Kalau lo ingin tahu, hari dimana gue kembali ke Indonesia, keluarga gue menerima gue lagi dengan hangat. Mereka tidak marah, justru bahagia bisa melihat gue lagi. Akhirnya berada di rumah lagi dengan keadaan yang jauh berbeda dari sebelumnya. Gue omongin semuanya sama mereka dan akhirnya mereka mengerti. Sejak itu, semuanya berubah dan hidup gue menjadi lebih nyaman.
Gue kembali sekolah, semua orang menyambut gue dengan senang. Band Black Swan terus berjalan dan kami sering latihan sepulang sekolah, seperti biasanya. Layaknya kepergian gue ke Los Angeles itu tidak pernah terjadi, terlihat seperti semua orang sudah memaafkannya.
Tak terasa ternyata sudah bertahun-tahun berlalu sejak gue pulang kembali. Kalau gue ceritain semua, nggak akan cukup hanya dengan tulisan. Banyak hal yang terjadi, baik maupun buruk.
Dan disini gue sekarang, setelah empat tahun kembali ke rumah. Mengemasi semua barang-barang gue karena inilah saatnya gue untuk kembali ke Los Angeles, sudah ada pekerjaan yang menanti disana. Ada satu hal terakhir yang harus gue lakuin sebelum gue pergi ke luar negeri. Hal yang tidak bisa gue tinggalkan.
***
Anta sudah berpakaian rapi menggunakan suit berwarna hitam dan sebuah dasi kupu-kupu yang melingkari kerahnya. Ia menatap bayangan dirinya di cermin dan menghela napas panjang.
"Anta, sweetie, udah siap belum? Ayo kita keluar." ucap Ibunya sambil memasuki ruang ganti pria yang hanya dipenuhi oleh Anta seorang diri.
"Iya, Mom, sebentar." Anta tidak memalingkan wajahnya dari cermin sambil membenarkan posisi dasi kupu-kupunya.
"Hari ini 'kan hari spesial, jadi semuanya harus berjalan dengan lancar ya? Ayo, udah mau mulai lho." Ibunya tersenyum sambil meletakkan tangannya di atas kedua bahu anaknya, membuat laki-laki itu ikut tersenyum juga.
"Sebentar lagi Anta nyusul, Mom. Tunggu di dekat altar ya?"
Ibunya mengangguk, "Oke, kamu cepetan ya." Wanita itu pun meninggalkan ruangan ganti pria untuk segera pergi menuju ke altar.
Anta sekali lagi menatap ke arah cermin lebar yang berada di depannya. Apapun yang akan terjadi disana nanti, gue harus siap menghadapinya, batin Anta dalam hati sambil tersenyum pada bayangan dirinya sendiri di cermin. Good luck, bud.
***
Semua orang serentak berdiri saat mendengar langkah kaki mendekat dari belakang mereka. Terlihat sosok perempuan memakai gaun putih yang sangat cantik. Ayah gadis itu mendampinginya berjalan menuju ke altar yang terletak di tengah sebuah taman tempat mereka berdiri. Semua mata tertuju pada gadis itu, membuatnya tersenyum kecil dengan malu-malu.
Anta tersenyum sambil memandangi gadis itu. Ialah gadis yang selama ini ia sayangi, kini terlihat sangat anggun mengenakan gaun putih. Bagi Anta, gadis itu sudah seperti malaikat yang datang ke dalam hidupnya dan membuat keadaan di hidupnya membaik. Ia sangat beruntung telah bertemu dengan gadis itu.
Dilihatnya gadis itu berjalan semakin mendekatinya. Kedua mata mereka bertemu untuk sesaat sebelum gadis itu mengalihkan pandangannya dari Anta, seperti biasanya, ia masih pemalu, bahkan di saat seperti ini.
Iya, gadis itu adalah Emma. Semua orang sudah tahu seberapa besar rasa sayang Anta untuknya. Betapa ia rela melakukan apapun demi mendapatkan gadis itu sebagai miliknya. Usaha-usaha yang ia lakukan hanya untuk sekedar melihat senyum terukir pada wajah Emma. Rasa bahagia dalam hati Anta ketika semua orang yang melihat mereka bersama pasti meledek mereka, dan melihat wajah Emma yang memerah ketika mendengar ledekan dari orang-orang tentang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
So, Which One? [COMPLETED]
Teen FictionSaudara laki-laki kembar yang mendapatkan gelar "Pangeran Sekolah" bernama Anta dan Arya, dipertemukan dengan adik kelas mereka yang bernama Emma. Apakah kedatangan Emma akan merusak tali persaudaraan mereka yang terjaga erat? Dan siapakah yang aka...