8# Little kiss

274 26 3
                                    


>

>




Kutatap gadis disampingku ini. Jingga mengajakku ke kebun teh, lembah yang agak curam itu kami turuni sambil berlari. Kami tertawa dan sampai dengan nafas terengah.

"Huh!"
"Yeeeyyyy!" Jingga melompat-lompat persis anak kecil.

Sengaja aku mengajaknya pergi pagi-pagi. Aku ingin mengusir mendung yang dari semalam bergelayut diwajahnya.

"Lebih dingin di Seoul ya," bahasnya.

"Iya, disini walaupun dingin nggak akan sampai bikin hypotermia.." sahutku.

Jingga mengekeh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jingga mengekeh. Banyak para pemetik teh yang udah beraktifitas.

"Kalo di Bogor, kebun tehnya lebih luas Oppa." katanya.

"Dimana itu?"

"Sebelum Jakarta. Oiya, harusnya lo besok pulang ke Seoul kan?" Jingga.

Iyakah? Apa sudah dua minggu?

"Ajik, masih ada dua hari lagi. Tapi kayaknya akan kuperpanjang beberapa hari lagi." ujarku.

"Kamu? Kapan pulang?"

Dia menggeleng,"Kalo ketangkep para bodyguard itu..."

"Ayo kita pulang sama-sama..." cetusku.

"Mwo? Lo gila? Fans lo lagi menggila disana. Lo pulang pergi ya sendirilah, ntar gue kebawa-bawa lagi, timbul masalah dan gossip baru. Ogah gue!" sergahnya.

"Ya..keluar dari bandaranya nggak usah bareng-bareng aja. Gimana?"

Kesannya kayak aku maksa pengen pulang bareng sama Jingga.

"Iyaaa..."
Aku tersenyum liat dia memutar bola matanya.

Kami berjalann beriringan. Tiba-tiba dari arah berlawanan rombongan pemetik teh berjalan, sepertinya mereka udah selesai dengan pekerjaannya.

Jalan sempit dan bakul- bakul mereka yang lumayan besar membuat kami mesti mepet- mepetan dan Jingga hampir terjatuh kesenggol bakul.

Reflek kutarik tubuhnya hingga berhadapan denganku. Netra kami bertemu. Wajahnya bersemu merah. Aih...yepeo!

Dia mendorong tubuhku kikuk.
"Gomaweo...op-"

~Chuu

Kucercahkan sebuah ciuman dibibirnya yang sejak pertemuan pertama kami menjadi magnet tersendiri. Jingga terdiam lalu memejamkan matanya menikmati ciumanku.

Lalu kami sadar kami berada ditempat umum. Untung para pemetik teh itu udah ga ada. Tapi tetap kami merasa malu.

Kutautkan jemariku pada jemarinya. Mungkin dia ga akan sedih lagi. Kayak semalam. Semoga...

FANS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang