Chapter 33

1.7K 86 16
                                    

Thx buat 25K nya gaes❤



🔅🔆🔅




"Ra, apa susah nya sih jawab iya? Lomba ini tuh punya banyak keuntungan buat lo. Pertama, lo bisa ngajauhin gue dari Salsa. Kedua, lo bisa ngeharumin nama sekolah kalo nanti kita menang. Ketiga, ini bisa jadi pengalaman yang nggak bisa dilupain karena kita bisa sama-sama jadi wakil sekolah. Hal kek gini tuh nggak akan bisa keulang Ra, walaupun bisa pasti dengan momen yang berbeda. Gue mohon Ra, lo mau ya," Dito terus memohon. Tekat nya sudah bulat untuk menjadikan Aura pasangannya dalam lomba minggu depan. Dia akan terus memohon sampai Aura mengiyakan permintaannya itu.

Hening.

"Iya aku mau," tiga kata yang baru saja diucapkan Aura seketika membuat tubuh Dito lemas. Astaga, setelah sekian lama mereka berdebat akhirnya Aura setuju juga. Rasanya Dito ingin sekali menari seperti tarian yang ada diserial India itu. Sungguh dia sangat bahagia mendengar keputusan itu. Dan ya, perdebatannya tidak sia-sia.

"E-lo serius kan?" tanya Dito tidak yakin. Siapa tau Aura hanya bercanda. Semoga saja tidak.


"Iya Dit, aku serius. Tapi tetap aja aku nggak enak sama Sals--"

"Kalo masalah itu lo tenang aja. Salsa itu orang yang baik, dia udah bilang ke gue kalo dia nggak mempermasalahin perannya diganti sama lo. Jadi lo nggak perlu mikirin itu. Yang boleh lo pikirin itu cuma satu, lomba ini. Waktu kita cuma seminggu,  lo harus hapal semua dialog lo dalam waktu seminggu itu. Tapi lo nggak perlu khawatir ada gue yang bakal bantu lo dalam masalah ini," jelas Dito panjang lebar. Aura mengangguk paham. Walaupun dalam hati Aura tidak yakin kalau dia mampu dengan peran ini. Tapi tidak masalah, ada Dito yang akan selalu membantunya dalam segala hal.

"Besok lo masuk sekolah kan?" tanya Dito ketika keadaan tiba-tiba hening.

"Iya," jawab Aura singkat.

"Emang udah sehat?" tanya Dito lagi.

"Lumayan. Kan udah minum obat. Lagian sakitnya juga karena kecapean. Jadi nggak masalah kalo besok aku sekolah," jelas Aura, Dito mengangguk paham.

"Syukur deh kalo gitu. Itu artinya kita punya waktu disekolah untuk ngehapal dialognya. Kalo nanti dialognya udah lancar baru kita coba untuk mendalami karakter dan ekspresinya," jawab Dito.

"Iya. Eh, btw kamu udah hapal dialognya?" tanya Aura.

"Gue udah hapal sebagian. Tinggal beberapa paragraf lagi yang belum dihapal karena lumayan susah,"  jawab Dito jujur.

"Kamu yang udah ngehapal hampir sebulan yang lalu aja belum hapal, Gimana aku?" tanya Aura meragukan kemampuannya. Dito memutar bola matanya malas. Gadis dihadapannya ini selalu saja pesimis dalam segala hal. Belum mencoba sudah takut gagal. Bagaimana pengalamannya akan bertambah jika dia selalu pesimis seperti ini?

Dito menarik napas sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Nggak usah mikir yang aneh-aneh. Kan ada gue, gue yang bakal ngajarin lo sampe bisa bahkan lebih baik dari gue," kata Dito membuat Aura terkesima.

Dito lah satu-satunya orang yang selalu berhasil membuat mood  Aura yang semula buruk seketika membaik hanya karena kalimat receh yang diucapkannya. Kalimat Dito barusan membuat kepercayaan diri Aura seketika naik. Aura pasti bisa! Dia yakin itu. 

Walaupun sikap Aura selama ini selalu membuat Dito sering kali merasa emosi, tapi itu semua tidak membuat kasih sayang Dito untuk Aura berkurang. Aura tau Dito itu sangat menyayanginya. Jika tidak, Dito pasti tidak akan melakukan semua ini hanya untuk  meyakinkannya menjadi pengganti peran Salsa. 

REALLY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang