Kabur! Itulah kata yang pas. Persetan dengan manager yang nggak mo ngerti, atau pihak produser yang bakal mencak2 sesudahnya, bahkan bisa aja aku diseret ke meja hijau!
Dan disini aku bertemu dia. Nama yang aneh setelah kutau artinya adalah nama s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Author's pov
Changwook memandangi Jingga dari kepala hingga kaki.
"Waeyo?" tanyanya bingung.
"Nggak... Makanya kemaren malam kamu digangguin, pakaianmu tuh." Changwook nunjuk dengan dagunya.
Jingga tersipu dan menggaruk kepalanya.
"Di Korea bukannya lebih ngablak ya? Jadi gue mesti ganti nih?"
"Ya udah terserah kamu aja," sahut Changwook seraya menahan gemas.
"Kek Yoona nggak pernah ngablak aja hhehe.... Peace, Chang."
Jingga mengacungkan dua jarinya begitu liat wajah Changwook yang 'agak' kurang suka dengan ocehannya.
Nggak taulah. Ngapain juga tuh anak ngingetin Yoona terus?
"Kamu bisa beladiri juga? Ck, apa sih yang kamu nggak bisa?" Changwook membenarkan letak topinya.
"Edell!!" "Ya Oma...?"
"Oma ikut.."
>>>>Skip
Celotehan khas Jingga dan Oma mendominasi selama perjalanan. Aku sangat menikmati perjalanannya kali ini.
'Gadis ini bener-bener...' , batinku.
Setelah melewati kota Lembang (aku tau dari kicauan Jingga) dan hutan kecil, kami menuruni jalan yang landai. Melewati jajaran pohon pinus. Aromanya mulai menyergap hidungku, wangi pinus. Aku suka wanginya.
"Fresh kan?" tanya Jingga. "Lo suka?"
Aku mengangguk. Lalu nggak lama kami sampai di villanya Oma Rose.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jingga dan Oma mengajakku masuk. Pemandangan sekitar juga asri dan indah. Aku sangat suka. Berbeda dengan dirumah Oma Rose, mungkin karena termasuk pusat kota.
Lalu tergopoh seseorang dari dalam menyambut kami.
"Euleuhh...si neng Edel, Oma..., damang? Bi! Yeuh, aya neng Edel!"
