Mendengar suara gaduh yang berasal dari pertengkaran orang tuanya,ekspresi Haikal berubah datar.
"Siapa yang berantem sih?" gumam Fira
"Bu jusnya gk jadi,Haikal langsung anter Fira aja"
Melihat perubahan ekspresi wajah anak majikannya,Bu Asih mengiyakan perkataan Haikal.Bu Asih merasa miris pada keadaan keluarga majikannya.
"Loh Kal kenapa gk jadi??" tanya Fira
"Kamu nanti dicariin sama papa kamu,ini udh jamnya kamu pulang" Haikal beralibi
"Tapi kan.." Ucapan Fira terpotong karena Haikal sudah menarik tangannya menuju mobil,Haikal tidak sadar bahwa genggamannya kencang
"Gk usah tarik-tarik sih,aku bisa keluar sendiri.Sakit tau"
Haikal melepaskan genggaman tangannya
"Maaf" ucap Haikal datar dan melanjutkan langkah kakinya,
sedangkan Fira mengikuti dengan wajah kesalSesampainya di depan mobil Fira menolak untuk diantar karena masih merasa kesal
"Aku naik angkutan umum aja" ucap Fira ikutan datar
Haikal menarik nafas kemudian menghembuskannya mencoba menetralisir amarahnya,Dia sadar seharusnya tidak bersikap seperti itu karena Fira tidak tau apa-apa.
"Maaf gk seharusnya aku kasar,please maafin aku.Pulang aku anter ya" bujuk Haikal
"Lagi pula kalo aku udah bilang sama orang tua kamu untuk pulangin kamu dengan selamat tanpa ada lecet sedikitpun.Nanti kalo kamu naik angkutan umum desek-desekan,nanti kamu lecet trus aku bisa kena penggal" papar Haikal
Fira menaikan sebelah alis
"Lebay banget,aku biasa naik angkutan umum masih sehat wal afiat tuh"
"Pulang aku anter titik" ucap Haikal tak terbantahkan
"Hm" balas Fira kemudian masuk ke dalam mobil Haikal
Haikal pun masuk ke dalam mobilnya dan mengedarainya menuju rumah Fira
Di dalam mobil Fira hanya memandangi jalan dari jendela mobil,fikirannya melayang pada kejadian gaduh dirumah Haikal.
Ingin sekali Fira bertanya tapi diurungkannya.Melihat Fira yang merenung Haikal pun membuka suara
"Maaf,baru pertama kali kamu ke rumah aku udah disuguhin pertengkaran orang tua ku" ucap Haikal menyesal
Fira mengalihkan pandangannya pada Haikal
"Hah?"
"Yang bertengkar itu orang tua ku,maaf tadi udah narik tangan kamu"
Fira melihat ada kesedihan yang amat dalam di kedua mata Haikal
"Iya gk masalah" Fira memaklumi
"Dulu keluarga aku harmonis,tapi semua berubah semenjak Papa jadi dokter terkenal dan Mama jadi suster dengan alasan bantu papa.Papa sama Mama jadi sibuk sama urusan mereka,padahal diusia Raina dan Rayhan mereka butuh kasih perhatian yang lebih dari mereka" ucap Haikal menerawang
Fira yang mendengar menjadi iba
"Sabar ya,tapi hal itu jangan kamu jadiin alasan untuk benci mereka karena bagaimana pun mereka itu orang tua kamu.Aku yakin mereka itu sayang sama kamu cuma caranya aja yang salah.Mungkin mereka berfikir dengan uang kamu akan bahagia,tapi nyatanya engga.Coba kamu bicarain baik-baik sama mereka,cobalah untuk mengerti jangan cuma mau dimengerti" papar Fira panjang
"Aku gk pernah benci sama mereka,makasih Zhe"
"Baguslah,sama-sama.Kalo Mama kamu sibuk kan ada Mama aku,dia siap menjaga double R" ucap Fira tersenyum
"Mama kamu baik banget ya"
"Iyap,Aku beruntung dilahirkan dari rahim seorang wanita yang..yang yang apa ya susah mendeskripsikan Mama dengan kata-kata karena tidak ada kata yang pantas untuk mendeskripsikannya" ucap Fira
Haikal hanya tersenyum mendengarnya
Tak terasa mereka telah sampai di rumah Fira,di depan teras sudah ada Arkan yang menunggu kedatangan putri tercintanya.
"Assalamualaikum" ucap Fira dan Haikal
"Wa'alaikumussalam" balas Arkan
Fira dan Haikal bergantian mencium tangan Arkan
"Saya pulangin anak om tanpa lecet sedikitpun" canda Haikal
"Bagus bagus,kamu tau kan resikonya kalo sampe lecet sedikit saja" ucap Arkan dengan tangan yang bersada di leher seperti memegang pisau
"Tapi kan engga lecet om"
"Haha iya,duduk dulu Kal" ucap Arkan
"Makasih om,tapi saya langsung pulang aja"
Fira diam tak bersuara karena sudah kelelahan
"Yasudah,hati-hati"
Haikal mencium tangan Arkan dan langsung pulang
"Cape sayang?"
"Ngantuk Pah"
"Tidur dulu sana,masih jam setengah dua.Lumayan untuk bobo cantik"
"Gendong sampe kamar Pah"
Arkan menggendong putri tercintanya di punggungnya.Saat ingin menaiki tangga,Diana tampak berjalan ke arahnya
"Loh Fira kenapa Mas??" tanya Diana
"Kecapean dia sayang" balas Arkan
"Ooohh"
Arkan melanjutkan langkah kakinya,diana membuntuti dari belakang
Sesampainya di kamar Fira,Arkan merebahkan Fira di Ranjangnya.
"Makasih Papa" ucap Fira
"Sama-sama sayang,Papa keluar ya" ucap Arkan
"Kamu gk ikut aku keluar?" tanya Arkan pada Diana"Disini aja ah,temenin Fira" balas Diana
"Yaudah aku mau ke taman belakang dulu,ngurusin ikan"
Diana mengangguk
Arkan keluar dari kamar Fira
"Gimana tugasnya tadi??"
"Alhamdulillah lancar Mah,oh iya Mah Adiknya Haikal boleh main kesini kan??" ucap Fira kembali duduk
"Boleh dong sekalian temenin Mama,memangnya kenapa?"
"Syukur deh,mereka itu kasihan tau Mah kurang perhatian dan kasih sayang orang tuanya"
"Tuh kan feeling Mama bener"
"Feeling apaan??"
"Kalo mereka kurang kasih sayang,soalnya tadi Rayhan sama Raina bilang kalo ibunya jarang dirumah"
Fira hanya berohria saja
"Ngantuk Mah"
"Sini tidur Mamah temenin"
Akhirnya ibu dan anak itu pun terlelap dalam tidurnya
🐇
🐇
🐇Jangan lupa vote dan komennya
Sintamassawaliyah
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [Selesai]
Teen FictionJika kau memang orang yang ditakdirkan untuku,aku percaya kau akan kembali lagi padaku sejauh apapun kau pergi -Zhefira Faiha Angkasa Bila kau takdirku,aku akan kembali dan menjadikanmu pendamping hidupku sebagai penyempurna iman -Haikal Anindito a...