19# I found you

183 22 0
                                    


                             ••

                         
                     
                             ••

Author's pov



Seika merasa galau. Hatinya sama sekali nggak tenang. Apalagi setelah kejadian tempo hari, yang memaksa dirinya harus kembali menjadi Jingga. Selama ini dan udah sejauh ini, dia nggak mau asal-asalan. Menjadi dirinya ataupun Seika, keduanya punya resiko masing-masing dan tetap berujung pada satu, keselamatan Changwook.

Dan...ultimatum Papanya, sungguh tak bisa ditolerir lagi. Changwook bisa selamat asal dirinya mau kembali dijodohkan dengan Kang Hyunsik, agar dapat memonopoli pasar gelap grup Kang.

"Biasanya Papa nggak main ancam pake orang. Gila! Gue kesandera, Jo!" curhat Jingga, saat ketemu di club malam itu.

"Lo nego aja sama Hyunsik," sahut Bejo.

"Tuh orang kek uler, tau nggak? Masih mending Kang,"

"Trus gimana?"

"Gue bikin 'mati' aja Jingga. Gimana Jo?" tatapnya putus asa.

Bejo merengkuh Jingga sayang.

"Gue kesel, marah sama Papa. Kenapa gue punya papa kek dia? Apa gue anak pungut kali ya, Jo? Kok dia nggak ada sayang-sayangnya sama gue?!" isak Jingga.

"Nggak gitu Ji, jangan melempem gitu ah. Gue nggak suka," sela Erwin.

"Coba masih ada Mama... Huaaa! Galau gue!" Jingga beranjak dari duduknya. Lalu ke kamar ganti.

"Gue putusin untuk beberapa waktu ke depan, Jingga nggak ada. Yang ada cuma Seika Hidomaru. Gue cuma bisa ngandelin diri sendiri, minta tolong diluar dari kalian bertiga sama aja bunuh diri!" seru Jingga saat keluar dari kamar ganti.

"Itu juga kalo kalian mau tetep sama gue. Kalo nggak sanggup mending ngomong dari sekarang. Jo? Gimana lo Win? Ahjussi?" Jingga menatap satu persatu laki-laki didepannya.

"Saya siap melayani nona," ucap Ahjussi Song. Jingga udah nggak manggil dia sekretaris lagi.

"Gamsahamnida, ahjussi. Semoga anak buahmu seloyal dirimu." kata Jingga sambil membungkuk.

"Gue pasti ikut dan dukung lo Ji," ujar Erwin.

"Kemarin Haneul hubungin gue," imbuhnya.

"Oya?"

"Dia nanyain lo. Gue nggak bisa kasihtau sebelum lo kasih ijin. Gila aja, gue tau dia ngejar-ngejar lo, gimana nasib adek gue ntar?" selorohnya.

Jingga tersenyum.
"Tenang Win, Kang macem-macem gue yang bikin perhitungan sama dia."

"Ji, ini gue serius. Lepasin Changwook," kata Bejo.

"Lepas nggak lepas, gue tetap nggak bisa bebas dari Papa, Jo. Yang gue mau gue bebas dari Papa. Lagian, bukannya lo udah janji nemenin, juga dukung gue?"
Jingga natap kearah Bejo.

"Kalo lo nggak sanggup, nggak apa. Gue masih punya Erwin sama ahjussi. Asal lo nggak main belakang aja, main fair sama gue." tukas Jingga sambil berlalu diikuti ahjussi Song.

Jingga mengenakan hoody jumpernya. Lalu masuk ke van hitam. Jingga menyandarkan kepalanya ke jendela.

"Ahjussi, kadang aku ingin jadi orang biasa aja. Cuma kalo orang biasa, nggak punya kekuasaan apa-apa. Suaranya nggak pernah didenger," kata Jingga memecah hening.

Kepalanya sakit. Banyak yang dia pikirkan. Club itu satu-satunya usaha yang dirintis bareng Erwin yang nggak diketahui Papanya.

Segala fasilitas kartu debit/kredit sudah dibekukan sejak dia menolak pertunangan itu. Bahkan beberapa usaha dan aset yayasan yang Jingga dirikan ikut kena imbasnya. Papanya masih memata-matai lewat anak buah Ahjussi Song.

FANS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang