Jingga's pov
*
*
Aku tau Jungkook curiga padaku. Tapi aku berusaha mati-matian biar nggak ketauan. Belum saatnya. Ya, aku menjalani dua kehidupan sebagai Seika dan diriku sendiri.
Hal ini membuatku lelah lahir batin, sungguh! Aku harus selalu awas, siaga nggak boleh lengah. Karena anak buah Papa ada dimana aja. Aku harus berperan sesuai peranku saat itu, apa sebagai Seika atau diriku. Walaupun cuma perbedaan secara fisik saja yang signifikan, selebihnya Seika 80% sama dengan Jingga secara emosional, keseharian, hobi dll. Semoga nggak ada yang menyadari hal ini.
Semua kulakukan agar Papa nggak macem-macem dengan kehidupan Changwook. Selama aku belum memberi jawaban pasti tentang perjodohan itu, aku harus betul-betul menjauh dari Changwook.
"Masih mikirin anak orang lo?" singgung Erwin.
"Mikirin siapa lagi dong... Jangan ngira kalian nggak gue pikirin ya?" sahutku.
"Bejo masih diemin lo, Ji?" tanyanya.
"Hh, ya. Gue tau perasaan dia. Tapi gue mesti gimana coba Win? Cinta nggak gue undang. Gue sendiri nggak nyangka gue bisa sesayang itu sama cowo," cicit gue.
"Ya kali, selama ini yang dirumorkan pan elo sama dia. Kok jadiannya sama yang lain? Nyeseklah pasti," balas Erwin.
Aku mendengus.
"Gue bukan jalang kan, Win?""Emaknya jalang lo."
"Buset, jangan sekata-kata lo ya?!" kupukul bahunya.
Erwin terkekeh. Untung aku punya sepupu kayak Erwin yang mau ngerti kondisiku. Dan sekretaris Song yang setia padaku. Bejo...beberapa hari ini dia mendiamkanku. Biarlah, dia butuh waktu untuk lebih mengerti.
Kami ternyata udah sampe depan gedung sekolah.
"Thanks, Win.."
"Miss!"
"Eoh? Uri Kookie... Ada apa ini bawa rombongan?"
Jungkook ternyata membawa beberapa hyungdeulnya. Taehyung, Jimin dan Yoongi.
"Mereka mau melihatmu," jawab Jungkook.
"Melihat? Maksudnya?"
"Melihatmu mengajar, agar kami bisa merekomenkanmu pada PDnim untuk jadi guru vokal kami." kata Yoongi.
"Jungkook promosi tentangmu, sunbae. Dia cukup jeli mengenai hal itu," imbuh Taehyung
"Ishh... Nggak salah? Anio," tolakku.
"Kenapa Miss?"
"Aku sudah teken kontrak disini. Aku nggak mau cari masalah, Kookieeee..." sahutku.
"Apa sunbae memikirkan tentang bayarannya?" sela Jimin.
"Eobso! Lagipula kalian udah punya performa dan vokal yang bagus. Kalian nggak perlu lagi guru, latihan vokal aja sendiri." ujarku sembari melangkahkan kaki menuju lobby kampus.
'Maaf Kook,' cepat aku berlalu. Kalo aku terima taawaran mereka, suatu saat akan jadi bumerang. Aku nggak mau ambil resiko.
>>>>>Skip
Author's pov
Jungkook melipat tangannya didada, memandang wanita didepannya kini. Tambun, berkacamata, tapi nggak mengurangi kecantikannya, itu yang ada dipikiran Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANS (Complete)
FanficKabur! Itulah kata yang pas. Persetan dengan manager yang nggak mo ngerti, atau pihak produser yang bakal mencak2 sesudahnya, bahkan bisa aja aku diseret ke meja hijau! Dan disini aku bertemu dia. Nama yang aneh setelah kutau artinya adalah nama s...