6# Aku padamu

306 25 3
                                    





Melihatnya selalu tersenyum seolah menjadi sarapan pagiku, makan siangku dan makan malamku. Aku merasa ingin bersamanya. Selalu ingin menikmati celotehannya, melihat senyumnya, dimatanya...diwajahnya....

Ige mweoya??

Tik. Tik. Tik.

Beberapa detik kutepiskan perasaan aneh itu. Andwe!

'Jangan sampai kau jatuh cinta padanya! Andwe!!', hatiku memperingati.

Ini jatuh cinta? Atau....rasa kagumku karena kemandiriannya? Atau..karena kami dekat beberapa hari ini?

Sekelebat bayangan Yoona bermain dibenakku. Ah, ya..Yoona. Secepat itu aku lupa padanya hanya karena seorang Jingga? Atau karena Jingga 'mampu' mengisi kekosongan hatiku saat ini?

Aku masih menatapnya yang tengah asik melihat-lihat hasil jepretanku.

"Oppa, apa lo nyaman bareng gue?" usiknya membuyarkan lamunanku.

"Ne,"
Dia menoleh kearahku lalu tersenyum. Kayaknya senang dengan jawabanku.

"Oppa, apa orang kek gue nggak boleh jatuh cinta?" tanyanya lagi.

"Mwo? Emang kamu kayak apa?" aku balik tanya.

"Gue aneh. Freak, itu kata temen-temen gue waktu sekolah dulu. Karenanya...gue nggak berani jatuh cinta lagi. Sekalinya gue jatuh cinta, sekalinya itu gue berasa mati, gue dikatain abis-abisan, seolah makian itu kek udara yang nggak abis-abis." paparnya.

Tumben dia bicara agak serius. Eh, jatuh cinta? Dia jatuh cinta sama siapa?

"Emang sekarang kamu lagi jatuh cinta?" tanyaku.

Dia menunduk.
"Ya.. Tapi, gue emang nggak boleh jatuh cinta sama dia."

"Waeyo?"
Jingga diam. Lalu menggeleng. Dan cuma menatap jendela, yang menyajikan view jalanan sepanjang Pantura.

'Jingga suka padaku,' batinku.

Matanya kini terpejam. Dia tidur. Wajah polos itu menggemaskan.

>>>>Skip

Entahlah kemana Jingga membawaku. Sejak kami di Yogya, rencananya berubah-ubah terus.

Tadinya kami berencana melanjutkan backpackeran-nya Jingga. Tapi di menit terakhir, Jingga malah sewa mobil travel tujuan Bandung.

Dia bilang, ingin segera ketemu Omanya di Bandung. Oma yang kupikir itu ibu, ternyata nenek Jingga.

Sampai ditempat tujuan masih pagi. Sebuah rumah besar, perpaduan klasik modern, namun asri. Yang punya rumah kayaknya senang bertaman. Beraneka bunga dan entah tumbuhan apalagi tertanam disana. Beberapa palm menjulang hampir menyamai tingginya atap rumah itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FANS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang