"Siapa yang barusan nelpon, Dit?" tanya Duta penasaran, begitu juga dengan Riri dan yang lainnya.
"Aura," jawab Dito singkat.
"Hah?!" Duta, Riri, Safa, Lissa, dan Rommi sontak merasa terkejut mendengar jawaban Dito barusan.
"Lo serius?" tanya Riri ingin memastikan.
"Iya, gue serius. Dia beneran diculik. Salsa yang nyulik dia. Gue harus cari Aura, gue harus selamatin dia karena kalau sampai telat sedikit aja akibatnya bisa fatal," jelas Dito.
"Bisa fatal gimana?" tanya Rommi penasaran.
"Sorry Rom, gue nggak bisa jelasin sekarang. Gue pamit nyari Aura dulu," jawab Dito. Rommi mengangguk terpaksa.
"Lo jangan gegabah, Dit. Nyelamatin Aura itu nggak semudah yang lo kira. Butuh persiapan matang sebelum lo datang kesana," Duta menahan Dito agar tidak pergi.
"Tapi gue khawatir sama dia. Gue takut dia kenapa-kenapa," ucap Dito.
"Yang khawatir sama Aura itu bukan cuma lo aja, Dit. Gue sama yang lainnya juga khawatir. Udah deh nggak usah egois, coba lo pikirin baik-baik sebelum bertindak, jangan gegabah. Kalau lo egois, bukan cuma Aura yang bakal kenapa-kenapa, tapi lo juga!" kesal Riri dengan sikap Dito.
"Oke gue bakal ngikutin saran kalian. Terus sekarang kita harus gimana? Diem aja disini sampai ada kabar kelanjutan dari Aura? Iya?" Dito berusaha menahan amarahnya agar tidak meledak.
"Lo tau Aura ada dimana?" tanya Duta. Dito menggeleng.
"Gimana kita mau nyari Aura kalau lo sendiri aja nggak tau Aura ada dimana," kesal Safa.
"Tapi gue tetap akan cari Aura sampai ketemu," tegas Dito.
"Caranya?" tanya Riri lagi.
"Gue tau caranya," teriakan Rommi sukses membuat mereka menoleh, menatap pria tidak waras itu ragu.
"Ini lagi nggak becanda Rommi. Lo nggak usah macem-macem deh," kesal Safa.
"Apa sih yangg, aku tuh lagi nggak becanda. Aku tau gimana cara cepat nemuin tempat Aura disandra," Rommi membela diri.
"Yaudah nggak usah kebanyakan bacot, kasih tau ke kita gimana caranya," Duta ikut kesal.
"Kita minta bantuan Om gue. Dia polisi. Dia pasti bisa bantu," kata Rommi.
"Yakin ide lo ini berhasil?" tanya Duta ragu.
"Yakin. Gue yakin seyakin-yakinnya kalau ini pasti berhasil," jawab Rommi mantap.
"Kalau ide lo ini gagal, taruhannya kita putus ya," ancam Safa. Rommi bergedik ngeri mendengarnya.
"Kok gitu sih yangg, ogah ah kalau gitu," Rommi ketakutan.
"Oke, gue percaya sama lo. Sekarang lo ajak kita ketemu sama Om lo itu, kita minta bantuan dia untuk nyari Aura," kata Dito final.
"Lo yakin Dit?" tanya Duta.
"Iya. Nggak salah kan kalau kita nyoba dulu ide Rommi, siapa tau dengan cara ini Aura bisa ditemuin," lanjut Dito
"Tapi kalau gagal, kita nggak akan putus kan yangg?" tanya Rommi pada Safa.
"Liat aja nanti," balas Safa.
"Kalian apaan sih, ini tuh lagi genting. Bisa serius sebentar nggak sih?" kesal Riri.
"Dari tadi kamu sensian terus sih yangg, Pms ya?" goda Duta.
"Diem lo!" bentak Riri. Duta diam gak bergeming.
KAMU SEDANG MEMBACA
REALLY?
Teen FictionCuek bukan berarti nggak peduli. Cuek bukan berarti nggak sayang. Tapi cuek itu sebagian dari memperhatikan. Dan menyayangimu diam-diam. •~AuraDianryFaranisa~• FOLLOW IG KU GAES @rosidahdivyanka Amazing Cover by: ecenggondok