Chapter 11

3.4K 182 66
                                    


Bel masuk baru saja berbunyi. Bu Novi, guru matematika masuk kelas. Sambil membawa beberapa buku ditangannya. Menyadari kehadiran bu Novi, ketua kelas dengan cepat memberi salam yang kemudian diikuti seluruh siswa.

"Selamat pagii buuu..." Ucap seluruh siwa bersamaan.

"Pagi anak-anak. Jawab bu Novi kemudian segera duduk.

" Anak-anak, sebelumnya ibu mau minta maaf, hari ini ibu nggak bisa ngasih materi kekalian, soalnya ibu hari ini mau izin ke Bogor. Nggak papa yaa"

Ucapan bu Novi barusan, sontak membuat seisi kelas menjadi ramai. Semua raut wajah siswa terlihat sangat bahagia. Bagaimana tidak, matematika adalah pelajaran yang sangat menguras energi terutama otak. Ditambah lagi guru yang mengajar mata pelajaran ini sangat membosankan. Setiap kali ia masuk kekelas kami, ia akan segera mengulas materi kemarin, kemudian melanjutkan materi ke Bab selanjutnya. Setelah ia selesai menjelaskan materi nya, ia akan segera meminta kami untuk mengerjakan soal latihan. Sedangkan kami hanya diam. Tak bersuara. Kami diam bukan berarti kami sudah memahami, tapi kami diam karna kami tidak bisa memahami penjelasan dari bu Novi.

Saat salah satu dari kami memberanikan diri untuk bertanya, dan memintanya untuk mengulanginya kembali, namun Bu Novi hanya menjawab

"Tanya saja pada teman mu yang sudah memahaminya."

Sedangkan kami?

Kami tidak ada yang memahaminya sama sekali.

Maka tidak heran jika kami terlihat sangat gembira. Kegembiraan ini melebihi saat kami sedang mendapatkan diskon 50℅ ketika kami berbelanja di Supermarket. Membuat siapa saja akan dengan senang hati menerimanya. Intinya kami sangat bahagia. Dan tidak ada yang bisa membuat seorang siswa itu sangat bahagia kecuali tiga hal.
Yang pertama, ketika pulang lebih cepat dari biasanya. Biasanya ini terjadi ketika guru-guru akan mengadakan rapat bulanan.
Kedua, ketika guru mata pelajaran yang kita tidak sukai tidak hadir. Terutama matematika berharap guru matematika tidak akan hadir setiap hari. Tapi anehnya, setiap guru matematika itu kenapa harus rajin masuk sihh??😭.
Ketiga, ketika jam terakhir, saat rasa lapar tiba-tiba melanda, saat rasa ngantuk tiba-tiba muncul. Kemudian bel berbunyi. Wahhh...ini adalah penyelamat terbaik. Dan semua orang akan bersorak senang dengan hal ini.

"Sumpah gue seneng banget bu Novi ga masuk." Bisik Lissa pada ketiga sahabatnya itu.

"Sama gue juga," Sahut Riri.

"Aku juga." Aura tak mau kalah.

"Apalagi gue. Mimpi apa gue tadi malem?. Behhh rasanya gue tu senengggg banget. Udah ga dapet materi, ga dengerin ibu ini ngomel, gue bisa ngobrol sepuasnya, free empat jam. Huuh, sumpah gue seneng banget." Kata Safa bersemangat.

"Yaelahhhh buuu..kenapa ga masuk?? Padahal saya kangen lo sama tugas ibu." Nando memulai drama nya.

Padahal sebenarnya ia sangat bersyukur bu Novi tidak memberinya materi hari ini. Karna setiap pelajaran bu Novi, ia tidak pernah dibiarkan untuk tidur. Meski hanya sejenak. Melihatnya terlelap walau hanya beberapa detik, bu Novi dengan cepat menghampirinya kemudian menjewer telingannya.

"Alah ndo..ndo...sok-sok-an lo ndo." Balas Redy.

"Tenang aja, walaupun ibu nggak masuk, tapu kalian tetep ada tugas kok." Kata bu Novi yang melirik kearah Nando.

"Yah bu, kok gitu sih?" Protes Safa kesal.

"Ibu emang sengaja ngasih kalian tugas. Karna ibu tau kalo kalian ditinggal gitu aja, tanpa dikasih tugas apapun, pasti kalian bakal ribut, ngobrol, atau nggak itu kalian pasti kekantin. Yaaa kan?? Jadi, daripada kalian ngelakuin hal yang nggak bermanfaat, lebih baik kalian ngerjain tugas.". Penjelasan bu Novi barusan, membuat raut wajah seisi kelas tiba-tiba berubah. Yang semula semeringah, seketika berubah kesal dan medadak lemas.

REALLY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang