Bab 11

9.8K 585 22
                                    

Ponsel Anugrah berdering, lelaki itu terpaksa meletakkan Al-Qur'an yang tengah ia baca.

Dahi Anugrah, menyerit bingung melihat siapa yang tengah menelponnya.

"Assalamualaikum," Anugrah langsung memberi salam setelah menerima panggilan itu.

"Waalaikumsalam, Pak,"

"Ada apa Dim, malam-malam nelpon?"

"Pak Langit, Pak," Anugrah dapat menangkap kegelisahan dari lelaki yang sedang meneleponnya itu.
"Kenapa lagi dia?" jujur, sebenarnya ia sudah tidak ingin tahu apa yang terjadi kepada adikknya. Namun, lelaki itu mengingat pesan Ayahnya . Untuk tetap menjaga dan mengurus Langit.

"Pak Langit dipenjara!!"

"Apa! Kok bisa?!"  Anugrah sangat terkejut mendengar ucapan Dimas. Lemas semua persendiannya mendengar kabar tentang adiknya.
"Anu Pak, dia memerkosa seorang gadis!"

Anugrah memejamkan matanya, tangannya memengang erat ponselnya. Ia tengah menahan rasa amarah yang amat besar."Astagfirullah, Langit!" Anugrah menghela napasnya dengan berat. Sungguh. Ia tak menyangka dengan apa yang dilakukan adiknya.

"Pak?" Dimas memanggil Anugrah.

"Ya Dim," sahut Anugrah mencoba tidak meledakkan amarahnya.

"Ini gimana urusan Pak Langit? Dia nelpon saya, karena takut sama Bapak apalagi sama Tuan Besar,"

"Ya sudah, Langit biar saya saja yang ngurus," beritahu Anugrah.

"Baik Pak," jawab Dimas menurut.
"Kamu sekarang dimana?"

"Di kantor polisi Pak,"

"Oke saya ke sana sekarang!"

"Oke Pak, saya tunggu, assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam."

Klik. Panggilan antara dirinya dan Dimas pun berakhir. Anugrah meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia hanya bisa mengembuskan napasnya dengan berat, setelah menerima telepon dari Dimas.
Lagi dan lagi adiknya membuat masalah. Kini adiknya berada di kantor polisi. Ia diserahkan kepada polisi gara-gara tindakan yang tak terpuji. Ia telah memperkosa seorang gadis.

Ia tak mengerti, dengan adiknya. Kenapa selalu bertingkah tidak terpuji? Selalu saja membuat masalah!

Rasanya Anugrah sangat muak sekali. Karena lagi-lagi ia harus menanggung  dan menyelesaikan semua perbuatan Langit.
"Sampai kapan ya Allah, sampai kapan akan begini terus? Sampai kapan anak itu berubah?" tanyanya kepada Sang Pecipta.

**

Lelaki yang tengah memakai jaket denim itu, memarkir mobilnya dengan rapi di parkiran kantor polisi. Dengan cepat ia keluar dari mobilnya.
Ada sosok lelaki tengah menunggunya. Lelaki itu Dimas. Ia menampilkan senyuman, saat Anugrah berjalan ke arahnya.

"Dim. Makasih banyak, kamu masih mau direpoti Langit," Anugrah merasa tak enak.

Dimas menggelengkan kepalanya. "Gak repot kok Pak. Ehm, Bapak mau lihat Pak Langit kan?"

Anugrah Cahaya Langit [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang