26# Gwenchana...

185 21 0
                                    

*




*





"JI!!!" panggilku bareng Bejo.

Aku menggeleng.  Jingga mendekat ke arah Hyunsik yang masih menodongkan pistol ke arah kami berdua.

"Hyung..." Jungkook menyentuh lenganku.

"Tenang, Kook." bisikku.

Jingga makin mendekat ke arah Hyunsik.

"Good girl..." Hyunsik meraih pinggang Jingga.

"Janji, kau nggak akan menyentuh mereka. Kalo sampai kudengar hal ganjil lainnya, kau tau akibatnya kan?"

"Ya, tentu. Kita akan pergi ke Honolulu...." sahutnya.

"Hyunsik! Jingga cuma milikku, dia hanya mencintaiku! Geu ppuniyaa... Kau tau, apapun selalu ada yang pertama. Akulah yang pertama untuknya, ara?" ujarku seraya terkekeh.

"Mwo?! Geureom... Kau? Jiyoung...aku nggak akan melepaskanmu!" Hyunsik membawa paksa Jingga ke dalam mobilnya.

Jingga meronta. Tapi tangannya dipiting sedemikian rupa hingga nggak bebas.

"Ichang-ie!" teriaknya.
Aku mendekat.

DORR!

Hyunsik benar-benar menembak, walau nggak diarahkan padaku.

"Hyunsik! Jebal! Andwe!!" teriak Jingga.

"Kau dengar itu, jadi jangan coba-coba!" dia kembali menodongkan pistolnya kearahku.

Aku menatap Jingga. Dia menggeleng. Tubuhnya kian didekap Hyunsik. Bikin sakit mata melihatnya. Ish!

"Udahlah, Hyunsik. Lepaskan Jingga kalo kamu  beneran sayang dia. Biarkan dia bahagia dengan orang yang dicintainya..." kataku.

"Kau mencoba memancingku kan? Aku nggak peduli," tuturnya sambil membuka pintu mobilnya.

Aku makin sebal dengan kepedeannya itu. Ugh!

"Kami melakukannya, kami tidur bersama..." cetusku.

Dan aku yakin yang terkejut disini bukan saja Hyunsik, pastinya Jungkook dan lainnya yang mendengarnya. Aku tersenyum sinis menatap Hyunsik.

Matanya memerah. Dia balik menatapku dengan geram, seolah ingin melenyapkanku.

"Jadi... Kau ingin mati?" sarkasnya.

"Oke, aku akan melenyapkanmu segera. Karena kau telah mendapatkannya, bukan berarti kalian bisa bersama. Ara?" lanjutnya sinis.

Aku terdiam. Brengsek! Aku mendengus kesal.
Dia kembali mengacungkan pistolnya.

"Sekarang aku nggak main-main," gumamnya.

"Hyunsik! Jebal..."

Aku mengernyit, kenapa Jingga malah memohon seperti itu. Aku nggak suka dia selemah ini, hanya karena aku.

"Setelah kuurusi kekasihmu itu, baru kau, Jiyoung..."

Dia mengokang pistolnya lagi. Hyun sik hendak menembak lagi. Tapi pistol itu berusaha direbut Jingga. Terjadilah pergulatan disana, aku kuatir. Aku mendekat, membantu Jingga. Tapi entah apa yang terjadi disela perebutan senjata itu hingga terdengar letusan dari pistol tersebut.

Hyunsik menjauh dari tubuh Jingga, dicoatnya ada noda darah. Dia tampak syok. Matanya membola. Kupikir dia yang tertembak, ternyata....

Jingga terjatuh dan segera kutahan tubuhnya.

FANS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang