TEET! TEET! TEET!Alarm dari HP milik Anta terus berdering, memaksanya untuk bangun. Tangan laki-laki itu meraih HP-nya dan mematikan alarm sebelum kembali memejamkan matanya untuk tidur. Masih ada waktu lima menit, batinnya. Baru saja ia akan terlelap lagi, pintu kamarnya yang diketuk sudah membangunkannya.
"Anta! Bangun, nanti kita telat!" seru Arya dari luar kamar. "Pokoknya lo harus mandi habis gue selesai, Mom udah bikin sarapan tuh!"
Dengan malas, Anta akhirnya mengangkat dirinya sendiri untuk duduk di kasur. Ia menyisir rambutnya dengan jari setelah melihat rambutnya yang acak-acakan di cermin. Anta berdiri dan berjalan menuju ke pintu. Arya masih berdiri di depan kamarnya saat pintu ia buka, "Udah cepet sana, mandi. Lo itu yang kelamaan harus nunggu gue keluar kamar."
Arya mendengus kesal, "Udah bagus gue ingetin. Ternyata lebih rajin gue daripada lo." Arya menyeringai dan berjalan memasuki kamar mandi.
Anta memutar bola matanya dan berjalan kembali menuju kamarnya untuk menyiapkan barang-barang yang harus ia bawa ke sekolah. Tidak seperti Arya yang selalu menyiapkan barangnya pada malam hari, Anta lebih memilih untuk menjadi pemalas dan tidur. Anta menggumamkan nama-nama pelajaran sambil memasukkan buku-buku ke dalam tasnya, mengingat-ingat jadwal pelajaran hari ini.
Tidak lama kemudian, Anta sudah mendengar pintu kamar mandi terbuka. Pasti Arya sudah selesai mandi. Anta langsung mengambil handuk dari lemarinya dan berjalan keluar menuju kamar mandi, Arya masih berada di depan pintu kamar mandi, mengeringkan rambutnya.
"Minggir, minggir." perintah Anta sambil menepuk-nepuk pundak Arya yang masih belum ditutupi pakaian.
"Mandi yang cepet. Lo nggak usah ngadain konser." Arya terkekeh dan melangkahkan kaki menuju ke kamarnya.
"Emangnya lo?" Anta hanya tersenyum kecil sambil masuk ke kamar mandi.
Setelah memakai seragam dan mengambil tasnya, Arya berjalan ke lantai bawah untuk menemui ibunya yang sedang menaruh piring-piring makanan di atas meja makan untuk sarapan. Ayahnya sudah menunggu mereka di meja makan dengan koran di tangannya, matanya sibuk membaca berita-berita yang tertera di koran itu. "Pagi, Mom, Dad." sapa Arya.
Ibunya tersenyum lebar, "Morning, Arya. Mommy udah bikin sarapan, nih! Anta mana?"
"Oh, masih mandi di atas," Arya menaruh tasnya di lantai dan duduk di samping ayahnya, "Baca apa, Dad?"
"Koran. Ini banyak kecelakaan akhir-akhir ini, kamu sama Anta hati-hati kalau naik motor." ujar ayahnya. Arya mengangguk mendengarkan nasihatnya. Ayah mereka pindah dari Amerika ke Indonesia setelah menikah dengan ibu mereka, jelas saja kalau Anta dan Arya terlihat seperti orang luar negeri, mereka mendapatkan itu dari ayahnya.
Tak lama kemudian, Anta sudah terlihat turun dari lantai dua untuk menemui mereka dengan membawa gitar dan tas di kedua tangannya. Itu mengingatkan Arya bahwa hari ini mereka akan latihan band sepulang sekolah. "Mom, Dad, nanti kita berdua latihan band."
"Latihan band? Oke! Ini bawa buat temen-temenmu," Ibunya menyodorkan setoples kue kering ke Arya. "Dibagi-bagi ya. Harus habis!"
Arya menerima toples itu dan memasukkannya ke dalam tas, "Iya, Mom.. walaupun kebanyakan bawainnya."
Setelah puas mengobrol dan Anta bergabung dengan mereka, akhirnya mereka makan bersama di meja makan. Ayahnya sedikit terburu-buru karena ia harus bekerja pagi. Ayahnya selesai makan duluan dan berangkat lebih dulu dari kedua anaknya. Anta dan Arya pun tidak pernah berangkat bersama, mereka selalu berangkat dengan motor mereka masing-masing.
"Mom, Anta berangkat duluan.." Anta mencium punggung tangan ibunya sebelum beranjak keluar rumah setelah selesai makan, meninggalkan Arya yang masih belum selesai dengan sarapannya.
"Hati-hati, Anta!" Ibunya meneriakinya dari dalam rumah, pandangannya dilontarkan kepada Arya yang buru-buru makan, "Pelan-pelan, nanti keselak lho."
Perkataan dari ibunya tidak didengarkan dan ia pun sudah selesai makan, "Arya juga berangkat dulu, Mom! Bye!" Arya berlari keluar, mengikuti Anta. Di depan rumah, Anta sudah bersiap-siap untuk berangkat dengan motor besarnya yang berwarna merah. "Woy, tungguin gue, main duluan aja!" ujarnya sambil mengambil motornya yang sama dengan milik Anta, namun berwarna putih.
"Dasar lama." keluh Anta yang akhirnya terpaksa menunggu Arya yang masih mengambil motornya dari garasi di belakang rumah mereka.
Arya menyalakan mesin motornya dan langsung tancap gas keluar dari rumah, "Ayo!" Arya tertawa, meninggalkan Anta.
Kembarannya itu hanya menggelengkan kepala dan mengikutinya dari belakang dengan perlahan, "Tadi dia yang suruh gue nungguin, sekarang dia yang ninggal gue."
***
Sapaan dari cewek-cewek di sekolah mereka sudah terdengar sesampainya Anta dan Arya di area parkir motor sekolah. Kedua cowok itu hanya bisa melemparkan senyuman mereka kepada kerumunan cewek-cewek yang mendambakan mereka. Sepanjang perjalanan mereka dari area parkir sampai ke kelas, pasti ada saja yang menyapa.
"Kak Arya~ Minta nomor HP-nya dong!"
"Kak Anta ganteng banget..!"
"Si Arya udah punya pacar belum sih? Bisa nih jadi gebetan."
"Anta, mainin gitarnya dong~"
Itulah kalimat-kalimat yang harus didengarkan Anta dan Arya kemanapun mereka pergi. Mereka sudah biasa dengan ini. Arya tertawa kecil sambil tersenyum lebar pada kerumunan itu, sedangkan Anta hanya melemparkan senyuman kecil dan anggukan kepala pada mereka. Pujaan-pujaan itu berakhir saat mereka masuk ke dalam kelas. Anta dan Arya selalu duduk berdampingan di kursi dekat pintu kelas. Keduanya ditegur sapa oleh dua teman baik mereka, Dhanu dan Nicko. Mereka adalah teman sekelas sekaligus teman satu band dengan Anta dan Arya.
"Akhirnya dateng juga kalian," Dhanu menarik salah satu kursi terdekat dan duduk tepat di depan Anta dan Arya, tidak peduli bila posisinya saat ini menghalangi pintu masuk kelas. Nicko pun ikut-ikut melakukan hal yang sama. "Nanti kita latihan, 'kan?"
"Kalau itu udah jelas dong." Arya menyengir.
Nicko seketika tersenyum lebar, "Tadi gue denger-denger akhir tahun ini sekolah akan ngadain lomba band! Kita ikut aja! Lombanya nggak Cuma satu angkatan kita, tapi semuanya!"
"Lombanya masih lama, sob," Anta mengangkat bahunya, "Kita santai aja dulu, waktu latihan masih panjang."
"Lo lupa ya sama band adik kelas yang baru itu? Mereka lagi hits sekarang." ujar Dhanu.
Arya mengangguk setuju, "Pasti yang namanya 'White Tigers' itu. Baru main di depan orang banyak saat acara ulang tahun sekolah kemarin aja udah banyak penggemarnya."
"Tenang aja. Kita pasti bisa kok menang lawan mereka," Arya mendengus dan melipat kedua tangannya di atas dada, "Band kita belum pernah terkalahkan, apalagi sama adik kelas. Black Swan masih band terbaik punya sekolah." Arya tersenyum lebar saat menyebutkan nama band mereka.
"Woy, jangan santai dulu, kita harus tetap mempertahankan peringkat kita," Anta menepuk bahu kembarannya sambil menghela napas, "Kalau semangat, kita pasti bisa kok."
Mereka semua mengangguk setuju. Walaupun band mereka memang sudah dikenal semua murid bahkan guru, mereka tidak boleh mengecewakan penggemar setianya. Black Swan akan terus menjadi yang terbaik di sekolah. Dengan Arya sebagai vokalis, Anta memainkan gitar, Dhanu memainkan bass, Nicko memainkan drum, dan juga salah satu teman mereka dari kelas berbeda yang memegang keyboard yaitu Raka.
Mereka berlima akan menjaga peringkat Black Swan untuk menjadi juara yang menetap.
KAMU SEDANG MEMBACA
So, Which One? [COMPLETED]
Novela JuvenilSaudara laki-laki kembar yang mendapatkan gelar "Pangeran Sekolah" bernama Anta dan Arya, dipertemukan dengan adik kelas mereka yang bernama Emma. Apakah kedatangan Emma akan merusak tali persaudaraan mereka yang terjaga erat? Dan siapakah yang aka...