Hari yang mereka nanti-nanti akhirnya tiba. Semua murid pulang terlebih dahulu hari itu sebelum kembali lagi ke sekolah pada jam lima sore untuk menghadiri acara lomba band. Semua band yang akan mengikuti lomba dianjurkan untuk datang tiga puluh menit lebih awal untuk persiapan.
Anta masih berada di dalam kamarnya, memakai jas yang paling ia suka. Anggota band Black Swan sudah sepakat untuk mengenakan jas berwarna hitam putih untuk lomba. Hubungan di antara Anta dan Arya masih sedikit canggung setelah apa yang terjadi kemarin, tapi, hanya untuk lomba malam ini, mereka akan mengesampingkan masalah itu.
Ia mengambil gitar elektriknya dan berjalan keluar dari kamar. Anta sudah bisa mendengar Arya dan orang tuanya sedang berbincang di lantai satu. Anta pun berjalan menuruni tangga dan menghampiri mereka.
"Good luck, boys." Ibu mereka dengan senyum lebar di wajahnya memberikan mereka semangat sambil mengusap-usap rambut kedua anaknya.
"Thanks, Mom!" Arya menyengir lebar sembari menjawab ibunya.
Ayahnya membukakan pintu utama untuk mereka. Ia juga membantu Anta untuk membawakan gitar elektriknya saat mereka akan menaiki motor. Setelah naik, Ayahnya meletakkan tas berisi gitar itu di punggung Anta untuk digendongnya. "Hati-hati dan semoga berhasil." ucap Ayahnya.
Mereka berdua mengangguk dan melajukan motor mereka menjauhi rumah. Mengendarai motor mereka berdampingan menuju ke sekolah.
Sesampainya disana, panggung besar sudah terpasang di halaman sekolah dan lahan parkir sudah dipenuhi ratusan motor. Penonton lomba ini bukan hanya warga sekolah, melainkan orang luar juga bisa menonton. Sudah banyak sekali orang yang datang dan sabar menunggu acara untuk mulai, untung saja ada berbagai macam penjual makanan yang dapat mengalihkan perhatian mereka untuk sementara.
Setelah berlama-lama mencari tempat parkir, akhirnya mereka dapat memarkirkan motor mereka dan cepat-cepat menuju ke dalam sekolah untuk mencari Dhanu, Nicko, dan Raka. Menurut informasi dari LINE para pengurus lomba, ketiga orang itu sudah berada di sekolah untuk mendaftar ulangkan band mereka. Tak lama mereka mencari teman-temannya, Dhanu sudah memanggul mereka dari jauh. Ternyata, mereka sedang bersiap-siap di dalam salah satu ruangan kelas.
"Kita urutan kedua tampilnya." kata Dhanu.
"Kok bisa?" Arya bertanya, mengangkat satu alisnya ke atas. "Memangnya diundi?"
Dhanu mengangguk dan menunjukan sepotong kertas kecil bertuliskan angka dua kepada Anta dan Arya. "Jangan salahin gue. Yang ambil undiannya si Raka." ia menunjuk ke laki-laki yang sedang sibuk menekan-nekan meja dengan jarinya, layaknya menekan note-note di keyboard.
Raka langsung mendongakkan kepalanya dan menatap mereka, "Daripada urutan pertama." ia mengangkat kedua bahunya dan melanjutkan latihan 'keyboard'-nya.
"Memangnya yang urutan pertama siapa?" tanya Anta sambil meletakkan gitarnya di atas salah satu meja, membukanya dan mengeluarkan gitar elektriknya dari dalam tas.
"Siapa lagi kalau bukan White Tigers. Lo nggak lihat tuh adik kelas pada heboh nungguin mereka di depan panggung?" ujar Nicko sambil menunjuk keluar jendela kelas. Pemandangan yang sesuai seperti yang ia jelaskan terpampang di luar sana.
Arya menghela napas, "Nggak usah mikirin mereka deh. Kita fokus sama diri kita sendiri aja. Daripada jadi beban."
Mereka mengangguk setuju. Tidak lama mereka menunggu disitu, banyak orang sudah mulai memadati lapangan sekolah. Jumlah orang yang tak terhitung itu membuat Anta sedikit gugup. Walaupun sudah sering tampil di atas panggung, tetap saja, ia mungkin punya semacam phobia panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
So, Which One? [COMPLETED]
Teen FictionSaudara laki-laki kembar yang mendapatkan gelar "Pangeran Sekolah" bernama Anta dan Arya, dipertemukan dengan adik kelas mereka yang bernama Emma. Apakah kedatangan Emma akan merusak tali persaudaraan mereka yang terjaga erat? Dan siapakah yang aka...