13# Bogosipeo 2

222 26 0
                                        







"Ji, bogosipeo.." ucapku.

Cuma helaan nafas yang kudengar sebagai balasan. Aku sangat, sangat merindukannya. Rindu celotehannya yang riang, senyumnya, tawanya dan  perhatiannya walau dia samarkan.

"Ji-ah..."

"Kita ketemu," katanya kemudian.

"Jjinjja? Ok, eodi?"

Jingga menyebutkan sebuah tempat ketemuan disebuah persimpangan jalan menuju Paju. Nggak salah?

Aku memburu waktu, entahlah ada degub yang membuncah walau hanya membayangkan pertemuan kami nanti.

Aku sampai. Eoh? Dia...

"Thanks, Kang." Jingga melambai.

Sekejap Kang memandangku lalu dia mengangguk ke arahku.

Jingga menghampiri. Senyumnya menghias menyempurnakan penampilannya malam ini. Coat coklat muda serasi dengan celana kanvas dan beanie, syal yang senada.

Kukembangkan tanganku, dia berjalan ke arahku lalu memelukku, menyusupkan kepalanya didadaku.

"Mau kemana kita?" tanyaku.

"Terserah," sahutnya.

"Kamu nggak kangen, hm?" tanyaku.

"Kangen. Tapi kita kan udah pu-"

~Chuu...

Kukecup bibirnya, Jingga membalasnya hangat.

Aku tersenyum,"Kajja."

Kuputar arah mobilku. Kami menuju tempat biasa aku membenamkan diriku saat ada masalah. Hanya aku dan Bang hyung yang tau tempat ini.

"Apartemen keduaku," kataku menjawab kebingungan Jingga.

"Aigoo..."

"Tenanglah, aku nggak bakal ngapa-ngapain.. Dan khusus koridor ini nggak ada CCTV. "

"Mwo? Kenapa? Bukankah itu sangat riskan buatmu?" tanyanya.

"Aku ingin ada sedikit privacy," sahutku.

"Ara.."
Kugenggam tangannya.

Kami masuk. Jingga melihat-lihat, menyapu seluruh ruangan.
Lalu berakhir di balkon. Dia menghirup udara dingin itu dengan rakus.

"Yeogi chubda..." bisikku sambil melingkarkan tanganku dibahunya.

Dia menoleh. Tersenyum.

"Kan ada kamu yang ngangetin.." sahutnya.

"Ji, aku nggak mau putus." kataku.

"Kita jalani aja dulu. Siapa tau itu cuma perasaan sesaat, apalagi karena kita... Ck, udah pasti hal itu membuat kita saling merindukan."

"Apa perasaanmu semudah dan sebiasa itu? Aku merasa bias. Tapi aku nggak bisa apa-apa...selain menunggu." tukasku sambil mengecup pucuk kepalanya.

"Oppa, aku dijodohkan."

"Lalu?"

"Dengan kakaknya Kang,"

"Mwo? Jadi tadi...--"

"Ne, aku lagi bersama Kang Hyunshik."

Aku terkekeh dan melepaskan rangkulanku. Tapi mataku memerah.

"Oppa...kita dekat baru beberapa hari," ucapnya.

"Tapi beberapa hari itu nggak bisa buat aku lupa dan jadi sangat menyukaimu," selaku.

FANS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang