22# Seika? Jingga?

192 21 1
                                    


                             *

                             *




Aku menatap gadis yang tertidur disampingku. Tadi siang dia datang ke apartemenku dengan keadaan kacau. Dia langsung menubrukku..

"Tetaplah disisiku, jadilah pria brengsek!" katanya. Dia melepas fat costum-nya. Aku terkejut dengan aksinya yang tiba-tiba itu.

"Ji! Ada apa?"
Kupikir dia marah soal Yoona, dia melakukan aksi telanjang ini karena kekesalannya.

"Kamu mabuk?" tanyaku lagi sambil membebatkan selimut ke tubuhnya yang hanya menyisakan dalamannya saja.

Tapi setelah itu dia ambruk. Pingsan.

"Ji, mworago?" kugapai wajahnya, kuusap pipinya.

Ponselku berdering. Bang hyung.

"Ne?" aku turun dari tempat tidurku.

"Kau sedang bersama Jiyoung?" tanyanya.

"Ya. Emhh, Yoona lapor padamu?"

Bang hyung diam. Jadi ingat yang dikatakan Jingga ditelpon.

"Hyung, aku akan pindah. Apartemenku yang ini, udah nggak layak lagi. Aku akan tinggal dengan Jingga," kataku.

"Wookie...-"

"Hyung, aku ingin bersamanya bukan Yoona. Aku nggak peduli fans, produser, atau siapapun yang menginginkanku bersama Yoona. Tapi aku ingin, cuma ingin bersama Jingga, arajji?" tegasku.

"Tapi gadis itu berbahaya, Wookie." kilah Bang hyung.

"Aku tau. Tapi aku nggak peduli. Apa kau tau hyung, dia mempertaruhkan segalanya untuk keselamatanku. Dan aku nggak mau kau juga mempengaruhinya agar meninggalkanku, lagi."

"Woo--"

"Gomaweo hyung,"

Aku berbalik dan Jingga sudah berdiri diambang pintu. Dia menatapku.

"Itu Bang hyung," ucapku. Maksudku, aku nggak mau Jingga salah paham. Aku malah sekarang takut Jingga cemburu.

"Kamu nggak apa-apa kan? Masih pusing, hm?" aku merengkuhnya.

"Apa tadi...kita..."

Aku tersenyum dan menangkup wajahnya.
"Kamu harap begitu?"

Jingga menggeleng. Kubelai rambutnya sayang.

"Dimana bajuku?" tanyanya.

"Kau sendiri yang melepasnya," sahutku. Dia memutar kedua bola matanya.

"Tadi Jungkook menelponmu," ujarku.

"Hmm..."

"Dia kayaknya suka padamu. Waaa...rivalku ternyata adikku sendiri, seleranya sama denganku. Model beginian," godaku.

Jingga memberengut, bibirnya dipout sedemikian rupa. Jadi gemes kan aku...

~Chuup...

"Makanya bibirnya dikondisikan ya? Jangan menggoda gitu," cetusku.

"Oppa,"

"Mwo?"

"Jangan salahkan Bangnim oppa, dia hanya ingin yang terbaik untuk artisnya. Dia ingin kamu nggak kena masalah. Dia benar, kau dekat denganku, maka bisa saja kamu celaka." katanya.

Ini apa lagi? Aku diam. Kugenggam jemarinya. Kutatap manik hazel coklatnya, yang meredup.

"Tatap aku. Lalu katakan kalo kamu nggak mau bersamaku," ucapku.

FANS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang