Tiga - Perubahan

4.5K 259 4
                                    

"Gimana cara mencintai lelaki sedingin kamu? Atau mungkinkah aku hanya seorang wanita bodoh yang terlalu berambisi untuk mencintai lelaki yang sampai kapanpun tidak akan bisa kugapai walau dengan cara apapun?"  -Kirana Amanda

oOo

"Silahkan dinikmati nyoya, non, den" ujar Bi yem salah satu pembantu di rumah ini, sekaligus pembantu kesayangan Farhan karna Bi yem sudah mengabdi menjadi pembantu nya sejak Keluarga kecil ini masih tinggal di bandung.

"Makasih bi, sekalian juga beresin kamar tamu ya" perintah Shelin dengan senyuman dan dibalas anggukan oleh Bi yem.

Mendengar perkataan Shelin, Farhan langsung menoleh ke Arah mamanya dan menjadi sedikit kepo karena ucapan mamanya.

"Buat Apa?" tanya farhan dingin.

"Oh iya mama belum kasih tau sama kamu, Tante Shinta sama Ara akan tinggal disini sementara, Sekalian Tante sinta cari perumahan dan urus cabang butik nya di daerah sini. Ara juga akan pindah sekolah di SMA Bhakti, kamu harus anter jemput dan jaga Ara selama di sekolah ya. Mama juga bakal dirumah sampai pertunangan kamu beres."

"Shit." umpat Farhan mendengar penjelasan panjang lebar mama nya itu.

Ara yang dari tadi memperhatikan Farhan hanya menyerngit bingung, karena sifat Farhan di masa kecil ke sekarang telah berubah drastis.

***

"Ra bangun, sholat subuh dulu mama udah duluan tadi, abis itu persiapan ke sekolah barumu." perintah Sinta lembut sambil mengusap jidat anak semata wayangnya itu.

Ara mendudukkan tubuhnya, mengucek matanya, lalu menguap keras sambil mengoletkan tubuhnya yang agak pegal karena gerakan tidurnya semalam yang tidak bisa diam. "Huahhhh!!"

"Ih jorok banget Ra, udah sana buruan ambil wudlu abis itu sholat terus mandi!"

"Iya tuan putri." Ara turun dari ranjang, dan langsung melakukan rendetan perintah dari Sinta.

***

Pagi ini Ara merasakan sensasi berbeda saat menuju meja makan oval yang berisi berbagai macam lauk dan buah yang di siapkan seperti prasmanan di hotel.

Tidak biasanya Ara melihat kemewahan seperti ini, karena ia terbiasa hidup sederhana bersama mamanya dan Mas Ezan di Bandung. Walaupun hidup sederhana, Sinta dan ara sebenarnya termasuk keluarga yang mampu. Karena Sinta memiliki sebuah butik yang cabang nya sudah tersebar di daerah Bandung.

"Pagi Tante Shelin, Mama." ucapan lembut Ara yang dibalas senyuman oleh Shelin dan Sinta, Namun tidak dengan Farhan. dengan sekuat hati Ara mencoba untuk sabar menghadapi sifat Farhan yang dingin, karena ia akan terbiasa dengan sifat Farhan yang mungkin akan menjadi suaminya kelak.

Sarapan di rumah megah ini terasa hening, hanya terdengar dentingan sendok dari piring masing masing

"Farhan, Kalo udah selesai sarapannya jangan lupa anterin ara ya, jaga Ara nya" ucap Shelin membuka keheningan. yang dibalas anggukan singkat dari Farhan.

***

Hanya ada keheningan di mobil ini. hanya terdengar deru mobil yang berjalan. keduanya pun sama, sama sama terdiam dan fokus pada kegiatan masing masing. Ara yang duduk disamping sambil mengamati jalanan dan Farhan yang fokus dengan jalanan.

Karena jarak rumah Farhan dengan SMA Bhakti sekitar 9 km. Menjadikan perjalanan terasa lama dan membosankan apalagi kedua nya sama sama bungkam.

Demi langit dan bumi, seorang Kirana Amanda sangat membenci keheningan apalagi ditambah kecanggungan diantara mereka berdua seperti ini seperti ini.

MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang