Chapter 31

1.4K 58 1
                                    

Sepuluh menit berlalu, Dito sudah sampai ditempat tujuannya. Rumah Salsa. Syukurlah Dito tidak salah alamat dan bisa menemukan alamat itu dengan benar.

Dito turun dari mobil. Salsa yang menyadari kehadiran Dito dengan cepat mempersilahkan Dito masuk.

"Dit, ayo masuk" ajak Salsa.

"Nggak usah Sal, disini aja. Gue buru-buru soalnya udah sore," jawab Dito menolak dengan tenang. Salsa pun menurut.

"Oh gitu, yaudah duduk. Gue ambil minum dulu ya," ucap Salsa.

"Nggak usah Sal, gue nggak haus. Mending lo duduk aja," tolak Dito lagi.

"Segitu buru-burunya ya?" tanya Salsa. Dito mengangguk.

Sebenarnya Dito tidak buru-buru  dia hanya berpura-pura agar obrolannya dan Salsa tidak berkepanjangan.

"Kamu perlu apa? Tumben," tanya Salsa penasaran. Kalimat itulah yang sejak tadi ditunggu Dito untuk ditanyakan Salsa.

"Gue mau bahas soal lomba," jawab Dito to the point.

"Dit, soal yang kemarin sorry ya, gue benar-benar nggak tau kenapa gue bisa ngelakuin itu ke lo. sorry ya," ucap Salsa serius.

"Sal, yang sikap lo kemarin itu salah. Nggak seharusnya lo ngelakuin itu ke gue," ucap Dito yang sebenarnya masih kesal dengan sikap Salsa kemarin.

"Iya Dit, gue tau itu salah. Tapi gue sendiri nggak tau kenapa gue bisa ngelakuin itu ke lo," jelas Salsa. Matanya sudah mulai berkaca-kaca.

"Tetap aja Sal, itu salah," Dito menahan emosinya agar tidak meledak.

"Iya Dit, gue tau. Makanya gue  minta maaf. Plis maafin gue," pinta Salsa sambil menangis. Melihat ini sebenarnya Dito tidak tega, tapi mau bagaimana lagi Dito tidak punya cara lain selain harus membuatnya menangis seperti ini. Ya, membuat Salsa menangis adalah salah satu rencana Dito. Semoga saja rencananya bisa berjalan seperti yang diharapkannya.

"Sal--"

"Plis, gue bakal lakuin apa aja asal lo mau maafin gue," potong Salsa cepat yang sepertinya menyadari bahwa Dito tidak akan memaafkannya begitu saja.

Yes, batin Dito dalam hati. Akhirnya semuanya berjalan seperti rencananya. Syukurlah.

Meski begitu, Dito tetap harus berakting agar Salsa tidak mencurigainya.

"Dit," panggilan Salsa menyadarkan Dito dari lamunannya.

"Plis maafin gue. Gue janji bakal lakuin apapun asal lo maafin gue," Salsa mengulangi ucapannya. Dito tersenyum puas mendengarnya, kali ini Salsa serius dia tidak sedang becanda.

"Lo yakin?" tanya Dito membuat Salsa mengangguk.

"Iya," jawabnya mantap. Lagi-lagi Dito tersenyum puas mendengarnya. Jahat? Untuk kali ini mungkin tidak apa-apa.

Ini kesempatannya kan? Apalagi yang Dito inginkan dari gadis ini selain perannya diganti oleh Aura.

"Gue mau peran lo diganti Aura," kata Dito mengutarakan keinginannya. Salsa yang semula menangis kini menatap Dito dengan tatapan semakin menjadi. Air matanya tidak bisa ditahan lagi.

Dito ingin perannya diganti dengan Aura? Itu kan sama saja Dito memintanya untuk pergi menjauhinya. Apa itu benar?

"E-lo mau it-itu dari gue?" tanya Salsa tidak percaya dengan permintaan Dito yang menurutnya itu sangat tidak mungkin. Susah payah dia mendapatkan peran ini, Dito justru meminta perannya diganti Aura? 

"Iya," jawab Dito mantap.

Bersamaan dengan jawaban itu, air mata Salsa jatuh membasahi pipinya.

REALLY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang