baru chapt pertama ini. Kalo ada yg mo ditanyain, ato ada saran and kritikan...

Yang penting vote and comment dan tetep dibaca. Ok?

So,
Gomaweo & Saranghae...

😻😻

tbc

FANS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang