Kami saat ini sedang di Bromo. Itu yang Jingga bilang padaku. Pemandangan yang indah ini rasanya impas sebagai harga yang harus kubayar dengan lelahnya perjalanan selama dua hari.
Aku memang taunya Indonesia itu Bali dan Jakarta. Dan sekarang aku menjelajah pulau Jawa. Tepatnya di desa Ngadisari bersama Jingga. Itu yang dia ceritakan padaku.
Dia teman perjalanan yang mengasyikan. Cerewet nggak ketulung. Kalo nggak cerita, dia akan nyanyi-nyanyi gitu sepanjang perjalanan.
Dan ini travelling pertamaku yang nggak pake kawalan, nggak ada manager, dan yang spesial naik omprengan alias transportasi umum plus...dengan orang asing yang baru beberapa hari kukenal.
Sekarang, hari ini, entah kemana Jingga membaawaku. Katanya mau ajak aku liat lautan pasir di Tengger.
"Pake maskernya, oppa!" ujarnya.
"Eoh? Mwo?"
"Itu lautan pasir!"
Topi, syal, masker dan kacamata, lengkap sudah kupakai.
"Oppa! Diem, dengerin nih...pasirnya berbisik." katanya.
Wusshhh....wussshhh.....
Sekilas terdengar suara musik."Yak! Aku dengar, Ji-ah..."
Gadis itu tersenyum sambil mengangguk.
Ckrek.
Kufoto dia saat lengah.Jingga sangat tomboy. Ada sih manjanya. Tapi kesemuanya...90% dia tomboy. Banyak kejutan-kejutan yang Jingga berikan.
"Ji-ah, kamu nggak butuh seseorang yang melindungimu, ya kan?" cetusku.
"Siapa bilang? Apa karena gue kek cewe bar-bar gini? Segala bisa, mandiri, gitu?" tatapnya.
Aku diam.
" Eh, kajja. Kita ke Ranu Kumbolo sekarang," ujarku.
Jingga menatapku, "Lo nggak bawa sepatu gunung, Oppa. Kalo gue sih emang prepare..."
KAMU SEDANG MEMBACA
FANS (Complete)
Fiksi PenggemarKabur! Itulah kata yang pas. Persetan dengan manager yang nggak mo ngerti, atau pihak produser yang bakal mencak2 sesudahnya, bahkan bisa aja aku diseret ke meja hijau! Dan disini aku bertemu dia. Nama yang aneh setelah kutau artinya adalah nama s...