Cahaya langsung menahan napasnya, saat ia mendengar suara Ayahnya. Ia pun lalu membalikkan badannya, dan ia mengembuskan napasnya dengan berat. Kala ia melihat Ayahnya yang berdiri tak jauh darinya, dengan memegang kunci rumahnya.
Cahyono berdecih melihat kelakuan anak bungsunya itu. Ia berjalan dengan tergesa-gesa menghampiri Cahaya. Ia langsung mencengkram lengan Cahaya dengan kasar Wanita muda itu langsung mengaduh kesakitan. "Mau kemana kau!" dengan wajah marah, Cahyono bertanya kepada putrinya. "Mau coba-coba kabur yah?" terka Ayah Cahaya.
"Iya. Aya mau kabur dari rumah. Karena Aya gak mau nikah sama dia!" jerit Cahaya yang mencoba melepaskan cengkraman Ayahnya.
Amarah Cahyono semakin membara kala mendengar ucapan Cahaya. "Kamu jangan egois! Jangan mikiri diri sendiri! Pikiri nasib Masmu!" bentak Cahyono, yang langsung membuat Kusniah terjaga dari tidurnya.
"Bagaimana dengan Aya? Apa Ayah tidak memikirkan nasib serta perasaan Cahaya, Yah?" Kusniah mendengar suara anaknya. Ia pun bergegas turun dari ranjangnya. Namun, sayang. Saat ia hendak keluar dari kamar, pintunya terkunci dari luar. Ia tak bisa menolong putrinya. Ia pun menggedor pintu kamarnya.
"Mas bukai pintunya!" suruh Kusniah dengan suara nyaring, akan tetapi Cahyono tak menggubris jeritan sang istri. Malah ia menatap tajam putrinya.
Cahaya yang sudah berderai air mata bertanya lagi kepada Ayahnya. "Apa Ayah tidak memikirkan hati Aya, Yah? Jika Aya menikah dengan lelaki itu? Apa ayah tidak memikirkan hidup Aya, jika bersanding dengan lelaki itu? Aya tidak memikirkan itu?"
"Tidak!" hati Cahaya langsung nelangsa mendengarkan jawaban Cahyono.
"Kenapa yah?" tanyanya tak mengerti.
Cahyono terkekeh. "Karena kamu tidak penting!" Hati Cahaya langsung teriris-iris, mendengar perkataan Ayah kandungnya itu. "Dan yang terpenting, Fadhlan bebas! Itu yang aku pikirkan Cahaya!" Hancur hati Cahaya mendengar perkataan yang dilontarkan lelaki yang di depannya itu. Lelaki yang amat ia sayangi. Namun, sangat tega menyakiti hatinya. "Dan kau, adalah jalan satu-satunya agar anakku bebas! Jadi jangan kabur dari rumah!" Cahyono langsung menarik paksa tubuh mungil Cahaya. Namun, sekuat tenaga Cahaya untuk melawan sang ayah.
Karena tenaga Ayahnya lebih besar, daripada tenaganya, akhirnya Cahaya kalah. Ayahnya dengan kejam menyeret tubuh Cahaya. Lantas ia mendorong tubuh Cahaya masuk ke dalam kamarnya. Hingga Cahaya terjatuh tersungkur di lantai.
Tanpa belas kasih melihat putrinya, Cahyono keluar dari kamar anaknya. Lalu ia mengunci kamar Cahaya dari luar.
Cahaya yang tersungkur di lantai, langsung berdiri. Berlari ke arah pintu. Ia memutar-mutar kenop pintu kamarnya. Ia mencoba membuka pintu kamarnya, tapi sia-sia saja. Pintu kamarnya dikunci. Cahaya hanya bisa mengeluarkan air matanya, melihat kondisinya yang amat memprihatinkan.
"Ayah buka pintunya. Aya mohon. Aya gak mau nikah sama dia! Buka yah, Aya mohon!" pinta Cahaya kepada Ayahnya.
"Gak akan aku bukakan, sampai besok pagi! Karena kau tetap harus nikah sama anak itu! Walaupun kau gak mau!" jawab ayahnya dari luar kamarnya.
Cahaya menggigit bibir bawahnya, mendengar perkataan Ayahnya. Hatinya kini diliputi rasa benci untuk Ayahnya. "Aku benci sama Ayah!" ujar Cahaya meluapkan emosinya.
"Terserah. Gak perduli!"
"Ayah buk pintunya!" Cahaya terus menggedor pintu kamarnya. Dan meminta ayahnya untuk mengeluarkan dirinya. Namun, ayahnya tak menggubris permintaannya. Apalagi permintaan sang istri yang ia kurung juga di kamarnya.
Cahyono tidak memperdulikan teriakan serta permintaan dari istri dan anaknya. Ia juga tak peduli dengan tetangga yang mungkin akan merasa kebisingan. Baginya, yang penting itu anak laki-lakinya. Ia tak perduli sama sekali dengan Cahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anugrah Cahaya Langit [New Version]
Spirituale❤❤ Cahaya wanita berhijab. Saat ia jatuh cinta kepada pria yang sholeh yang ia impikan selama ini untuk menjadi imamnya. Sepanjang malam ia meminta kepada Allah untuk dijodohkan dengan pria itu. Karena ia tahu obat jatuh cinta hanyalah dengan menika...