"Binn.." Sapaan seseorang membuat Aura seketika menoleh."Behh.." Tanpa berfikir panjang, Aura segera memeluk erat pria yang tengah berdiri tepat di sampingnya itu. Pria itu membalas pelukan Aura. Memeluknya dengan erat. Sangat erat.
"Behh...Bin kangen." Lanjut Aura.
"Iyaa Beh juga kangen sama Bin. Bin apa kabar?"
"Bin baik. Beh gimana?," Aura kembali mengajukan pertanyaan.
"Iyaa Beh juga baik."
"Beh, Bin minta maaf ya kalo selama ini Bin selalu egois. Ga pernah mikirin perasaan Beh," Tanpa disadari Aura meneteskan air mata.
"Iya Bin gapapa. Beh juga minta maaf ya kalo Beh punya salah."
"Beh, Bin sayang banget sama Beh. Bin ga mau kehilangan Beh." Aura menangis tapi masih berusaha untuk berbicara seraya terus memeluk Beh erat.
"Iyaa Beh juga sayang sama Bin. Bin beneran sayang sama Beh?"
"Iyaa Bin bener-bener sayang sama Beh." Jawab Aura.
"Kalo Bin beneran sayang sama Beh, Beh boleh minta sesuatu ga?,"
"Boleh. Bin akan usahain supaya Bin bisa memenuhinya."
"Beneran Bin mau memenuhinya?," Pria itu kembali mengajukan pertanyaan.
"Iyaa."
"Janji??" Tanyanya sekali lagi.
"Iyaaa,"
"Bin lupain Beh yaa,"
"Kenapa??" Aura menatap pria itu lurus.
"Karna ada yang lebih baik dari Beh diluar sana."
"Ga. Ga ada yang lebih baik buat Bin selain Beh. Jadi jangan paksa Bin buat Bin ngelupain Beh. Bin ga bisa." Jelas Aura. Pria itu hanya menatapnya seraya memberikan senyuman samar.
"Berarti Bin bohong. Katanya Bin bakal memenuhi permintaan Beh."
"Iyaa Bin akan memenuhinya, asal jangan suruh Bin supaya bisa ngelupain Beh. Karna Bin ga bisa," Aura menatap pria itu dengan serius.
"Nggak Bin. Bin harus dapetin orang yang lebih baik dari Beh. Buka hati Bin buat orang lain. Supaya Bin bisa ngelupain Beh."
"Ga akan bisaaa Behhh," Aura berusaha meyakinkan pria itu.
"Itu karna Bin nggak mau buka hati Bin buat orang lain. Coba kalo sekali-kali Bin buka hati Bin buat orang lain. Cepat atau lambat, Bin pasti bisa ngelupain Beh. Percaya lah." Pria itu dengan sabar memberi penjelasan pada Aura.
Aura setia mendengarkan.
"Banyak orang-orang diluar sana yang sayang sama Bin itu tulus. Melebihi Beh." Jelas pria itu.
"Ga ada orang yang sayang sama Bin itu tulus selain Beh. Ga ada." Tegas Aura.
"Ada!" Bentak Beh, yang berhasil membuat Aura terkejut.
"Siapa? Siapa ?? Ga ada!!" Aura membalasnya.
"Dito!" Penyataan Beh membuat Aura sangat terkejut.
Seraya menatap pria itu tanpa berkedip, Aura berkata.
"Dito??" Tanyanya.
"Iyaa Dito. Dia sayang sama Bin itu tulus. Lebih tulus dari Beh. Dito lebih baik dari Beh. Tolong Bin, demi Beh, buka hati Bin buat Dito. Kasih dia kesempatan sekali aja buat buktiin ke Bin, kalo dia itu bener-bener sayang sama Bin. " Pria itu menatap Aura penuh harap sebelum akhirnya melanjutkan kata-katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REALLY?
Teen FictionCuek bukan berarti nggak peduli. Cuek bukan berarti nggak sayang. Tapi cuek itu sebagian dari memperhatikan. Dan menyayangimu diam-diam. •~AuraDianryFaranisa~• FOLLOW IG KU GAES @rosidahdivyanka Amazing Cover by: ecenggondok