Jam masih menunjukan pukul empat pagi, tetapi Emma sudah terbangun dan tidak bisa tidur kembali. Ia terus saja memikirkan rencananya jalan-jalan hari ini dengan Anta dan menolong Arya untuk menjadi modelnya. Emma takut bila nanti kedua acara tersebut tidak berjalan lancar atau sesuai harapan dia dan mereka berdua. Dan ini juga pertama kalinya ia diajak untuk jalan-jalan dengan laki-laki. Apakah ini benar-benar tidak apa-apa? tanya Emma pada dirinya sendiri.
Emma mencoba membuang kekhawatirannya jauh-jauh. Seharusnya ia bisa tidur sekarang. Ia pun kembali memejamkan matanya. Berharap bisa kembali ke dunia mimpi. Gadis itu berhasil tidur selama satu jam sebelum akhirnya terbangun kembali karena alarm dari HP-nya yang berbunyi. Sebuah notifikasi masuk ke dalam HP milik Emma.
Anta P added you as a friend.
"Kak Anta..?" gumam Emma sambil membuka LINE-nya, melihat apakah benar akun itu milik Anta. Ternyata memang akun Anta karena sudah terlihat dari foto profilnya yang merupakan salah satu foto Anta. Sebuah notifikasi chat masuk berbunyi.
Anta P: Emma, ini gue Anta. Gue dapet kontak lo dari Nicko.
Anta P: Gue jemput lo jam sepuluh ya. Nicko udah ngasih tau gue alamat lo kok.
Sebelum menjawab pesan dari Anta, Emma menghela napas panjang. Pesan dari Anta tidak membantu menenangkan hatinya yang sejak tadi sudah berdetak tidak karuhan.
Emma: Iya, Kak. Emma tunggu.
Akhirnya, setelah berusaha meredamkan kegugupannya untuk mengetik pesan, Emma berhasil membalas chat dari Anta. Ia pun bisa membuang napas dengan lega. Setelah itu, Anta tidak membalas pesan milik Emma. Laki-laki itu hanya membacanya.
Selama beberapa jam setelah mandi dan sarapan, Emma sibuk memilih pakaian untuk ia kenakan. Setidaknya ia ingin berpenampilan bagus untuk Anta. Hampir seisi lemari pakaiannya dikeluarkan, semua bajunya dikeluarkan. Emma kebingungan untuk memilih. Seseorang dari luar mengetuk pintu kamar Emma yang membuatnya sedikit terkejut karena sibuk melamun. "Masuk." ujar Emma.
"Kakak kok lama sih ganti bajunya? Pacarnya udah nunggu diluar tuh." Adik perempuan Emma yang bernama Alya, membuka pintu. Emma sudah terlalu fokus untuk memilih baju sampai lupa waktu, ternyata sudah tepat jam sembilan.
"Itu bukan pacar kakak!" pekik Emma sambil dengan makin panik menghambur-hamburkan pakaiannya. "Aduh, Alya! Bantuin kakak milih baju dong..! Darurat!"
Alya hanya menghela napas dan berjalan masuk ke dalam kamar dan mulai melihat-lihat koleksi pakaian Emma, "Kakak milih baju aja lama banget." gerutu Alya. Gadis kecil itu pun mengambil beberapa pakaian Emma yang menurutnya terlihat cocok bila dipakai bersama dan memberikan setumpuk itu pada kakaknya, "Nih, coba pakai ini."
Emma menerimanya dan mencoba untuk memakai baju-baju yang dipilih oleh adiknya. Ternyata selera adiknya boleh juga. Emma mengenakan sweater berwarna hitam dan celana jeans berwarna biru tua. Dilengkapi juga dengan mengenakan salah satu kalung choker kesukaannya. Walaupun kelihatan sederhana, style ini cocok untuk Emma. Setelah mengenakan sedikit make up, ia berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang tamu.
Sosok laki-laki itu sudah duduk di sofa ruang tamu. Sepasang mata berwarna biru langsung mengarahkan pandangannya ke Emma yang baru saja memasuki ruangan itu. Mengamati Emma dari ujung rambutnya sampai ujung kaki.
"Baju lo lucu." Anta memberikan pujian pada Emma.
"M-Makasih.." gumam Emma pelan sambil dengan malu membuang pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
So, Which One? [COMPLETED]
Fiksi RemajaSaudara laki-laki kembar yang mendapatkan gelar "Pangeran Sekolah" bernama Anta dan Arya, dipertemukan dengan adik kelas mereka yang bernama Emma. Apakah kedatangan Emma akan merusak tali persaudaraan mereka yang terjaga erat? Dan siapakah yang aka...