Author's pov
••
••
Changwook menatap takjub pada fat costum yang sudah digantung dekat jendela. Berkali- kali dia menghembuskan nafas. Sesekali terkekeh lalu tersenyum sambil menatap ke arah Jingga yang duduk disampingnya.
"Ide siapa sih?" tanya Changwook.
"Aku sama Erwin. Dia kebetulan punya temen dokter di Jepang. Ya, kita bikinnya di Jepang, ngerangkul seorang designer juga. Kalo soal make-up, aku sendiri kan bisa." jawabnya panjang lebar.
Changwook mengangguk mengerti. Dia mengusap pipi Jingga.
"Bogosipeo," ucap Changwook.
Jingga ngangguk.
"Saranghae," ucapnya lagi.
Kembali Jingga ngangguk. Changwook menautkan jemari mereka.
"Haengbokhe?" tanya Jingga.
"Ne. Mendapatimu sekarang ini...itu suatu mukjijat buatku. Aku bisa ketemu denganmu kayak saat ini, menggenggammu...memelukmu, bahkan menciummu.."
Changwook mengecup jemari Jingga."Kayak mimpi... I swear,"
Sekali lagi Changwook memeluknya erat. Nggak mau kehilangan lagi. Mereka sepanjang malam hanya mengobrol, melepas rindu, menangis lalu ketawa lagi, bersama.
Suatu kewajaran bila memimpikan hal yang membahagiakan dimasa depan. Bukankah semua orang begitu?
"Aku senang ketemu sama kamu lagi, Ji. Aku hampir putus asa," ucap Changwook disela pelukannya.
"Aku kan udah bilang, nanti aku yang menghubungimu." sahut Jingga.
"Yak! Kalo aku nggak curiga, kamu akan menyembunyikan diri terus? Huh? Jjinjja..." Changwook sekejap melepaskan pelukannya dan menatap Jingga tapi dipeluknya lagi makin erat.
"Oppa, kau sangat menyukaiku, eoh?" goda Jingga ber-aegyo.
"Mwo? Sana, jauh-jauh wajah imutmu itu. Aigoo..." sahut Changwook.
"Ish, suruh jauh-jauh tapi kau memelukku terus. Gimana aku bisa pergi?"
"Siapa yang nyuruh kamu pergi? Kamu lari terus, aku juga akan terus mengejarmu. Neomu...neomu joahae, Jingga. Ugh! Kieowo..." dia menangkup wajah Jingga agar menghadap ke arahnya.
"Making love?"
Jingga menggeleng cepat.
"Aniio...itu--"
"Bercanda, Ji... Cukup malam itu aja kesalahan kita. Sisakan buat malam pertama pernikahan kita nanti hehehe...."Jingga mengerling,"Iseoso... Kau mendorong dirimu untuk nggak nyerah. Gomaweo, Oppa."
Jingga mengecup bibir Changwook lalu keduanya tersenyum.
"Jja, kita tidur. Tapi, jangan pergi, oke? Aku nggak mau begitu aku bangun, kamu udah pergi kayak waktu itu." rungut Changwook.
"Anio,"
"Yagsok?" (janji)
"Eumh...yagsokhe,"
Dan Jingga pun terlelap dalam dekapan hangat Changwook.
.
.
Changwook terbangun tiba-tiba. Diedarkan pandangannya begitu tak didapati Jingga disampingnya. Dia cepat turun, membuka pintu kamarnya dan setengah berlari ke ruang tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANS (Complete)
FanfictionKabur! Itulah kata yang pas. Persetan dengan manager yang nggak mo ngerti, atau pihak produser yang bakal mencak2 sesudahnya, bahkan bisa aja aku diseret ke meja hijau! Dan disini aku bertemu dia. Nama yang aneh setelah kutau artinya adalah nama s...