Chapter 21

2.3K 118 13
                                    



"Apa?!!" teriak Aura, Riri, dan Lissa bersamaan. Bagaimana mereka tidak sampai berteriak? Pagi-pagi begini mereka sudah dikejutkan dengan berita yang baru saja dikatakan Safa. Ya Safa, pagi ini dia mengatakan bahwa dia baru saja jadian dengan Rommi.

Tentu saja mereka terkejut mendengarnya, pasalnya selama ini Safa selalu bersikap tidak peduli pada semua pria yang berusaha mendekatinya, termasuk Rommi. Rommi itu teman sekelas mereka, dia juga sahabat lama Dito. Sejauh yang mereka tau, Rommi memang menyukai Safa --meski Safa selalu bersikap cuek padanya-- Rommi selalu mencari perhatian Safa saat ia sedang sendiri. Dan Safa? Kenapa dia tidak pernah mengatakan pada mereka bahwa ia menyukai Rommi? Dan sekarang, mereka tiba-tiba berpacaran? Oh, yaampun sebenarnya ini ada apa? Apa Rommi yang memaksanya?

"El-elo jadian sama si kutu kupret itu? Hah?" tanya Riri terkejut, bahkan dia belum percaya sepenuhnya dengan pengakuan Safa tadi. Safa mengangguk singkat.

"Sejak kapan kalian deket? Maksud gue PDKT nya. Udah lama tah? Perasaan gue, selama ini lo nggak suka kalo dia ngikutin lo kemana-mana, terus kenapa tiba-tiba sekarang jadian?" kali ini Lissa yang penasaran. Aura dan Riri mengangguk setuju dengan pertanyaan Lissa tadi.

"Sebenernya gue deket sama dia udah lama sih, cuma gue nggak cerita sama kalian. Mau bikin surprise gitu hahaaa," tawa Safa membuat mereka berang.

"Safa, nggak lucu tau. Ini tuh lagi serius," komentar Aura, Safa memutar bola matanya malas.

"Aura, gue juga serius. Dua rius malah. Gue sama Rommi tuh PDKT udah lama, Kalian aja yang nggak nyadari," kesal Safa.

"Oke, abaikan masalah PDKT nya kapan, sekarang giliran gue yang nanya. Kok lo bisa nerima dia? Lo terpaksa? Atau jangan-jangan diancam?" selidik Riri curiga dengan keputusan yang diambil Safa.

Safa mendengus kesal. Kenapa mereka tidak percaya sih? Memangnya dia tidak boleh menyukai Rommi?

"Aduhhh, dipaksa apaan sih? Ngaco deh lo, Ri. Ya kali gue mempan dipaksa-paksa.Ogah!. Gue nerima dia karena gue emang cinta sama dia, gue punya perasaan sama dia. Emang salah?" kesal Safa, Riri hanya cengengesan -- tidak tau harus mengatakan apa, karena apa yang Safa bilang memang ada benarnya.

"Ya enggak juga sih. Lo boleh kok suka sama siapa aja, termasuk Rommi. Selama orang itu baik buat lo, gue sih nggak masalah. Apalagi Rommi, kita kan kenal banget dia gimana orangnya," jelas Riri. Aura mengangguk setuju.

"Nah, itu lo tau. Terus kenapa harus dipermasalahin?" tanya Safa bingung.

"Fa, bukan dipermasalahin. Kami cuma pengen tau aja, kok lo tiba-tiba jadian sama Rommi. Soalnya selama ini lo kan nggak pernah cerita," Lissa meluruskan maksud Riri. Lagi-lagi Aura dan Riri mengangguk setuju.

"Nah, Maksud gue juga gitu. Tumben lo pinter, Sa." ledek Riri, Lissa menatapnya sebal.

"Emang dari dulu gue pinter kan? Lo aja nggak pernah ngakuin," ketus Lissa. Riri hanya terkikik pelan.

"Udah ah, mending kita ke kantin yuk. Safa yang teraktir, peje gitu hahaaa" usul Aura, Lissa dan Riri mengangguk cepat.

"Kalian mau peje? Jangan minta gue, noh minta ke Rommi," mendengar jawaban Safa, mereka seketika cemberut. Dasar pelit!

------------------

Pukul 17.00

Karena pemotretan kemarin dibatalkan dengan alasan fotografer nya mendadak ada urusan, maka pemotretannya diganti hari ini.

Sesuai rencana yang sudah disiapkan jauh-jauh hari, hari ini tibalah pemotretan Aura yang pertama. Jika kemarin Aura merasa sangat gugup dan tidak percaya diri dengan kemampuannya, tidak dengan hari ini. Ia terlihat sangat optimis. Mungkin karena Dito sudah menasehatinya kemarin.

REALLY?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang