15# Separated Time

178 24 0
                                    

                            *

                            *





Kuedarkan pandanganku ke seluruh penjuru apartemen. Kuhubungi nomor Jingga. Nggak aktif. 'Kemana lagi kamu, Ji?!'
Aku mendengus dan tubuhku luruh didepan pintu.

Lama terpekur. Mengingat hal semalam, takut Jingga tersinggung karena ulah dan kata-kataku. Bahkan semalam itu kami melewatkannya hanya dengan mengobrol. Memeluknya, mendekapnya dan meyakini perasaan kami masing-masing, itu udah cukup bagiku. Biarlah...malam yang lalu, pure itu karena kesalahanku.

Kini dia pergi lagi... Aku ragu dia akan kembali. Tapi akan kupastikan dia kembali padaku.

Kutatap wallpaper diponselku, fotoku dan Jingga, yang kuambil semalam. Perasaanku campur aduk. Saat kugeser, ternyata ada yang membuka folder memo. Kususuri folder tersebut.

* to my changwookie...

Oppa, I'm sorry. I have to left you. I take my separated time. I must be. Or...something happened to you. Haengbokhera, Oppa. Fighting!

Maaf, maaf..maaf.  Jangan mencariku. Aku yang akan datang padamu. Terlepas nanti kau masih mencintaiku atau tidak. But, I will.

Aku nggak keberatan kamu sama Yoona. Semoga kalian bahagia.
Selamat wamil, Oppa..

Jingga~

Sekretaris Song pasti menjemputnya dan dia... Big No! Apa dia akan menerima perjodohan itu? Demi aku? Pasti Ayahnya.... Haneul, ya Haneul pasti tau sesuatu.

Aku segera meluncur ke tempat Bang hyung.

"Kau tau berurusan dengan siapa?!" sentak Bang hyung.

Dia begitu kalo udah sangat kuatir. Nada bicaranya pasti naik beberapa oktaf.

"Kalo dia bilang untuk melupakannya, lupakanlah. Karena itu yang terbaik. Dia ingin melindungimu, Wookie." kata Bang hyung melunak.

"Tenanglah dia akan baik-baik saja. Sekarang fokuslah pada pekerjaanmu, dua minggu lagi promo tournya beres. Dan kau bersiap pergi wamil," imbuhnya.

Aku diam. Baru kali ini aku kuatir karena seorang perempuan, selain eommaku tentu.

Aku mengangguk. Ahhh, menyebalkan sekali. Kenapa Ji?

"Dia mempermainkanku, hyung..." gumamku.

"Geumanhe, apa yang kau pikir? Kalo dia mempermainkanmu, dia sekarang sudah pasti bertunangan dengan Hyunshik. Dan tertawa mengejekmu!"

Aku membenamkan kepalaku ditumpukan bantal. Sungguh aku ingin teriak dan menangis. Cih!

Kenapa dia mendekatiku dengan cara yang berbeda hingga hatiku tersentuh? Kenapa dia nggak menampakkan dirinya sebagai fans yang sangat menyukaiku? Kenapa dia...

AAAARRRGGGG!!




>>>Skip




Jingga's pov

Langit sore ini indah, walau mungkin sebentar lagi turun hujan. Semburat warna jingga, biru ungu pudar berbaur dilangit sore ini. Kuhembuskan asap dari cigarret menthol-ku. Ya! Udah lama sekali, aku nggak menghisapnya. Tapi kali ini aku membutuhkannya sekedar mengusir kegalauanku.

"Nih, minum dulu."

Aku menerima minuman kaleng itu.

"Thanks,"

Cowo bertato itu menatapku nanar.

"Gue nggak suka lo kek gini lagi, Ji." katanya.

"Ya, terakhir gue gini kapan ya? Lima tahun lalu? Hmm...ancur seancur-ancurnya gue tuh," sahutku.

FANS (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang