Ada yang nunggu?
------------------
Seperti kata Dito tadi pagi, ia akan menjemput serta mengantar Aura kesekolah. Tapi ada sesuatu yang berbeda dari Dito pagi ini. Jika biasanya ia hanya mengantarnya sampai gerbang sekolah, hari ini Dito ikut masuk bersama Aura. Bahkan Dito memarkirkan mobilnya diparkiran sekolah.
"Kenapa kamu ikut turun?" Tanya Aura bingung. Karena biasanya Dito tidak pernah melakukan ini. Setelah membukakan pintu untuk Aura, ia akan kembali masuk kedalam mobil kemudian berlalu pergi. Tapi hari ini? Kenapa Dito berbeda?
"Emang kenapa? Nggak boleh?" Dito balik bertanya. Mendengar itu, Aura hanya bisa memutar bola matanya malas. Berdebat dengan-nya dipagi hari akan membuat mood- nya berubah menjadi buruk. Dan Aura tidak mau itu terjadi. Jadi lebih baik, ia mengalah.
Saat Aura berniat meninggalkan Dito menuju kelas, tiba-tiba Dito mencekal tangannya. Aura menoleh kemudian menatapnya dengan tatapan bingung. Entah apa yang akan dilakukan Dito kali ini?
"Bareng" Kata Dito membuat Aura semakin bingung.
"Bareng kemana?". Tanya Aura bingung.
"Ke kelas lah. Yakali ke WC" Aura mengernyitkan dahi semakin bingung.
"Ngapain? Udah siang, mending kamu langsung kesekolah aja."
"Lo ngusir gue?" Tanya Dito.
"Menurut kamu?" Aura balik tanya.
"Tapi kan gue belum ngasih tau lo, kejutan apa yang bakal gue kasih.Emang lo nggak penasaran?" Tanya Dito.
"Nggak terlalu penasaran sih," Kata Aura datar.
"Yah, kalo gitu gue nggak jadi kasih deh" Dito berusaha memancinga Aura agar tertarik pada kejutannya.
"Iya deh. Mana kejutannya?" Tanya Aura tidak tertarik dengan kejutan yang akan diberikan Dito untuknya. Padahal dalam hati Aura bagitu penasaran dengan kejutan itu.
Pasalnya selama 10 bulan mereka berpacaran, Dito tidak pernah memberinya kejutan sama sekali. Bahkan Aura sempat kesal pada Dito, karena ia bukan tipe cowok yang romantis.
"Yah, dia kepo. Hahaaa" Dito tertawa puas. Sedangkan Aura merasa sangat kesal pada Dito, bukannya mempersingkat waktu, ia justru membuat obrolan mereka berkepanjangan.
"Plis deh. Ini udah siang, bentar lagi bel masuk. Dan kamu harus berangkat sekolah sebelum telat! Bisa nggak To the point aja? Bosen liat kamu lama-lama disini." Kesal Aura.
"Yakin bosen liat gue?" Tanya Dito membuat Aura semakin geram.
"DITOOOOO!!!" Geram Aura. Rasanya ia ingin sekali menelan Dito hidup-hidup.
"Shuuutt" Dito menutup bibir Aura dengan jari telunjuknya. Mendengar teriakan Aura, seketika membuat Dito sakit kepala. Teriakannya itu seperti petir yang akan menyambar. Dan telinga Dito otomatis akan sakit setelah mendengarnya.
Sementara Aura, hanya membeku ditempat saat telunjuk Dito berhasil menyentuh bibirnya. Entah mengapa, jantung Aura tiba-tiba berdegub kencang dan sulit untuk dikontrol. Inikah jatuh cinta?
Sadar Dito tengah memperhatikan-nya, Aura segera mengalihkan pandangannya kearah lain. Dito tersenyum kecil melihat ekspresi Aura.
"Cewek gue emang paling anehh. Baru diginiin aja udah salting kalo gue tau semudah ini bisa bikin lo diem, buat lo nurut. Udah dari tadi gue giniin. Dasar mak lampir. Eh, tapi gue sayang" Dito tertawa dalam hati.
"Ekhemm" Dito berdehem. Membuat Aura kembali menatapnya.
"Apa?" Tanya Aura datar.
"Penasaran banget ya sama kejutannya? Oke deh, karena gue baik hati, jadi gue bakal to the point aja. Kasian lo juga kan? Pagi-pagi udah badmood karena gue." Dito meledeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REALLY?
Teen FictionCuek bukan berarti nggak peduli. Cuek bukan berarti nggak sayang. Tapi cuek itu sebagian dari memperhatikan. Dan menyayangimu diam-diam. •~AuraDianryFaranisa~• FOLLOW IG KU GAES @rosidahdivyanka Amazing Cover by: ecenggondok