"Lo mau maafin gue nggak, Ra?"
Ara terdiam sejenak, dia meremas piyamanya kuat-kuat. Pikirannya melayang kemana-mana.
"Ra?"
"Hah? Apa? Eh iya, gue maafin kok," jawab Ara seadanya.
Farhan tiba-tiba tersenyum, senyum yang begitu manis. Senyum yang belum pernah Ara lihat sebelumnya. Demi apapun, Farhan tanpa senyum saja sudah tampan bagi Ara, apalagi seperti ini.
"Ehm, eh— gue mau ke atas dulu," ujar Ara salah tingkah, dirinya sudah tidak kuat lagi.
Tanpa aba-aba, tiba-tiba Farhan menarik lengan Ara dan membawanya ke pelukannya. Ara tidak tahan lagi, jantungnya tidak bisa diajak kompromi, rasanya dia ingin berteriak sekarang juga. Sama halnya dengan Farhan, ia juga tidak menyangka mengapa tiba-tiba ia seperti ini.
"Lo— maksudnya kita, mau nggak saling buka hati?"
Mata Ara membulat. "Maksudnya?"
"Kita, lo dan gue, saling buka hati. Kita mencoba untuk nerima satu sama lain."
Ara semakin blank, dirinya tak bisa lagi berpikir, pelukan Farhan ini begitu erat padanya. "Lepasin dulu, gue nggak bisa mikir kalo gini,"
Farhan melepas rengkuhannya, tapi terus menatap Ara lamat-lamat. Membuat jantung Ara semakin tak karuan.
"Oke,"
Jawaban singkat Ara itu membuat Farhan kembali menunjukkan senyum manisnya. Tangan kanannya mengacak-acak gemas rambut panjang Ara yang dibiarkan tergerai saat di rumah.
Stop, Han! Gue bisa jantungan kalo begini terus!
"Oh iya, tadi gue beliin martabak manis, ada di meja,"
"Hah? Beneran? Martabak manis? Rasa apa?" Tanya Ara kegirangan.
"Cokelat keju,"
Ara melompat kegirangan. Dirinya tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya, badan rampingnya berlari mengambil bungkusan yang ada di meja dan dengan cepat melahapnya. Selain sedang lapar, dia juga sangat suka martabak manis, apalagi rasa cokelat keju.
Di tengah-tengah kelahapannya, Ara jadi terpikir. Sejak kapan Farhan tau kalau dirinya suka dengan martabak rasa cokelat keju? Apakah selama ini Farhan diam-diam tertarik padanya?
Ara jadi tak bisa berhenti tersenyum kalau mengingatnya.
oOo
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchmaking
Romance(13+) Kirana Amanda, biasa dipanggil Ara. Gadis periang berumur 18 Tahun, harus menjalani sesuatu hal yang mungkin sulit untuk dilakukan untuk orang lain seumurannya, Menikah. Farhan Gibran, pewaris tunggal dari keluarganya yang menuntutnya untuk m...