Tok tok tok
Suara ketukan pintu rumah Aura membuat Tia seketika menghentikan aktifitasnya, menyapu ruang tamu.
Tia berjalan kearah pintu untuk membukanya. Saat pintu itu sudah terbuka dengan sempurna, hanya ada tatapan bingung yang saling mereka berikan.
"E, Mbak Tia, Tante Dian nya ada nggak?" tanya Safa sopan.
"Aduh kalian datangnya terlambat, Bu Dian baru aja keluar. Ada perlu apa nih kalian rame-rame kesini?" tanya Tia penasaran.
"E, sebenarnya kami kesini mau ketemu Tante Dian. Berhubung Tante Dian nya nggak ada, kami boleh izin sama Mbak Tia aja nggak?" tanya Riri hati-hati.
"Izin sama saya? Izin apa?" tanya Tia bingung sekaligus penasaran.
"Jadi gini, kami berencana untuk bantu cari Aura. Maka dari itu, kami datang kesini untuk mendapatkan tambahan bukti. Rencananya kami mau periksa ke kamar Aura, siapa tau kami nemuin sesuatu yang bisa bantu cari tau keberadaan Aura," Riri menjelaskan panjang kali lebar.
"Ogitu, kalian boleh kok ke kamar Aura," jawaban Tia membuat Riri dan yang lainnya berbinar.
"Makasih banyak Mbak," kata Lissa semangat. Tia mengangguk, kemudian mempersilahkan mereka masuk.
——————————
Riri, Safa, dan Lissa sudah berada didalam kamar Aura. Sedangkan Rommi dan Duta memilih untuk menunggu diluar.
"Kita periksa setiap sudut kamar nya ya guys. Tapi jangan diacak-acak. Semoga kita nemuin petunjuk," kata Riri memberitahu. Lissa dan Safa mengangguk kemudian mulai memeriksa semua barang yang berada didalam kamar Aura, termasuk meja belajar dan lemari.
Beberapa menit kemudian.
"Guys gue belum nemuin petunjuk apa-apa. Kalian gimana?" tanya Lissa mulai lelah.
"Sama gue juga," lanjut Riri.
"Gue juga nggak nemu apa-apa. Gimana dong? Kalau gini kita nggak bakal dapat info apa-apa. Aura juga kan belum tentu diculik," kata Safa mulai panik.
"Coba kita cari ulang," ajak Lissa.
"Iya, Lissa bener," tambah Riri. Safa dan Lissa mengangguk.
"Eh, tunggu," suara Lissa menghentikan niat mereka untuk kembali memeriksa kamar Aura.
Mereka menoleh, menatap Lissa dengan tatapan bingung.
"Apa?" tanya Safa mewakili Riri.
"Mungkin nggak sih kalau Aura dibawa sama Hani?" Lissa mengatakan pendapat nya.
"Kok gitu?" tanya Riri bingung.
"Kalian inget nggak, beberapa hari lalu Aura pernah cerita kalau Hani ngancam dia? Ada kemungkinan kan kalau Hani penyebab hilang nya Aura. Waktu itu Aura juga keliatan ketakutan banget dengan ancaman Hani," kata Lissa membuat Riri dan Safa berfikir sejenak.
"Bener juga sih kata lo," Riri membenarkan ucapan Lissa barusan.
"Eh, tapi kita nggak boleh berburuk sangka dulu sama Hani. Emang kalian punya bukti kalau Hani dibalik hilangnya Aura? Enggak kan, jadi jangan asal nuduh orang, ntar jatohnya fitnah," kata Safa membela Hani.
"Nggak perlu bukti kali, Fa. Hani tuh benci banget sama Aura, Bisa aja kan dia nekat ngelakuin sesuatu yang buruk sama Aura demi balikan lagi sama Dito. Namanya juga cewek ambisius," jawab Riri tegas.
"Noh denger. Fix, gue yakin seratus persen kalau Hani penyebab hilangnya Aura. Kita temuin Dito sekarang, tanya dimana rumah Hani. Kita harus buat Hani harus kasih tau dimana Aura sekarang," kata Lissa setuju dengan pendapat Riri.
KAMU SEDANG MEMBACA
REALLY?
Teen FictionCuek bukan berarti nggak peduli. Cuek bukan berarti nggak sayang. Tapi cuek itu sebagian dari memperhatikan. Dan menyayangimu diam-diam. •~AuraDianryFaranisa~• FOLLOW IG KU GAES @rosidahdivyanka Amazing Cover by: ecenggondok