Sembilan - First kiss

5.6K 301 3
                                    

Sebelum baca dibudayakan votenya dulu, biar semakin semangat nih author ngetik ceritanya ^^

***

Ara akan berdiri, berniat memberi tahu Sinta bahwa Farhan sedang sakit namun tangan kekar itu menahan langkahnya.

"Jangan pergi, temenin aku disini."

Ara membeku di tempat, tak tau harus melakukan apa. Bibirnya tertarik membentuk senyuman tipis. Untuk pertama kalinya, seorang Farhan Gibran bersikap manis padanya.

"A-aku cuma mau bikinin bubur, Han."

"Nggak usah, disini dulu aja."

Ara mengangguk pasrah, kembali menemani Farhan. Tiba-tiba handphone Ara berbunyi, menandakan panggilan masuk, memunculkan nama 'Mami Shelin' di layarnya.

"Assalamualaikum, Mi."

"Waalaikumsalam Ara. Kamu apa kabar? Maaf mami baru sempat telfon sekarang."

"Hmm, Ara baik-baik aja disini. Tapi Farhannya.."

"Farhan kenapa?"

"Dia demam Mi, panasnya tinggi banget."

"Hah? Farhan sakit? Biasanya dia jarang banget sakit lhoh Ra."

"Iya Mi, ini juga salah Ara. Ara kurang care dan terlalu galak sama Farhan."

"Bukan salah Ara, mungkin emang Farhan nya aja yang kecapekan. Jangan salahkan diri kamu atas semua ini."

"Maafin Ara ya Mi, Ara belum bisa jadi istri yang baik buat Farhan."

Dada Ara sesak, ingin rasanya mengeluarkan tangis dari matanya namun sebisa mungkin ia tahan.

"Hush, nggak boleh gitu. Kamu istri terbaik kok buat Farhan."

Ara tersenyum tipis mendengarnya, tetapi masih diliputi rasa sesak yang menyelimuti dadanya.

"Maaf ya, Mami belum bisa kesana jengukin kalian, disini masih banyak kerjaan yang belum diselesaikan."

"Nggakpapa kok Mami, mungkin belum waktunya aja. Besok-besok kan masih bisa."

"Ya sudah, kamu jaga Farhan baik-baik ya Ra."

"Iya Mi, insyaallah Ara jaga Farhan sebaik mungkin."

"Oh iya, kalau seinget mami, dulu waktu Farhan terakhir sakit pas masih smp, itu maunya sembuh kalau di elusin kepalanya. Pokoknya kamu lembutin dia seharian pasti bakalan cepet sembuh anaknya."

"Gitu ya? Oke, akan Ara coba."

"Oke good luck ya sayang, salam buat kamu, mama kamu, Farhan juga, bilangin kalau mami kangen. Kalau ada waktu, pasti mami sempetin untuk ke Bogor. Baik-baik disana ya sayang, Wassalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Setelahnya Ara menutup sambungan teleponnya. Ia sungguh merasa bersalah karena telah menyuruh Farhan tidur diluar semalam, walau memang akhirnya Ara menyuruh Farhan untuk masuk. Rasanya ia tidak becus menjadi seorang istri untuk Farhan.

MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang