"Ra," panggil Dito.
Tak ada jawaban.
"Ra,"
Masih sama.
"Ra,"
Lagi-lagi sama, tak ada jawaban. Apa mungkin pendengaran Aura sedang bermasalah?
Dito menatap Aura tajam, tapi yang ditatap hanya memainkan ponselnya dengan tenang. Karna kesal, Dito sampai merebut ponsel itu dari tangan Aura. Cukup! Sudah cukup Dito bersabar sejak tadi. Mencoba bersabar dan harus menahan amarahnya agar tidak meledak itu tidak mudah. Lihat saja, sekarang Dito akan buat perhitungan dengannya.
Dito yang merasa kesal, langsung meletakkan ponsel Aura diatas meja. Dito sama sekali tidak peduli dengan tatapan sinis yang diberikan Aura.
Dito menghela nafas pelan, kemudian mengarahkan wajah Aura agar menatapnya. Dia menatap Aura dengan lembut.
"Ngambekan banget sih Cass," cibir Dito. Aura memalingkan wajahnya malas menatap Dito yang menyebalkan ini. Dia kesal dan tidak ingin berbicara padanya.
Dito yang merasa diabaikan langsung mengarahkan wajah Aura agar menatapnya lagi. Dia tidak suka diabaikan seperti ini.
"Jangan ngambek lagi dong Cass, kita maafan ya," Dito berusaha mengajak bicara Aura, tapi Aura tetap diam.
"Cass--"
"Nama aku Aura, bukan Cassie. Jadi stop panggil aku Cassie!" bentak Aura. Dito tersenyum meledek, akhirnya dia angkat suara juga.
"Itu kan panggilan sayang aku ke kamu," tambah Dito.
"Dih, aku-kamu. Biasanya juga lo-gue," komentar Aura. Dito menghela nafas lega mendengarnya. Akhirnya Aura mau mengomentarinya lagi.
"Iya deh iya, gue minta maaf. Maaf gue udah marah ke lo soal yang semalem. Gue ngaku gue salah. Gue minta maaf," sesal Dito. Aura tidak menjawab. Dito mengacak rambutnya frustasi, dia bingung harus melakukan apa. Mendapat maaf dari Aura sangatlah sulit, tidak seperti yang dibayangkannya. Dito pikir dengan bersikap sedikit romantis padanya akan memberi efek tersendiri bagi Aura, hingga Aura mau memaafkannya. Tapi nyatanya tidak.
Setelah hening beberapa saat, akhirnya Dito kembali memberanikan diri untuk mengajak bicara Aura lagi. Dia tidak akan menyerah sebelum mendapat maaf dari Aura malam ini.
"Ra, udah dong ngambeknya. Maafin napa? Gue ngaku salah, gue minta maaf. Maafin gue plis," kalian tau dimana posisi Dito sekarang? Dia sudah berjongkok dihadapan Aura dengan tampang melasnya sambil terus memohon. Aura sampai tidak tega melihatnya, mau bagaimana pun Aura sangat menyayanginya. Dia tidak tega melihat Dito memohon seperti ini. Baik lah kali ini Aura akan memaafkannya, lagi pula Aura sudah tidak tahan berlama-lama marah dengannya. Sungguh, dia rindu Dito. Aktingnya hari ini sangat menyiksanya.
Perlahan tangan Aura terulur untuk menyentuh pipi Dito. Dito sampai melongo dibuatnya. Ini bener Aura?
"Iya dimaafin. Dito nggak usah khawatir, Aura cuma sayang sama Dito. Cintanya Aura itu cuma buat Dito seorang. Seganteng dan sebaik apapun cowok yang deketin Aura, Aura nggak peduli. Aura cuma cinta sama Dito, bukan yang lain," jelasnya lembut seraya tersenyum penuh arti. Kemudian memegang kedua bahu Dito, agar berdiri.
Dito menghela nafas lega mendengarnya. Tapi, sejak kapan Aura berubah jadi wanita yang romantis seperti ini? Ini pertama kalinya Aura berkata lembut padanya. Sambil memegang wajah Dito pula. Oh yaampun, Dito ingin berteriak sekarang. Tapi itu tidak mungkin kan? Ah, sudahlah ini juga tidak terlalu penting untuknya. Yang terpenting sekarang dia dan Aura sudah berbaikan. Itu jauh lebih baik dari semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REALLY?
Teen FictionCuek bukan berarti nggak peduli. Cuek bukan berarti nggak sayang. Tapi cuek itu sebagian dari memperhatikan. Dan menyayangimu diam-diam. •~AuraDianryFaranisa~• FOLLOW IG KU GAES @rosidahdivyanka Amazing Cover by: ecenggondok