18 - gak peka

3.3K 203 23
                                    


"Gue harus nyusul Ara," ujar Farhan tiba-tiba, tidak ada nada main-main dalam ucapannya itu. "Gue bakalan nyusul Ara ke puncak."

Seketika Raka dan Aurel menatap Farhan dengan tatapan kaget. Tidak menyangka lelaki itu akan bertekat seperti itu.

"Lo yakin?" Tanya Raka heran.

"Gue yakin," Farhan menatap lurus jendela cafe di sampingnya. "Gue seratus persen yakin."

"Ah, masak," sinis Raka sambil mengangkat salah satu alisnya. "Besok ada ulangan Bahasa Inggris sama Bu Denada, lho. Yang nggak ikut ulangan dihukum suruh bikin pidato Bahasa Inggris tiga lembar. Lo mau?"

Mata tajam Farhan membulat sempurna. Sial, mengapa harus ada ulangan, apalagi dari Bu Denada, guru super killer di SMA Bhakti. Apalagi sekarang bu Denada sedang hamil anak keempat, membuat dirinya semakin mudah mengamuk. Dia bahkan bisa membuat muridnya kejang-kejang bila ia sedang merasa badmood.

Aurel menghela napasnya gusar. "Menurut gue, lebih baik lo ikutan ulangannya Bu Denada aja, deh. Lo tau sendiri kan, dia kejamnya kayak apa,"

"Tapi, gue—"

"—Lo emang mau kena amukannya Bu Denada?" Sela Aurel, membuat Farhan langsung membungkam mulutnya. "Urusan Ara, lo nggak perlu terlalu khawatir. Dia udah gede, Han. Dia bisa jaga dirinya sendiri, Insyaallah. Apalagi doi disana cuma tiga hari, bentar lagi juga pulang,"

Farhan tak berkomentar, dia memilih diam. Ucapan Aurel ada benarnya juga, kalau Ara itu sudah dewasa, dia bisa menjaga dirinya sendiri disana. Tapi tetap saja, hati Farhan merasa tidak tenang. Ia hanya takut kalau disana,

Ryan semakin mendekati Ara.

Lamunan Farhan seketika buyar, ketika ponselnya bergetar, menandakan ada pesan masuk. Farhan harap pesannya bukan dari para penggemarnya yang selalu mengejar-ngejar dirinya.

Kirana Amanda
|hai han, gue minta izin buat ikut lomba seni di puncak selama tiga hari. tolong lo urus keperluan rumah sendiri ya, kalo misal laper mending beli nasi goreng depan komplek, jangan kebanyakan makan mie instan.
|insyaallah gue disini fine-fine aja, gue bisa urus diri gue sendiri. maaf baru sempet kabarin :)
18.32

Farhan tersenyum simpul, hatinya merasa lega saat mengetahui kabar Ara disana baik-baik saja.

Farhan G.
gue khawatir banget sama lo|
deleted
pasti disana dingin kan? jangan lupa pakai jaket|
deleted

Hatinya terus menimang-nimang, bingung harus menjawab apa.

Farhan G.
oke|
18.35

Farhan meletakkan ponselnya di meja dengan malas. Jujur saja, ada rasa sesal di dalam hatinya setelah mengirim pesannya itu ke Ara.

Tiba-tiba ponselnya disambar Aurel, gadis itu dengan cekatan membuka dan mengecek satu-persatu isi pesan Ara dan Farhan. Raka pun ikut-ikutan kepo dengan isinya.

"Ih, lo itu gimana banget sih, Han?" Kesal Aurel.

"Gimana apanya?"

"Ara bahkan udah chat lo panjang lebar gini, dan cuma lo jawab sesingkat ini?" Aurel menenangkan napasnya, dia tidak ingin terbawa emosi. "Sumpah, cowok sejenis lo harus dibasmi dari muka bumi ini, Han."

MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang