Chapter 40

1.6K 57 5
                                    

HEPIRIDING GAESSS
INI PANJANG BUANGET TI-ATI BOSEN😜😜😜


"Lo mau bebas dari sini?" tanya gadis itu, sudah pasti Aura mengangguk mantap.

Gadis itu tersenyum sinis, kemudian menjawab, "Tapi ada syaratnya. Gimana? Lo mau?" tanyanya.

Aura menatap gadis itu bingung sekaligus penasaran. Syarat apa yang akan diajukan gadis itu agar membebaskannya?

"Syarat? Syarat apa?" Aura bertanya.

Hening beberapa saat hingga akhirnya gadis itu kembali bersuara.

"Putusin Dito setelah lo keluar dari sini," jawaban gadis itu membuat Aura terbelalak tidak percaya.

"Pu-putusin Dito?" tanya Aura ragu, barangkali tadi dia salah dengar.

"Iya. Kenapa? Lo nggak mau? Gampang aja sih kalau lo nggak mau, gue ba--"

"Kenapa kamu egois banget sih? Apapun alasannya, saya nggak akan putusin Dito. Dito itu pacar saya, saya cinta sama dia. Kenapa kamu maksa banget buat jadi pacar dia? Padahal kamu tau  kalau Dito nggak cinta sama kamu,"

"Nggak usah bertele-tele, Lo terima syarat dari gue atau enggak. Gue nggak butuh ceramahan nggak guna lo," gadis itu berteriak.

"Kamu udah tau jawabannya," jawab Aura santai.

"Lo nggak mau?"

"Iyalah pasti. Apapun masalah yang saya hadapi, saya nggak bakal ngorbanin Dito untuk alasan apapun. Meski nyawa saya jadi taruhannya," jawab Aura tegas.

Gadis itu sempat terpukau dengan keberanian yang Aura tunjukkan. Dalam hati dia berkata, "Sejak kapan Aura berani seperti ini?"

"Saya pikir kamu itu perempuan baik-baik. Ternyata Dito bener, kamu cuma mau ngambil Dito dari saya. Dan ya, saya nggak bakal biarin itu semua terjadi," tambah Aura.

Membuat gadis itu semakin geram dan ingin menampar Aura detik itu juga.

"Diem! Gue bilang diem ya diem. Bisa nggak sih?!"

"Enggak. Kenapa? Emang salah kalau saya ngejawab omongan kamu? Hak saya dong mau ngapain aja," balas Aura sengit.

"Dasar perusak hubungan orang," kata gadis itu.

"Heh, disini tuh yang jadi perusak hubungan orang itu kamu. Bukan saya!" kesal Aura, "tiba-tiba datang terus mau ngerebut cowok orang. Nggak tau malu, nggak tau diri, atau nggak laku?" sindir Aura membuat gadis itu seketika menjambak Aura, kuat.

"Berani lo ngomong gitu ke gue? Lo belum tau siapa gue? Mau gue kasih tau?" gadis itu menjambak Aura kuat, Aura meringis kesakitan.

"Lep-lepasin!" Aura memberontak dan berhasil melepaskan tangan gadis itu dari rambutnya.

"Gue nggak suk--"

Aura tidak membiarkan gadis itu menyelesaikan kalimatnya. Dengan gerakan cepat, Aura menjambak balik rambut gadis itu tak kalah kuat -- sampai gadis itu merintih kesakitan.

"Kamu harus rasain apa yang tadi saya rasain. Kamu udah sekap saya seharian kan? Sekarang gantian kamu yang akan saya sekap," kata Aura seraya mendudukkan gadis itu disalah satu kursi tanpa melepaskan jambakannya. Aura tau itu kelemahan gadis itu yang bisa ia manfaatkan.

"Lepasin gue!" gadis itu meronta seraya merintih karena jambakan Aura yang sangat kuat.

"Nggak!"

"Kamu harus ngerasain apa yang kemaren aku rasain," kata Aura sambil mengikat tangan gadis itu dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya dia digunakan untuk memegang tangan gadis itu.

REALLY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang