14# Masih Ada

196 21 0
                                    


*

*



Aku masih dengan pikiran yang semrawut. Kata-kata Kang dan Jingga bergelung dibenakku. Hal ini membuatku bimbang.

Arrggghh!! Kuacak rambutku frustasi. Aku keluar dari mobilku. Baiknya aku menenangkan diri. Langkahku terhenti tatkala seseorang memelukku dari belakang.

"Nan...bogosipeo, Oppa."

Deg.

Deg.

Deg.

"Yoona?" aku berbalik. Aku celingukan, kuatir ada wartawan atau sesaeng yang mengintip.

Kurengkuh tubuhnya dan membawanya masuk ke lift.

"Kau nekad," ucapku.

"Aku kangen," sahutnya. Dan dia masih memelukku.

"Aku menunggumu dua jam diparkiran..." imbuhnya.

Dia mempoutkan bibirnya, aku tersenyum.

"Oppa kemana saja? Kenapa liburan ke Bali nggak bilang-bilang?" tanyanya begitu kami masuk ke apartemenku.

"Aku berniat menyurutkan semua ini. Maaf, kau jadi terkena imbasnya juga." jawabku.

"Teh?" tawarku sambil masuk area dapur.

"Boleh,"

"Kau sedang dekat dengan siapa?" tanyanya.

"Ada, someone."
Dan itu membuatku tersadar. Apa yang kulakukan sekarang dengan Yoona disini?

"Spesial?"

Aku mengangguk.

"Jihyun?"

"Huh? Bukan."

"Bukannya kemarin kalian cukup dekat ya?"

"Aku udah cukup punya masalah. Aku nggak mau nyeret lebih banyak orang lagi  ke dalam masalahku," tuturku.

"Ada apa, Oppa? Masalah bukan untuk dihindari tapi dihadapi. Dan aku disini untukmu," Yoona menatapku.

Ah, gadis ini yang telah terseret dalam kubangan masalah. Padahal hal kedekatanku dengan Yoona tadinya akan kuselesaikan sendiri, tapi berhubung pihak agency ikut campur, maka hebohlah.

Tapi rasa sayang itu masih ada walau sekelebat. Hhh...

"Oppa..."
Yoona memelukku. Bodohnya aku malah diam saja.

Dan entah siapa yang memulai, kami telah berpagutan, saling menyesap....



>>>Skip



Aku baru bangun. Yah, kantuk masih bersisa. Inginnya aku bergelung dibawah selimutku yang hangat, hampir jam 3 aku baru menutup mata. Sebelumnya aku mengantar Yoona pulang. Karena nggak mungkin pula aku membiarkan dia berkendara sendiri, walaupun pakai jasa sopir pengganti.

Kucari-cari ponselku yang dari semalam nggak kutemukan.

"Eoh? Jingga?"

Sialan! Aku lupa kemarin kusilent, karena kupikir aku akan masuk ke rumah sakit, menengok Papa Jingga.

Sepuluh panggilan. Lalu kucoba panggil balik. Kok nggak nyambung ya? Ada apa? Apa ada sesuatu terjadi? Apa mungkin...

Aishh!
Setelah rapi aku langsung memburu ke rumah sakit, dimana Papa Jingga dirawat kemarin.

Begitu sampai disana...katanya Presdir Han Jung Il telah pulang dari semalam. Sial, aku nggak punya nomor kontak Kang.

Apa Jingga marah? Atau..ada yang lebih buruk? Bisa jadi, Jingga menelponku pasti ada sesuatu. Mungkin dengan melihat keadaan Papanya yang seperti itu, Jingga jadi berubah pikiran untuk menerima perjodohan itu. Eottoke?

FANS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang